FASE PERKEMBANGAN MASA REMAJA

FASE PERKEMBANGAN MASA REMAJA


 I.            PENDAHULUAN
Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu kosep yang relative baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara Barat istilah remaja dikenal dengan ”adolescene” yang berasal dari kata dalam bahasa Latin ”adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja ), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. [1]
”Remaja”, kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata bahwa remaja merupakan kelompok yang biasa saja, tiada beda dengan kelompok manusia yang lain. Sementara pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering menyusahkan oorang-orang tua. Pada pihaknya lagi, menganggap bahwa remaja sebagi potensi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi, manakala remaja sendiri yang dimintai kesannya, maka mereka akan menyatakan lain. Mungkin mereka berbicara tentang ketakacuhan, atau ketidak-perdulian orang-orang dewasa terhadap kelompok mereka. Atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya ”dunia” tersendiri sukar dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adannya kesan remaja bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggungjawab terhadap bangsa dalam masa depan.[2]
Dilihat dari penjelasan diatas, bahwa seorang remaja butuh kebabasan dalam setiap gerak-geriknya yaitu ingin bebas dari beban dan orang tua, meskipun apa yang dilakukan oleh kalangan remaja biasa dianggap negatif para orang tua. Dan dengan penjelasan diatas, timbul beberapa pertanyaan, permasalahan, dan diskripsi remaja yang kami akan rangkap di dalam rumusan masalah pada makalah kami.





II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Usaha-Usaha Untuk Mengerti dan Memahami Remaja
B.     Apa Yang Kita Inginkan untuk Remaja?
C.    Ciri-Ciri Penting Remaja
D.    Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (Jasmani) Remaja
E.     Remaja Bermasalah
F.     Yang Dibutuhkan Remaja Pada Masa Remaja
G.    Persahabatan Remaja dalam Kelompok


III.            PEMBAHASAN
A.    Usaha-Usaha Untuk Mengerti dan Memahami Remaja
Pendekatan mana pun yang dijalani oleh pembina (pendidik dan pembimbing), sebelum ataupun bersamaan dengan usaha konkrit dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan pemahaman para pendidik atau pembimbing terhadap remaja. Satu diantara contoh hangat, adalah adannya gejolak emosi tak terkendali dalam kampanye 1982 yang dikenal sebagai ”peristiwa Lapangan Banteng” yang ”berkorban gejolaknya” ditujang oleh vitalitas, semangat pemuda (sebagian besar remaja ) yang tak terkendali. Demikian pula dengan ekses-ekses yang dikenal istilah ”kenakalan remaja,” suatu peristiwa yang sering hangat dalam mampir setiap tahun.[3]
Melihat kenyataan dalam contoh diatas, maka adannya pengertian dan pemahaman pembina (pendidik dan pembimbing) terhadap seluk-beluk kejiwaan remaja merupakan hal yang tak dapat ditawar-tawar lagi; jika kelompok remaja ini dibina, dididik dan dibimbing mencapai tujuan mulia. Satu di antara usaha pengertian dan pemahaman dimaksud adalah dengan mengetahui dan mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan psikis dan kematangan sosialnya.

B.     Apa Yang Kita Inginkan untuk Remaja?[4]
Orang tua menginginkan remaja mereka menuju arah-arah tertentu. Kita ingin mereka berpendidikan, bertanggung jawab, tidak nakal, dan peduli. Apakah ada orang tua yang tidak menginginkan ini bagi anak-anak mereka? Bagaimana kita membantu remaja untuk mencapai tujuan ini? Yaitu dengan cara menanamkan perasaan, diantaranya :
a.      Kasih
Hubungan kasih sayang membentuk landasan kehidupan dan kerja sama keluarga. Tanpa kasih, orang tua biasanya hanya memiliki keuntungan karena mereka dapat menghukum dan menahan uang jajan mereka. Dan ini bukan strategi ideal.
b.      Kelakar
Emosi mempengaruhi bagaimana dan apa yang kita lakukan dan ingin kita lakukan. Emosi positif ini penting untuk pertumbuhan remaja yang seahat. Berkelakar dan tertawa bukanlah hal yang sepele; melainkan viatamin yang penting kejiwaan.
c.       Kaidah, dan
Kaidah bukan melulu tentang pengekangan, melainkan lebih berupa fokus dan arah, serta penetapan batas. Ketrampilan yang dimiliki orang tua dan anak-anak dalam menentukan tujuan dan memecahkan masalah akan membantu remaja tetap pada jalur yang benar dan mewujudkan gagasan-gagasan bagus menjadi tindakan yang konstruktif.
d.      Koneksi
Remaja lebih banyak menjadi konstributor daripada konsumen, dan lebih baik memiliki daripada pembeli. Dalam dunia yang semakin kompleks dan canggih, orang tua tidak mungkin bisa ”melakukan semuanya” dan ”menjadi segalanya” bagi mereka. Kemampuan kita untuk membantu mereka membina ikatan atau koneksi yang sehat setidaknya sama penting dengan hal-hal yang kita lakukan langsung untuk mereka atau bersama mereka.

