SEJARAH PERJUANGAN BANGSA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
Wednesday, March 12, 2014
Add Comment
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
I.PENDAHULUAN
Uraian dalam makalah ini
akan dipusatkan pada pembahasan sejarah perjuangan bangsa dan semangat
kebangsaan yang tumbuh untuk mencapai kemerdekaan hingga terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Apa dan mengapa perlu mengetahui dan mengembangkan
sejarah peruangan dan semangat kebangsaan dalam pendidikan kewarganegaraan?
Tugas Pkn, khususnya dalam mengembangkan pendidikan demokrasi, adalah
mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), tangung
jawab warga negara (civic responsibility) dan partisipasi warga negara (civic
participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk
warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melaikan juga dalam
dimensi spiritual, emosional dan sosial.
Agar semua ciri warga negara
dalam paradigma baru Pkn yang multidimensional ini dapat terwujud dan tercapai,
maka aspek sejarah kebangsaan dari warga negara tidak boleh dilupakan. Karena
dengan mengetahui dan mau belajar sejarah, maka suatu bangsa diharapkan dapat
bersikap dan berperilaku cerdas baik secara rasional, spiritual, emosional
maupun sosial. Sasaran lebih jauh, seseorang yang mengetahui dan mau belajar
dari sejarah, yakni mengambil makna dan hikmah dari sejarah maka akan semakin
bijak dalam bertindak dan mahir dalam mengambil keputusan.
Sejarah perjuangan bangsa
dan semangat kebangsaan suatu bangsa akan terus dipelajari, dipelihara dan
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Hal ini akan dilakukan oleh
bangsa manapun karena apabila suatu bangsa tidak mengetahui sejarah bangsanya
sendiri, maka bangsa tersebut akan kehilangan arah kehidupan menuju masa depan.
Presiden Soekarno pernah menyatakan bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang
mampu menghormati jasa-jasa para pahlawan”. Dari pernyataan ini tersirat betapa
pentingnya generasi sekarang mengetahui sejarah bangsanya. Oleh karena itu
dalam pendidikan kewarganegaraan, sejarah perlu dibelajarkan dan dikaji secara
kritis sedangkan semangat kebangsaan perlu terus dipelajari dan disegarkan
karena dimensi ini akan mengalami pasang surut. Suatu praktek kehidupan
masyarakat yang demokratis tidak diturunkan dengan sendirinya melainkan harus
dipelajari melalui proses pendidikan.
Pentingnya pengetahuan
sejarah bagi suatu bangsa tidak diragukan lagi. Namun ada hal lain yang lebih
penting untuk kepentingan proses pembelajaran, pengetahuan dan penerapan, yakni
proses pembentukan peserta didik agar menjadi warga negara yang mengetahui sejarah
bangsanya dan mau bersikap yang menunjukkan rasa semangat kebangsaan yang besar
dan belajar dari sejarah pelaksanaan proses pembelajaran ini merupakan tugas
kita.
II.RUMUSAN MASALAH
A.
Apa, Kapan dan Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia dan Semangat Kebangsaan?
B.
Apa dan Mengapa Terjadi Perjuangan Kebangsaan?
C.
Apa dan Untuk Apa Sejarah Perjuangan Bangsa dan Semangat
Kebangsaan?
D.
Bagaimana Penerapan Semangat Kebangsaan dalam Kehidupan
Sehari-hari?
III.PEMBAHASAN
A.
Apa, Kapan Dan Bagaimana Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia dan Semangat Kebangsaan?
Ada dua substansi pertanyaan
materi dalam uraian di bawah ini. Pertama, apa, kapan dan bagaimana
sejarah perjuangan bangsa Indonesia itu? Kedua, apa dan untuk apa semangat
kebangsaan itu? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih dahulu perlu ada
pembatasan pengertian atau istilah dalam membahas sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dan semangat kebangsaan ini. Ada dua konsep kunci (key concept),
yaitu perjuangan bangsa dan kebangsaan. Istilah ini sudah banyak diterapkan
dalam berbagai konteks atau aktivitas. Setidaknya ada tiga pengertian
perjuangan secara harfiah:
1)
Istilah
perjuangan identik dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan
untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan;
2)
Perjuangan
berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya;
3)
Dalam konteks
politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan,
pelanggaran dan konflik.
