JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI
Friday, November 29, 2013
Add Comment
JENIS MANUSIA PURBA DI
INDONESIA DAN LUAR NEGERI
Manusia purba adalah manusia yang
hidup di zaman prasejarah yaitu zaman di mana pada saat itu manusia belum
mengenal tulisan. Fosil manusia purba di temukan di berbagai tempat di belahan
dunia. Baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Berikut ini adalah jenis-jenis fosil
manusia purba yang di temukan di seluruh dunia dan tempat penyebarannya.
Macam-Macam Fosil Manusia Purba Di
Dunia
Jenis-jenis fosil manusia purba yang ada di dunia di kelompokan menjadi:
1. Jenis Fosil Manusia Purba di Indonesia
- Pithecanthropus
Mojokertensis
- Meganthropus
Paleojavanicus,
- Homo Soloensis
- Homo Sapiens
2. Jenis Fosil Manusia Purba di daratan ASIA
- Pithecantropus
Pekinensis / Homo Beijinensis
- Pithecantropus
Latianensis
3. Jenis Manusia Purba di Afrika
- Australopithecus
Africanus
- Australipothecus Robustus
- Australopithecus
Boisli
- Homo Hanilis, dll
4. Jenis manusia Purba di Eropa
- Homo neanderthalensis
- Homo Hidelbergonsis
- Homo Cramogno
1. Manusia purba
di Indonesia
·
Pithecanthropus Erectus
Nama manusia purba ini berasal dari tiga kata,
yaitu pithecos yang berarti kera, anthropus yang berarti manusia, dan erectus
yang berarti tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus berarti “manusia kera yang berjalan tegak”. Nama sebutan itu didasarkan pada
fosil yang ditemukan. Penemuan ini berupa tulang paha yang lebih besar
dibandingkan tulang lengan. Demikian juga volume otaknya lebih besar dari pada
kera, tetapi lebih kecil dari pada manusia.
Fosil ini ditemukan oleh seorang ahli
purbakala dari negara Belanda yang bernama Eugene
Dudois. Fosil manusia purba ini ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1891. Fosil sejenis juga ditemukan
di Desa Jetis Mojokerto di lembah Kali
Brantas tahun 1936. Karena temuan itu berupa fosil anak-anak, oleh Weidenreich dinamakan Pithecanthropus Robustus. Von Koenigswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis, karena
ditemukan di Mojokerto.
·
Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus Palaeojavanicus berasal dari kata
mega yang berarti besar, anthropus yang berarti manusia, palaeo yang berarti
tertua, dan javanicus yang berarti Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus berarti “manusia besar tertua dari Jawa”. Arti
ini diambil berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tulang rahang
atas dan rahang bawah jauh lebih kuat dari pada Pithecanthropus Erectus. Fosil
ini ditemukan oleh von Koenigswald di
Sangiran, Surakarta pada tahun 1941. Sekarang di tempat tersebut dibangun
Museum Purbakala Sangiran. Von Koenigswald menganggap fosil ini lebih tua
dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
·
Homo
Homo berarti “manusia”. Fosil ini disebut homo
karena menurut penyelidikan yang dilakukan oleh von Koenigswald, makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari pada
Pithecanthropus Erectus. Bahkan makhluk homo sebanding dengan manusia biasa.
Ada dua jenis fosil homo, yaitu Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis.
Homo Soloensis berarti “manusia dari solo”. Fosil di temukan
oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandong lembah
Bengawan Solo. Sedangkan Homo Wajakensis berarti “manusia dari wajak”
karena memang ditemukan di Desa Wajak,
dekat Tulungagung Jawa Timur. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Jenis manusia purba ini setingkat
dengan Homo Soloensis. Fosil ini diperkirakan mirip dengan penduduk asli
Australia.
Berdasarkan perkembangannya dikenal jenis homo
yang lain yaitu Homo Sapiens. Homo Sapiens berarti “manusia cerdas”.
Jadi, jenis manusia ini jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk
sebelumnya. Jenis inilah yaang dikatakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia
yang berasal dari Yunan.
Menurut von
Koenigswald, fosil-fosil tersebut ditemukan di lapisan yang berbeda. Fosil Meganthropus Palaeojavanicus
ditemukan di lapisan dilluvium bawah (lapisan Jetis). Fosil Pithecanthropus
Erectus ditemukan di lapisan dilluvium tengah (lapisan Trinil). Adapun fosil
Homo ditemukan di lapisan dilluvium atas (lapisan Ngandong). Berdasarkan
keterangan tersebut dapat di simpulkan bahwa Meganthropus lebih tua dari pada
Pithecanthropus Erectus. Namun, Pithecanthropus Erectus lebih tua dibandingkan
dengan Homo.
2. Manusia purba
di Cina
Manusia purba yang ditemukan di Cina disebut Homo
Pekinensis, yang berarti “manusia dari Peking” (sekarang Beijing). Homo
Pekinensis ditemukan di Gua Choukoutien sekitar 40 km dari Peking. Fosil ini
ditemukan oleh seorang sarjana dari Kanada bernama Devidson Black. Berdasarkan
penyelidikan, kerangka jenis manusia purba ini menyerupai kerangka
Pithecanthropus Erectus. Oleh karena itu, para ahli menyebutnya juga dengan
nama Pithecanthropus Pekinensis atau Sinanthropus Pekinensis yang berarti
“manusia kera dari Peking”.
3. Manusia purba
di Afrika
Manusia purba yang ditemukan di afrika disebut
Homo Africanus yang berarti “manusia dari Afrika”. Fosilnya ditemukan oleh
Reymond Dart. Fosil ini ditemukan di dekat sebuah pertambangan Taung Bostwana,
tahun 1924. Setelah direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak
yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus
Africanus, karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya,
Robert Broom menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di
tempat yang sama.
4. Manusia purba
di Eropa
Manusia purba yang ditemukan di Eropa disebut
Homo Neandherthalensis. Nama itu mengandung arti “manusia Neanderthal”. Manusia
jenis ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman
Barat tahun 1856. Selain di Jerman, juga ditemukan di Gua Spy Belgia. Di
Prancis ditemukan manusia purba yang disebut Homo Cro Magnon.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa perbedaan antara
jenis Pithecanthropus Erectus dengan Homo Sapiens. perbedaan tersebut antara
lain sebagai berikut:
·
Ruang tengkorak Pithecanthropus lebih kecil dibandingkan Homo Sapiens,
sehingga volume otaknya juga lebih kecil. Ruang tengkorak Pithecanthropus
kurang dari 1000 cc, sedangkan ruang tengkorak Homo Sapiens lebih dari 1000 cc.
·
Tulang kening Pithecanthropus lebih menonjol ke depan.
·
Tulang rahang bawah Pithecanthropus lurus ke depan sehingga tidak berdagu,
sedangkan Homo sapiens berdagu.
·
Tulang rahang dan gigi Pithecanthropus lebih besar dan kuat dari pada
tulang rahang Homo sapiens.
Tinggi dan
berat badan Homo Sapiens lebih besar yaitu 130-210 cm dan 30-150 kg.
0 Response to "JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI"
Post a Comment