C.    Ciri-Ciri Penting Remaja[5]
1.      Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Tanner mengatkan (156) :
”Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Taka dapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut.”
2.      Masa Remaja sebagai Periode Perahlian[6]
Dalam setiap periode perahlian, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Kalau remaja berusaha berperilaku seperti anak-anak, ia akan diajari untuk ”bertindak sesuai umurnya.” kalau remaja berusaha berusaha berperilaku seperti orang dewasa, ia seringkali dituduh ”terlalu besar untuk celananya” dan dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya (58).
3.      Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Ada empat perubahan yang sama hampir bersifat universal. Pertama, meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Karena perubahan emosi biasanya lebih cepat selama remaja awal, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir masa remaja.
Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan masalah yang dihadapi sebelumnya. Remaja akan tetapa merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri menyelesaikan menurut kepuasannya.
Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang ada pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. Misalnya, sebagian besar remaja tidak lagi menganggap bahwa banyaknya teman merupakan petunjuk polpularitas yang yang lebih penting daripada sifat-sifat yang dikagumi dan dihargai oleh teman-teman sebaya. Sekarang mereka mengerti bahwa kualitas lebih penting daripada kuantitas.
Keempat, sebnagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan , tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
4.      Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah[7]
Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja mersa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru.
5.      Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak, penyusaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar daripada individualitas. Seperti telah ditnujukan, dalam hal pakaian, berbicara dan perilaku anak yang lebih besar ingin lebih cepat seperti teman-teman gengnya.
Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temanya dalam segala hal.

6.      Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, ”banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya, banyak diantaranya bersifat negatif”. Anggapan streotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simp[atik terhadap perilaku remaja yang normal.
7.      Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temanya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah
8.      Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Dengan semakin mendekatnya usia kematangan  yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan streotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belum cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa. Yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra mereka inginkan.

D.    Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (Jasmani) Remaja[8]
Menjelang awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relatif kurang, maksudnya tidak sepesat dalam masa remaja awal. Diungkapkan oleh E.B. Hurlock bahwa pada usia 18 tahun bagi wanita dan usia 20 tahun bagi remaja pria keadaan tinggi badan mengalami pertumbuhan yang lambat, sehingga penambahan tinggi badan, bila terjadi, tidak begitu banyak.



Perubahan Eksternal[9]
Tinggi Badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang usia tujuh belas dan delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya.
Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perbahan tinggi badan
Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik. Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.
Organ Seks, seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
Perubahan Internal
Sistem Percernaan, perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi lampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan didinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertmbah panjang.
Sistem  Perederan Darah, jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas tahun atau delapan belas tahun, berat duanya kali dua lebih berat pada waktu lahir.
Sistem Pernapasan, kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun, anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.
Sistem Endokrin, kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal puber.
Jaringan Tubuh, perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas. Jaringan, selain tulang, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.



E.     Remaja Bermasalah[10]
Remaja yang pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dalam itu, jika dihadapkan pula kepada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi, penuh kontradiksi dan ketidakstabilan, maka akan mudahlah mereka jatuh kepada kesengsaraan batin, hidup penuh kecemasan, ketidakpastian dan kebingungan. Problem remaja yang agak menonjol belakangan ini antara lain :
a.       Kehilangan semagat dan kemampuan belajar
b.      Kenakalan (kerusakan moral)
c.       Penyalahgunaan narkotika

Tidak dicapainya kebahagiaan oleh seseorang remaja, tidak dengan sendirinya akan mengalami masalah yang serius. Antara kebahagiaan yang dicapai oleh seseorang remaja dengan masalah serius dialaminya, terdapat bentangan garis menurut intensitas. Pembagian masalah menurut intesitas seperti diuraikan lebih lanjut. Dalam pembagian besarnya terdiri dari :[11]
1.      Bermasalah wajar yang menurut ciri-ciri masa remaja
2.      Bermasalah menengah yang bersangkutan dengan tanda-tanda bahaya atau ”danger signals
3.      Bermasalah taraf kuat yang meliputi bermasalah yang pasif (withdrawal) dan bermasalah yang agresif.

F.     Yang Dibutuhkan Remaja Pada Masa Remaja
Jika kita anggap masa remaja sebagai perjalanan atau tahap diantara akhir masa anak-anak dan awawl dewasa, pada sepanjang pewrjalan ini, remaja menilai pengalaman mereka berdasarkan serangkaian pertanyaan mengenai tumbuhnya identitas diri : “siapa aku?” dan “Mau jadi apa aku?” Jalan ini sangat padat, rutenya tidak ditandai dengan jelas dan ada jalan-jalan buntu, serta banyak sekali simpangan. Bagaimana cara membimbing remaja mereka tanpa melompat ke belakang setir dan mengambil alih, terutama ketika ada rambu-rambu masalah?
Orang tua sama sekali tidak memiliki rem ganda, seperti yang dimiliki guru mengemudi. Orang tua harus menyediakan semacam pedoman untuk membantu remaja melanjutkan perjalanan secara positif, disamping memberikan bahan bakar agar anak-anak mereka melaju dengan cepat.[12]
Yang dibutuhkannya yaitu :
1.      Penghargaan
2.      Rasa Memiliki
3.      Kecakapan dan Kepercayaan diri
4.      Kontribusi Dirumah atau Sekolah, dan Masyarakat
5.      Hubungan Spiritualis