Sedangkan konsep kebangsaan
menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (nation) atau
kesadaran diri sebagai warga negara dari suatu negara tertentu. Faham yang
mendasarkan diri pada perasaan kebangsaan, atau ajaran untuk mencintai bangsa
dan negara sendiri disebut nasionalisme. Termasuk dalam kategori manakah
pengertian perjuangan bangsa Indonesia dalam konteks sejarah yang akan
diuraikan di bawah ini? Untuk menjawab pertayaan ini ada baiknya mengikuti
uraian berikut ini.
Dua konsep, perjuangan
bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa sejarah yang
menunjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan terjadi secara bersamaan dan
tidak dapat dipisahkan. Hal yang perlu ada pembatasan adalah sejak kapan
dimulainya perjuangan bangsa Indonesia dan munculnya semangat kebangsaan itu? Mengingat
terlalu luasnya istilah perjuangan bangsa Indonesia, maka dalam pembahasan ini
perjuangan bangsa Indonesia yang dimaksud adalah perjuangan bangsa Indonesia
melalui pergerakan rakyat dan organisasi kemasyarakatan maupun politik untuk menjadi
suatu bangsa dan negara yang merdeka. Apabila pembatasan ini yang dijadikan
kriteria maka pembahasan sejarah perjuangan dimulai sejak munculnya kesadaran
berbangsa atau kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad ke -20 dan mencapai puncaknya
pada tanggal 17 Agustus 1945 yakni saat diproklamirkannya kemerdekaan Negara
Republik Indonesia oleh Ir Soekarno.
Menurut Surdjomihardjo (1989),
perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di negara-negara Asia yang pernah
mengalami proses penjajahan, pada umumnya mencapai puncaknya pada pertengahan
abad ke -20, yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945 - 1955.
Negara-negara yang merdeka pada periode tersebut selain Indonesia adalah
Libanon dan Syria (21 Juni 1945), Yordania (22 Maret 1946), Filipina (4 Julu
1946), India dan Pakistan (15 Agustus 1947), Burma atau Myanmar (4 Januari
1948), Srilanka (4 Februari 1948), Indo Cina atau Vietnam (20 Juli 1954). Dan
masih banyaklagi Negara-negara lain yang merdeka terutama setelah diadakannya
Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Perjuangan untuk melepaskan
diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di nusantara
jauh sebelum abad ke -20. Hanya perjuanganya belumlah bersifat nasional aatau
kebangsaan untuk membentuk suatu negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh
sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara
lokal sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan/lokal.
Pada tahun 1920-an, ada lagi
peristiwa penting terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju
suatu negara kesatuan adalah munculnya sebagai organisasi pemuda dari berbagai
wilayah di nusantara yang menyatakankeinginan untuk bersatusebagai suatu
bangsa. Garakan ini kemudian diawali dengan berdirinya Jong Jva yang disebut
juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia). Perkumpulan pemuda ini merupakan
perkumpulan kaum kaum laki-laki pertama yang didirikan di jakarta tahun 1915.
Selanjutnya disusul pula oleh Jong Sumatranen Bond yang didirikan tahun 1917.
Tujuannya adalah memperkokoh hubungan ikatan diantara murid-murid asal sumatra
dan menanam keinsyafan bahwa mereka kelak akan menjadi pemimpin. Jong
Islamietan Bond (JIB), ialah perkumpulan baru yang didirikan oleh orang-orang
yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal memajukan Islam dalam wadah Jong
Java. JIB yang diketahui oleh R.Sam dan Haji Agus Salim sebagai penasihat
bertujuan memajukan tentang Islam, hidup secara Islam dan persatuan Islam.
Perkumpulan pemuda lainya yang berdasarkan kedaerahan meliputi Jong Minahasa,
Jong Ambon dan Jong Celebes.
Upaya kelompok pemuda yang
dirintis sejakmlama itu mencetuskan sita-citanya dalam suatu Kongres Pemuda ke
II di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Isi pernyataan para pemuda yang
berasal dari seluruh organisasi kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita
Indonesia Besatu.
Isi pernyataan yang dikenal
pula dengan istilah Sumpah Pemua itu berbunyi:
KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERTANAH AIR
YANG SATU TANAH AIR INDONESIA, KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG
SATU BANGSA INDONESIA, KAMI BANGSA INDONESIA MENGAKU BERBAHASA SATU BAHASA
INDONESIA.
B.
Apa dan Mengapa Terjadi Perjuangan Kebangsaan?
Bangsa, seperti yang
dikemukakan oleh Ernest Renan, adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau
dipersatukan oleh adanya persamaan nasib
dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama
untuk kehidupan di masa depan. Definisi ini sangat tepat apabila diterapkan
untuk kondisi bangsa Indonesia. Sehingga adanya perjuangan dari seluruh rakyat
Indonesia untuk membentuk suatu bangsa (Indonesia), pada hakekatnya karena ada
persamaan nasib, yakni sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa barat.
Hampir semua orang yang di
wilayah nusantara ini merasakan bagaimana sakit dan penderitaan selama dalam
alam penjajahan. Misalnya, tanam paksa (culture
stelsel) oleh Van Der Bosch tahun
1828, seorang Gubernur Jenderal kepercayaan Ratu Wilhelm І dalam pemerintahan
Hindia Belanda. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari
sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah Hindia
Belanda dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda.
Adapun pokok-pokok peraturan
tanam paksa itu sebagai berikut:
1)
Petani
diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami oleh tanaman wajib,
yang akan diperdagangkan oleh pemerintah. Tanaman wajib itu berupa taruma
(nila), tebu, tembakau, kopi.
2)
Hasil tanaman
wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan oleh
pemrintah.
3)
Tanah yang
dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah.
4)
Tenaga yang
diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh melebihi tenaga
kerja demi penggarapan tanah.
5)
Mereka yang
tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja diperkebunan selama 65 hari
setahunnya.
6)
Kerusakan
tanaman wajib diluar kesalahan petani ditanggung oleh pemerintah.
Namun demikian,
ditengah-tengah penderitaan rakyat Indonesia akibat praktek cultur stelsel sedangkan di negeri
belanda sendiri terjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat
di nusantara yang mengalami proses pembodohan dan pemiskinan, muncul pula
suara-suara yang ingin membela rakyat jajahan di parlemen Belanda terutama dari
partai liberal yang memenangkan pemilu pada saat itu. Orang-orang yang menaruh
simpatik atas penderitaan rakyat di nusantara itu adalah:
1)
Baron Van
Houvell, seorang pendeta yang bekerja bertahun-tahun di wilayah nusantara
sehingga tahu kondisi rakyat di tanah air saat ini. Ketika kembali ke nageri
Belanda, ia menjadi anggota parlemen dan membeberkan tentang kesengsaraan
rakyat di Indonesia.
2)
Eduard Douwes
Dekker, terkenal dengan nama samaran Multatuli, bekas Asisten Residen Lebak
yang minta berhenti karena tidak tahan dengan kesengsaraan rakyat lebak akibat
penjajahan Belanda. Dalam bukunya “Max Hevelaar” yang ditulis tahun 1860
menggambarkan bagaimana penderitaan rakyat Banten akibat penjajahan Belanda.
3)
Mr. Van
Deventer, yang gigih berani membela kepentingan rakyat Indonesia dan
berpendapat bahwa Belanda mempunyai hutang budi kepada seluruh rakyat
Indonesia. Hutang ini harus dibayar oleh Belanda dan ia mengusulkan agar
Belanda menerapkan Etische Politik, ialah politik balas budi yang
terdiri atas tiga progam: edukasi, transmigrasi, dan irigasi. Semua program ini
hendaknya dilaksanakan hanya semata-mata untuk mmembantu rakyat indonesia. Namun
kenyataannya jauh dari harapan rakyat Indonesia yang selama ini telah
diharapkan dan dinantikan.
Sejak inilah muncullah
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama dalam
penjajahan. A.K. Pringgodogdo (1991) membagi masa perjuangan di Indonesia atas
lima dimensi, yakni:
1)
Pergerakan
politik;
2)
Pergerakan
Serekat Sekerja;
3)
Pergerakan
keagamaan;
4)
Pergerakan
wanita; dan
5)
Pergerakan
pemuda.[1]
C.
Apa dan Untuk Apa Sejarah Perjuangan Bangsa dan Semangat
Kebangsaan?
1)
Sejarah
bangsa
Sejarah bangsa kita telah
mencatat tonggak-tonggak keberhasilan perjuangan para patriot bangsa, baik
perjuangan sebelum tahun 1908 maupun perjuangan sesudah tahun 1908. Puncak
keberhasilan perjuangan tersebut adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia
tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah telah mencatat pula
peristiwa-peristiwa politik yang ditunjukkan oleh putra-putra bangsa pada saat
perang mempertahankan kemerdekaan baik pada Agresi Militer I sejak tanggal 21
Juli 1947 maupun yann kedua sejak tanggal 19 Desember 1948. Kini bangga kita
tengah dituntut untuk melaksanakan reformasi dalam segala bidang kehidupan
untuk meningkatkan harkat, martabat, dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
2)
Pasal 30 UUD
1945
Dalam pasal 30 (ayat 1) UUD
1945 ditentukan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, secara tersirat UUD 1945
mewajibkan kepada kita untuk mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai semangat
kebangsaan.
Pada uraian diatas,kita
telah mengenal kapan dan bagaimana munculnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membentuk suatu bangsa dengan semangat kebangsaan serta latar belakangnya.
Dapatkah kita menyimpulkan makna peristiwa kebangkitan nasional tersebut? Dari
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya membentuk suatu “Nation” dapat
disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan atas kesadaran sebagai bangsa sangatlah
besar. Bahkan munculnya semangat kebangsaan dalam diri setiap tokoh pergerakan
kebangsaan, secara tidak langsung merupakan dampak dari pendidikan yang merupakan
program dari politik etis (Etische
Politic). Dari sejarah ini pun kita dapat mengambil pelajaran betapa
pentingnya kita belajar dari sejarah (pengalaman) bangsa kita dalam upaya
membangkitkan semangat kebangsaan.[2]
Memahami dan mengerti
sejarah sangat penting bagi suatu bangsa tersebut dapat mengambil hikmah
(pelajaran) dari masa lalu tersebut. Sebagaimana telah di uraikan terdahulu
bahwa sejarah merupakan peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik
pada masa kini akan menjadi sejarah pada maa mendatang. Oleh karena itu, tidak
diragukan lagi para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar PKn dapat
mengambil makna dari sejarah perjuangan bangsa untuk dijadikan pelajaran pada
masa kini dan esok. Dengan demikian, semangat kebangsaan, cinta tanah air dan
peradaban yang telah dipupuk melalui proseswaktu yang lama akan tetap
terpelihara dan semakin maju.
3) Kesadaran Berbangsa
Munculnya kesadaran
berbangsa dan bernegara bagi rakyat nusantara yang sama-sama dalam penjajahan
ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang terbagi atas lima
dimensi, yakni:
1)
Pergerakan
Politik;
2)
Pergerakan
Sarekat Sekerja;
3)
Pergerakan
Keagamaan;
4)
Pergerakan
Wanita; dan
5)
Pergerakan
Pemuda.
Pergerakan pada masa
penjajahan belanda ini dibagi menurut kurun waktu sebagai berikut:
1)
Pada masa
1908-1920 di tandai oleh munculnya organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri
atas Budi Utomo, Sarekat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan
dan perkumpulan campuran;
2)
Pergerakan
politik pada masa 1920-1942 untuk organisasi Indonesia meliputi Partai komunis
Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, studieclub-studieclub, partai Nasional
Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan ke daerahan, dan golongan berdasarkan
keagamaan;
3)
Pergerakan
Politik pada maa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai
Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat
Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII,
Parii,Penyedar, PII, dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan,
golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Melalui organisasi politik,
perjuangan bangsa Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk menapai kemerdekaan
dari penjajahan asing karena mereka sadar akan nasibnya yang sedang dijajah
sehingga kondisinya, miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan
nasibnya sendiri. Karena itulah, muncul berbagai gerakan yang mengarah pada
upaya untuk mempersatukan diri melawan penjajahan dengan berbagai taktik
perjuangan yang dilandasi oleh semangat kebangsaan dan nasionalisme yang kuat.
Penagertian semangat kebangsaan, merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan
dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan
terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan.
Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat
rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa yang bersih. Rasa kesetiakawanan
sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela
berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau
demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Bagi
bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki semangat kebangsaan,
juga harus didukung dengan jiwa yang bersih yang tinggi. Jiwa yang bersih akan
melekat pada diri seseorang, manakala orang tersebut tahu untuk apa mereka
berkebangsaan.[3]
Bahwa jiwa yang bersih dan
semangat kebangsaan yang kuat merupakan faktor penting untuk mencapai banyak
macam tujuan, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, militer, social dan
bahkan olahraga. Pengaruh uang dan benda memang tak dapat diabaikan pada zaman
serba global seperti sekarang ini, tetapi tidak dengan sendirinya dan tidak selamanya
pemilikan uang dan benda menjamin pencapaian tujuan. Malahan sebaliknya,
sekalipun ada uang dan benda, tetapi tanpa kekuatan jiwa yang bersih dan semangat kebangsaan jarang ada usaha mencapai tujuan
dengan sukses.
D.
Bagaimana Penerapan Semangat Kebangsaan dalam Kehidupan
Sehari-hari?
Kita harus selalu mengembangkan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat. Semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, misalnya ketika zaman
penjajahan, bangsa Indonesia mengalami penderitaan yang hebat dari penjajah.
Penderitaan yang hebat ini melahirkan tekad untuk mengusir para penjajah dari
tanah air Indonesia. Untuk mewujudkan tekad itu, bangsa Indonesia melawan para
penjajah dengan penuh semangat kebangsaan, semangat kebangsaan untuk mengusir
penjajah ini berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 yang membuahkan hasil
proklamasi kemerdekaan Indonesia.[4]
Penanaman semangat
kebangsaan harus diberikan pada saat masih ber-usia dini, karena dengan
demikian akan lebih mudah mengembangkan semangat kebangsaan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu karakter semangat kebangsaan dalam
berbangsa.
Mengembangkan nilai-nilai
semangat kebangsaan tidak selamanya berjalan mulus. Kita harus siap menghadapi
resiko-resiko yang mungkin timbul, seperti dianggap sok pahlawan atau dituduh
mencari muka. Kita juga harus hati-hati mengembangkan semangat kebangsaan supaya
tidak menjurus ke arah yang negatif, yaitu terlalu fanatik dengan segala hal
yang berhubungan dengan diri kita sendiri.
Sikap semangat kebangsaan
harus selalu diimbangi semangat kerjasama dan kebersamaan agar kita tidak jatuh
pada sikap-sikap negatif, seperti selalu mengunggulkan keluarganya sendiri,
mengunggulkan sekolahnya sendiri atau membela lingkungan RT/RW-nya secara
membabi buta.
Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, semangat kebangsaan harus selalu kita jaga agar tidak menjurus
ke arah provinsialisme dan chauvinisme.
Namun juga kenyataannya
bahwa cukup banyak manusia Indonesia yang tidak sanggup melawan penjajah dan
memilih untuk berpihak kepadanya. Hanya manusia Indonesia dengan Semangat 1945
merupakan pengecualian yang cukup banyak jumlahnya dan kuat jiwa serta semangat kebangsaannya sehingga menjadi critical
mass yang dapat menentukan mainstream atau arus utama perjuangan
kemerdekaan. Tanpa peran Generasi Pejuang 1945 tidak mungkin terwujud Republik
Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Sikap dan perilaku yang
mencerminkan rasa semangat kebangsaan antara lain seperti berikut.
1)
Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2)
Sanggup dan
rela berkorban untuk kepentingan negaradan bangsa apabila diperlukan.
3)
Mengembangkan
rasa semangat kebangsaan.
4)
Mengembangkan
rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5)
Memelihara
ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6)
Memelihara
ketertiban duniayang berdasarkan Indonesiaatas dasar Bhineka Tunggal Ika.
7)
Memajukan pergaulan
demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini semua hendaknya
dilakukan dalam rangkaian kesatuan seluruh sila pancasila.
Penghayatan pancasila
khususnya yang berkaitan dengan sikap semangat kebangsaan dapat diwujudkan
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.[5]
a)
Lingkungan
keluarga
·
Menghormati
orang tua dan orang yang dituakan dalam keluarga.
·
Bersedia
membimbing dan menasihati adik.
·
Menjalankan
norma-norma yang ada di keluarga.
b)
Lingkungan
sekolah
·
Dalam
pergaulan tidak memilih teman.
·
Mengikuti
setiap upacara bendera.
·
Berangkat
sekolah tidak pernah telat.
c)
Lingkungan
masyarakat
·
Menaati
peraturan yang berlaku di masyarakat.
·
Menghormati
sesama warga.
·
Ikut kerja
bakti.[6]
IV.KESIMPULAN
Memahami dan mengerti
sejarah sangat pentingbagi suatu bangsa agar bangsa tersebut dapat mengambil
hikmah (pelajaran) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan
peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa plitik pada masa sekarang yang
akan menjadi sejarah pada masa mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana
dalam belajar PKn dapat mengambil makna dari sejarah perjuangan bangsa untuk
dijadikan pelajaran pada masa kini dan esok.
Suatu peadaban dan
kebudayaan tidak lahir dengan sendirinya secara tiba-tiba. Untuk membentuk dan
melahirkan suatu peradaban diperlukan waktu dan proses transformasi (pewarisan)
yang inovatif serta proses pengembangan ke arah yang semakin maju. Proses
tersebut antara lain dijalani melalui pendidikan sejarah bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada
siswa pada hakeketnya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan berpikir
melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendaknya dapat membantu peserta
didik untuk berpikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa dan kapan, melainkan
perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana.
Pembelajaran sejarah yang
baik adalah pembelajaran yang dapat membuat anak menjadi peka bahwa orang tidak
akan mengalami peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
Sejarah dalam pkn harus secara aktif
melibatkan siswa dalam proses penelitian sejarah agar dapat mengambil makna
sejarah. Para siswa hendaknya belajar bagaimana memikirkan lagi argumen
yangdikemukakan oleh para sejarahwan, mempertanyakan interpretasi sejarahwan
terhadap suatu fakta dan peristiwa, dan memberikan masukan alternatif tentang
penjelasan peristiwa.
Hal ini semua hendaknya
dilakukan dalam rangkaian kesatuan seluruh sila pancasila.
Penghayatan pancasila
khususnya yang berkaitan dengan sikap semangat kebangsaan dapat diwujudkan
dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
d)
Lingkungan
keluarga
·
Menghormati
orang tua dan orang yang dituakan dalam keluarga.
·
Bersedia
membimbing dan menasihati adik.
·
Menjalankan
norma-norma yang ada di keluarga.
e)
Lingkungan
sekolah
·
Dalam
pergaulan tidak memilih teman.
·
Mengikuti
setiap upacara bendera.
·
Berangkat
sekolah tidak pernah telat.
·
Tidak berbuat
anarkis didalam dan dilingkungan sekolah.
·
Patuh
terhadap segala peraturan disekolah.
f)
Lingkungan
masyarakat
·
Menaati
peraturan yang berlaku di masyarakat.
·
Menghormati
warga yang tua dan diyuakan.
·
Menghormati
sesama warga.
·
Ikut kerja
bakti.[7]
V.PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat saya susun, saya menyadari bahwa makalah saya susun ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sangat membangun
saya harapkan. Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah yang telah saya
susun ini, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi saya mohon maaf,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
[1]Drs. Sapriya, M.Ed, Pendidikan
Kewarganegaraan Model Pengembangan Materi Dan Pembelajaran, (Bandung : Rizki Offset ,2003), hlm.67-72
[2]Drs. Sunardi h.s dan Drs.Mas’ud
Asy, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 3 Sltp
Semester 1 dan 2 (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003) hlm. 7
[3]Drs. Djarmanto, Panduan Belajar
Ppkn Smu Untuk Kelas1 (Salatiga : Erlangga, 2003), hal,1-3
[4]Drs. Sunardi H.s dan Drs.Mas’ud
Asy, Op . cit hlm
13
[5]Bambang Suteng S.,dkk, Panduan Belajar Ppkn Smu Untuk Kelas1
(Salatiga : Erlangga, 2003), hlm. 9-10
[6]Drs.Windu Winata W. M.pd & Drs. Supriyanto Wm. Pendidikanpancasila Dan Kewarganegaraan Untuk Kelas 3 smu (Solo: Pt Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003),
hlm. 9
[7] Bambang Suteng S.,dkk, Op. cit. hal 60
0 Response to "SEJARAH PERJUANGAN BANGSA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN"
Post a Comment