Konsep Dasar IPS
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
I.
PENDAHULUAN
IPS adalah ilmu sosial yang mengkaji tentang seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Dengan demikian IPS sangat penting untuk dipelajari. Pembelajaran yang efektif
hendaknya dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS, hal ini berkaitan dengan
proses pembelajaran agar bermakna dan dapat memberi pengetahuan baru bagi
peserta didik.
Sehubungan dengan itu, pembelajaran hendaknya dirancang
dengan sebaik mungkin agar guru dapat menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini strategi sangat penting untuk
diterapkan. Strategi merupakan langkah / cara yang ditempuh guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ruang lingkup IPS
dibagi menjadi empat. Akan tetapi pada masalah ini hanya akan dibahas penerapan
strategi pada materi manusia, tempat dan lingkungan.
II.
POKOK PEMBAHASAN
1.
Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif
Pada Materi Manusia
2.
Implementasi Strategi Pembelajaran Mandiri
Dengan Metode Pemberian Tugas Pada Materi Tempat
3.
Implementasi Strategi
Pembelajaran Kontekstual/ CTL Pada Materi Lingkungan.
III.
PEMBAHASAN
1.
Strategi
Pembelajaran Aktif (active learning)
A.
Pengertian
Pembelajaran Aktif (active learning)
Ide
pembelajaran aktif ini sebenarnya mengacu pada bagaimana memberikan sesuatu
yang berbeda kepada orang yang berbeda. Jadi pembelajaran aktif sebenarnya
mengakomodasi perbedaan yanga ada diantara individu peserta didik.
pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna
melalui berbagai macam kegiatan.[1]
Pembelajaran aktif dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa:
1)
Pada dasarnya belajar
merupakan proses aktif
2)
Seseorang memiliki cara
belajar yang berbeda dengan orang lain.
B.
Karakteristik
Pembelajaran Aktif
Beberapa
karakteristik pembelajaran aktif sebagai berikut:
1.
Pembelajaran tidak
ditekankan pada penyampaian informasi oleh guru melainkan pada eksplorasi
informasi dan pembangunan konsep oleh peserta didik.
2.
Atmosfer pembelajaran
mendukung / kondusif mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua
gagasan peserta didik.
3.
Peserta didik tidak hanya
mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan berbagai hal yang
berkaitan dengan materi pembelajaran.
4.
Peserta didik dilibatkan
dalam kegiatan-kegiatan kooperatif
5.
Peserta didik diransang
untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis, analitis dan evaluatif.
6.
Peserta didik terlibat
dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
7.
Guru mendapatkan umpan baik
yang lebih cepat tentang proses dan hasil pembelajaran.[2]
C.
Implementasi
Pembelajaran Aktif Pada
Materi Manusia
Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran
yang memberdayakan seluruh potensi peserta didik agar mampu belajar melalui
berbagai aktifitas berbicara, mendengar, menulis, membaca dan melakukan
refleksi.
Dengan demikian, pembelajaran aktif dapat diimplementasikan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip dibawah ini:
1.
Memperluas ragam pengalaman
belajar peserta didik.
2.
Memanfaatkan kelebihan
interaksi antara peserta didik dengan orang lain maupun dengan sumber belajar
yang lain.
3.
Memberi peluang
berlangsungnya dialog dan pengalaman langsung.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan
pembelajaran aktif sebagai berikut:
1.
Tujuan pembelajaran harus
ditujukan dengan jelas.
2.
Peserta didik perlu
diberitahu apa yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.
3.
Peserta didik perlu
mendapatkan petunjuk yang jelas dalam setiap kegiatan, agar pembelajaran
berjalan dengan efektif.
4.
Guru perlu memilih teknik
pembelajaran aktif yang sesuai dengan konsep yang dipelajari peserta didik.
5.
Guru perlu menciptakan
iklim pembelajaran yang aktif.
Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif
yaitu:
1.
Mengajukan kasus-kasus
nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep / topik yang
sedang dipelajari.
2.
Meminta peserta didik
mencermati dan memberikan komentar terkait dengan konsep yang dipelajari.
3.
Mendemonstrasikan sesuatu
didepan kelas dan meminta peserta didik mengomentarinya.
4.
Menyampaikan fakta-fakta
IPTEK terkait dengan konsep yang akan dipelajari.
Contoh Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif
Pada Materi “Manusia” Kelas
I.
SK : 1. Memahami identitas
diri dan keluarga, serta sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga
KD : 1.3. Menceriterakan
kasih sayang antar anggota keluarga
1. Pendahuluan
Dalam
pembelajaran aktif, bagian awal ini merupakan kegiatan penting. Pada bagian
awal ini pembelajaran haruslah dapat membangkitkan motivasi peserta didik dalam
mempelajari topik yang akan dibahas serta menyadarkan kepada mereka apa yang
seharusnya dikuasai setelah pembelajaran berakhir.
Misalnya
pada materi Kasih Sayang Keluarga ini dengan cara guru bercerita / mengajak
bernyanyi agar peserta didik semangat.
2.
Kegiatan Inti
1.
Guru mengajukan
permasalahan / kasus kepada peserta didik tentang kisah “malin kundang”.
2.
Peserta didik diminta
mencermati kisah malin kundang dan memberi komentar.
3.
Mendemonstrasikan kisah
“malin kundang” dan peserta didik yang lain memberi komentar terhadap sikap
malin kundang terhadap orang tuanya serta menyebutkan bagaimana kasih sayang
orang tua malin kundang terhadap malin kundang.
4.
Guru menyampaikan
fakta-fakta seputar kasih sayang oa=rang tua terhadap anaknya.
3. Kegiatan Penutup
1.
Peserta didik diminta
membuat ringkasan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
2.
Peserta didik
mempresentasikan secara lisan poin-poin yang dipelajari
3.
Peserta didik mengembangkan
tulisan kreatif terkait konsep (dalam hal ini materi kasih sayang) yang dipelajari.
4.
Peserta didik diminta
mengembangkan peta konsep tentang materi yang dipelajari.
2.
Strategi
Pembelajaran Mandiri
A.
Strategi
Pembelajaran Mandiri
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian,
dan peningkatan diri. Biasa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari
kelompok kecil. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanggung jawab
dalam merencanakan dan memacu belajarnya sendiri. Dapat dilaksanakan sebagai rangkaian
dari metode lain atau sebagai strategi pembelajaran atau keseluruhan unit.
Metode yang cocok antara lain: pemberian tugas, pekerjaan rumah, karya tulis,
projek, belajar berbasis komputer dan E-learning.[3]
Dalam hal ini, pemakalah mencoba menerapkan strategi
pembelajaran mandiri dengan metode pemberian tugas pada materi “Tempat”.
Alasan pemakalah memilih menggunakan metode pemberian
tugas karena pemberian tugas merupakan cara penyajian materi pelajaran dengan
memberi tugas kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan tertenu,dan
dipertanggung jawabkan. Tugas tersebut dapat dikerjakan di sekolah atau di
rumah.
Tujuan pemberian tugas antara lain supaya peserta didik
dapat memperdalam materi yang telah dipelajari. Sedangkan fungsinya dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar baik secara individu maupu
kelompok.
Keunggulan metode ini adalah:
a.
Melatih kemandirian
b.
Meningkatkan keaktifan
belajar
c.
Pengetahuan yang didapat
peserta didi dapat bertahan lama
d.
Memperdalam materi yang
sudah diberikan oleh guru
e.
Membina peserta didik untuk
menemukan sendiri informasi
f.
Meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
B.
Implementasi
strategi pembelajaran mandiri dengan menggunakan metode pemberian tugas pada materi
“Tempat” kelas I semester II
SK : 2. Mendeskripsikan lingkungan rumah
KD : 2.2. Mendeskripsikan
letak rumah
1.
Pendahuluan
Guru mengajak peserta didik menyanyikan lagu “arah mata angin”
2.
Kegiatan inti
1.
Guru bertanya dan memberi
tahu arah mata angin dari lagu “arah mata angin” yang dinyanyikan tadi.
2.
Guru meminta peserta didik
mengamati arah kelas menghadap kemana.
3.
Guru bertanya kepada
peserta didik “apa saja yang ada disekitar kelas” misal: kantin, UKS, dan
lain-lain.
4.
Guru meminta peserta didik
mengamati dan mencatat apa saja yang dilihat disekitar kelas.
5.
Guru memberi tugas kepada
peserta didik untuk membuat gambar letak rumah masing-masing disertai dengan
keterangan apa saja yang ada disekitar rumah peserta didik.
6.
Guru meminta agar peserta
didik memberi arah mata angin.
3.
Kegiatan penutup
Guru memberikan kesimpulan dan tindak lanjut.
3.
Strategi
Pembelajaran CTL / Kontekstual
A.
Konsep dasar
pembelajaran kontekstual / CTL
Contextual Teaching and Learning adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara
penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.[4]
Dari konsep di atas ada tiga hal yang harus dipahami oleh guru
dalam pembelajaran CTL yaitu:
1.
CTL menekankan kepada
proses keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi.
2.
CTL mendorong agar peserta
didik dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan nyata.
3.
CTL peserta didik agar
dapat menerapkannya dalam kehidupan.
B.
Komponen-komponen
pembelajaran kontekstual / CTL
CTL memiliki 7 komponen yaitu:
1.
Kontruktivisme (Contructivism)
Kontruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual. Pandangan
kontrukstivisme adalah pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit hasilnya
diperluas melalui konteks terbatas (sempit) tidak dengan tiba-tiba.
2.
Bertanya (Questioning)
Pengetahuan
yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Karena itu bertanya
merupakan strategi pembelajaran yang berbasis kontekstual.
Pada
semua aktifitas belajar, questioning dapat diterapkan dalam interaksi antara
peserta didik dengan peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan guru, antara peserta didik dengan orang lain yang datang
ke kelas, dan sebagainya.
3.
Menemukan (Inquiry)
Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hanya hasil mengingat
seperangkat fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah
sebagai berikut:
·
Observasi (Observation)
·
Bertanya (Questioning)
·
Mengajukan dugaan (Hipotesis)
·
Pengumpulan data (Data
Gathering)
·
Penyimpulan (Conclussion)
4.
Masyarakat belajar (Learning
Community)
Vygotsky,
seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak
ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak
mungkin dapat dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain.
Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu
persoalan. Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang
lain. Kerja sama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok
belajar secara formal maupun dalam kelompok belajar secara alamiah.
5.
Pemodelan (Modelling)
Yang
dimaksud dengan komponen pemodelan adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta
didik.
6.
Refleksi (Reflection)
Refleksi
merupakan psoses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran
yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan
menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya.
7.
Penilian Sebenarnya (Authentic
Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.[5]
C.
Implementasi Pembelajaran Kontekstual /
CTL Pada Materi Lingkungan
Agar dapat mengimplementasikan pembelajarn kontekstual guru
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1.
Merencakan pembelajaran
sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) peserta
didik.
2.
Membentuk grup belajar yang
saling tergantung (independent learning groups).
3.
Mempertimbangkan keragaman
peserta didik (diversity of students).
4.
Menyediakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran mandiri(self-regulated learning) dengan 3
karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi
berkelanjutan).
5.
Memperhatikan
multi-intelegensi (multiple intelligences) peserta didik.
6.
Menggunakan teknik bertanya
(quesyinioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik,
perkembangan pemecahan masalah dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi.
7.
Mengembangkan pemikiran
bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna bila mereka diberi kesempatan
untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
baru (contructivism).
8.
Memfasilitasi kegiatan
penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah
fakta).
9.
Mengembangkan sifat ingin
tahu peserta didik melalui pengajuaan pertanyaan (questioning).
10.
Menciptakan masyarakat
belajar (learning community) dengan membangun kerja sama antar peserta
didik.
11.
Memodelkan (modelling)
sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan baru.
12.
Mengarahkan peserta didik
untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari.
13.
Menerapkan penilaian
autentik (authentic assessment).
Contoh
Pembelajaran Kontekstual/CTL pada materi “lingkungan” pada kelas III
semester I
1.
Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai peserta didik
serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang
akan dipelajari.
b. Guru bertanya kepada peserta didik “Adakah lingkungan alam
seperti gunung, sungai, laut, atau danau disekitar rumahmu? ” pernahkah kalian
berwisata kelingkungan buatan seperti waduk?
2.
Kegiatan Inti
a.
Peserta didik dibagi
menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik.
b.
Guru mengajak peserta didik
keluar kelas dan meminta peserta didik mengamati lingkungan sekitar.
c.
Guru meminta peserta didik
menyebutkan apa saja lingkungan alam dan buatan yang dapat ditemukan peserta
didik.
d.
Dengan bimbingan guru,
peserta didik diberi pertanyaan tentang “apakah gunung itu sesuatu yang dibuat
manusia?”
e.
Masing-masing kelompok
berdiskusi sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban tentang “apa itu
lingkungan alam dan apa itu lingkungan buatan”.
f.
Setelah itu, guru mengajak
peserta didik untuk mengamati lingkungan sekolah dan menanyakan “apakah kita
harus menjaga lingkungan? Kalau iya, bagaimana cara menjaga lingkungan alam dan
buatan yang ada disekitar kalian?”.
g.
Peserta didik dalam
kelompok diskusi.
h.
Setelah berdiskusi, setiap
kelompok dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil temuannya.
i.
Guru mencoba memberika
ulasan tentang temuan peserta didik tersebut dan membuat kesimpulan.
3.
Kegiatan Penutup
a.
Guru menanyakan kepada
peserta didik “apakah kalian senang dengan cara belajar seperti itu?”
b.
Guru meminta salah seorang
peserta didik untuk melakukan refleksi.
IV.
KESIMPULAN
Pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan.
Strategi
pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Contextual
Teaching and Learning adalah salah satu bentuk pembelajaran yang menekankan
pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dalam makalah ini pemakalah
mengaplikasikan strategi pembelajaran aktif pada materi manusia di kelas I
semester I, strategi mandiri pada materi tempat di kelas I semester II dan
strategi pembelajaran kontekstual/CTL pada materi lingkungan kelas III semester
I.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, kami
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masuh jauh dari sempurna. Untuk kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya maklaah ini.
Semoga apa yang disampaiakan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan pemakalah pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, dkk. Strategi Pembelajaran
Edisi Pertama Paket 8-14, 2008.
Sunarso dan Kusuma, Anis, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk
SD dan MI Kelas III, Jakarta: Pusat Perbukuan, 2008.
Hernawan, Edi, Hendayani, Endang, Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk
SD dan MI Kelas I, Jakarta : Pusat Perbukuan, 2008.
0 Response to "Konsep Dasar IPS"
Post a Comment