G.    Persahabatan Remaja dalam Kelompok
Perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebaya mereka. Dalam suatu investivigasi, ditemukan bahwa anak berhubungan dengan teman sebaya 10% dari waktunya setiap hari pada usia 2 tahun, 20% pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40% pada usia 7-11 tahun ((Santrock, 1998). Pada prinsipnya hubungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan remaja. Dalam literatur psikologi perkembangan diketahui satu contoh klasik betapa pentingnya teman sebaya dalam perkembangan sosial remaja.[13]
Perasaan bersahabat merupakan ciri khas dan sifat interaksi remaja dalam kelompoknya. Sehubungan dengan persahabatan lain jenis ini (mirip-mirip dengan pendapat Scheinfeld L. Cole) pernah memberikan indikasi sebagai berikut [14]:
1.      Usia ­­8 tahun : anak lebih suka bermain dalam kelompok sejenis kelamin (pria dengan pria, wanita dengan wanita)
2.      Usia 10-12 tahun : saling mengejek antara dua kelompok, kelompok pria melawan kelompok wanita
3.      Usia 13-14 tahun : kelompok wanita mulai tertarik untuk bersahabat dengan kelompok pria, tetapi kelompok pria masih belum tertarik
4.      Usia 16-17 tahun : kelompok laki-laki mulai tertarik untuk bersahabat dengan kelompok wanita
5.      Usia 16-17 dan seterusnya : masing-masing remaja, pria dan wanita menjadi berpasang-pasangan

IV.            KESIMPULAN
Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu kosep yang relative baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara Barat istilah remaja dikenal dengan ”adolescene” yang berasal dari kata dalam bahasa Latin ”adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja ), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa, Usaha-Usaha Untuk Mengerti dan Memahami Remaja, Apa Yang Kita Inginkan untuk Remaja?, Ciri-Ciri Penting Remaja, Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik (Jasmani) Remaja, Remaja Bermasalah, Yang Dibutuhkan Remaja Pada Masa Remaja, Persahabatan Remaja dalam Kelompok
Tugas utama orang tua adalah menyediakan kesempatan, bukan menjadi sumber dari semua pembelajaran. Dalam masyarakat yang sibuk dan rumit, orang tua juga harus menjaga keseimbangan antaratanggung jawab, menjaga agar kegiatan anak kita tidak terlalu padat


DAFTAR PUSTAKA


Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2005, hal. 31-37 
Mappiare. Drs. Andi. Psikologi Perkembangan. Surabaya : USAHA NASIONAL, 1982, hal. 11-12
J. Maurice dkk. Cara-Cara Efektif dan Mengasah EQ Remaja : Mengasuh Dengan Cinta, Canda dan Displin. Bandung : Kaifa, hlm. 34-36
Istiwidayanti.Dra., M.Sc. Drs. Soedjarwo, Developmental Psycology. Jakarta :  Erlangga, 1999, hlm. 207-209
Daradjat. DR. Zakiah. Perawatan Jiwa Untuk Anak-Anak. Jakarta : Bulan Bintang. 1990, hlm. 477-483




[1] Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2005, hal. 31-37 
[2] Drs. Andi Mappiare. Psikologi Perkembangan. Surabaya : USAHA NASIONAL, 1982, hal. 11-12
[3] Ibid. Drs. Andi Mappiare, hlm. 13-14
[4] Maurice J. dkk. Cara-Cara Efektif dan Mengasah EQ Remaja:Mengasuh Dengan Cinta, Canda dan Displin. Bandung : Kaifa, hlm. 34-36
[5] Dra. Istiwidayanti, Drs. Soedjarwo, M.Sc. Developmental Psycology. Jakarta : Erlangga, 1999, hlm. 207-209
[6] Ibid. Dra. Istiwidayanti, Drs. Soedjarwo, M.Sc. hlm. 207
[7] Ibid. Dra. Istiwidayanti, Drs. Soedjarwo, M.Sc. hlm. 208
[8] Ibid. Drs. Andi Mappiare, hlm. 73
[9] Op. Cit. hlm 211
[10] DR. Zakiah Daradjat. Perawatan Jiwa Untuk Anak-Anak. Jakarta : Bulan Bintang. 1990, hlm. 477-483
[11] Ibid. Drs. Andi Mappiare, hlm. 184
[12] Maurice J. dkk. Cara-Cara Efektif dan Mengasah EQ Remaja:Mengasuh Dengan Cinta, Canda dan Displin. Bandung : Kaifa, hlm. 89-96
[13] Ibid. Desmita, hlm. 219-220
[14] Ibid. Drs. Andi Mappiare, hlm. 161-163

0 Response to "FASE PERKEMBANGAN MASA REMAJA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel