MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU
I.
PENDAHULUAN
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pelajaran di kelas atau pembelajaran dalam
tutorial. Model pembelajaran mengacau pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model belajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu
siwa untuk mendapatkan atau mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.selain itu mereka juga
mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model
pembelajaran mengacu pendekatan pembelajran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain
pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan
untuk menetukan material atau perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media computer dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model
mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
mencapai berbagai tujuan.
II.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarakan uraian diatas, maka masalah pemakah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip
Model Pembelajaran Terpadu?
2. Bagaiamana Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu?
3. Bagaimana Langkah-Langkah
Pembelajaran Terpadu?
III.
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Terpadu
Sekitar empat
puluh tahun yang lalu, pembelajaran terpadu mulai mendapat perhatian yang luas
dari para penulis, maupun penyusun kurikulum khususnya dalam pembelajaran IPA
(baca : Sains). Pada tahun 1968, diadakan
konferensi internasioanal tentang tentang Pembelajaran Terpadu untuk Sains yang pertama di Varna (Bulgaria). Hingga tahun 1978, telah diakan konferensi
serupa sebanyak lima kali. Berbagai kurkulum pembelajaran terpadu dikembangkan
di seluruh dunia, tetapi tampaknya pengertian pembelajaraan terpadu masih
banyak variasi.
Model pembelajaran terpadu kembali memperoleh
proposinya ketika diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan
kemasan lain yang juga dikenal dengan nama model pembelajaran tematik.
Menurut
Joni, T. R, pembelajarn terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara invididual maupun kelompok, aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistic, bermakna
dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau
eksplorasi topic atau tema yang menjadi pengendali didalam kegiatan pembelajran.
Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema atau peristiwa tersebut siswa
belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.
Senada
dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto, pembelajaran terpadu adalah pembelajarana
yang diawali dengan suatu pokokl bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan
dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang studi atau
lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi
lebih bermakna.
Apabila
dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan dan menyesuaiakan pemberian konsep
sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pendekatan berangkat dari teori pembelajaran yang menolak Driil-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektuan anak.
Adapun
menurut ujang Sukandi, dkk, pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan
sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam
satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.
Pembelajara
terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar
mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman
bermakna pada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu,
anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan
langsung dan menghubungkan dengan
konseplain yang mereka pahami.
Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi
suatu topik merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut,
siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi
dalam waktu yang bersamaan.
Dalam
pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu semangat dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik disangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan
pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah
konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema.
1. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Menurut Ujang Sukandi, dkk, pembelajran terpadu memiliki satu tema actual,
dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Tema
ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait.
Dengan demikian, meteri-meteri yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara
bermakna. Mungkin terjadi, ada materi pengayaan dalam bentuk contoh aplikasi
yang tidak termuat dalam kurikulum. Tetapi ingat, penyajian materi pengayaan
seperti itu perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang
berlaku, tetapi sebaliknya pengajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan
pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat
dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti
minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang
dipadukan tidak perlu terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin
dipadukan tidak usah dipadukan.
Secara umum ada beberapa prinsip-prinsip
pembelajaran terpadu, yaitu:
a.
Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran
terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan tidak keterkaitan
menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema
tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan, yaitu :
1) Tema hendaknya tidak terlalu
luas, namun dengan mudah dapat di gunakan untuk memadukan banyak tema mata
pelajaran
2) Tema harus bermakna, maksudnya
ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagiu siswa untuk
belajar selanjutnya
3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
4) Tema dikembangkan harus
mewadahi sebagian besar minat anak
5) Tema yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang
waktu belajar
6) Tema yang di pilih hendaknya
mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas
relevansi)
7) Tema yang dipilih hendaknya
juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.
Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut
Prabowo mengatakan bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya guru dapat
berlaku sebagai berikut:
Ø Guru hendaknya jangan
menjadi single aktor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar pengajar.
Ø Pemberian tanggung
jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasama kelompok.
Ø Guru perlu
mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam perencanaan.
c.
Prinsip Evaluasi
Evaluasi dasarnya menjadi focus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu
kerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi. Dalam hal ini untuk
melaksanakan evalausi dalam pembelajran terpadu,maka diperlukan beberara
langkah-langkah positif antara lain:
Ø Memberi kesempatan kepada siswa untuk meakukan evaluasi diri (self evaluation or self assessment) di samping bentuk evaluasi
lainya.
Ø Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang
telah dicapai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan di capai
d.
Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect)
yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru alam KBM.
Karean itu guru di tuntut agar mampu merencanakan dan melaksankan pembelajaran
sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarhkan aspek yang
sempit melainkan kesuatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajrana terpadu
memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan
kepermukaan hal-hal yang dicapai
melalui dampak pengiring.
2. Penting Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain:
- Dunia Anak adalah Dunia Nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir
nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri
sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejmlah
konsep atau materi beberapa mat pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di
pasar, mereka akan di hadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka
ragam makanan sehat (IPA), dialog tawar
menawar (Bahasa Indonesia), harga yang
naik turun (IPS) dan beberapa materi pelajaran lain.
- Proses
pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah
dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman
terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan
orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga
peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang di sajikan selalu
berkaitan dengan pengetahuan yang sudah
di milikinya.
- Pembelajaran akan
lebih bermakna
Pembelajaran
akan lebih mermakna apabila pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat
memanfaatkan untuk mempelajari
materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat
berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
- Memberi peluang siswa untuk mengembangkan
kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah
sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu
meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), ketrampilan
(memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja
sama, dan kepemimpinan) dan ranah kognitif (pengetahuan)
- Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat
kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
- Efesiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak
hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.
Pembelajaran terpadu dalam kenyataan memiliki beberapa kelebihan. Menurut
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran terpadu memiliki kelebihan
sebagai berikut:
a. Pengalaman dan kegiatan
belajar anak relevan dengan tingkat perkembanganya.
b. Kegiatan yang dipilih sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak
c. Kegiatan belajar bermakna bagi
anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
d. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu
e. Kegiatan belajar mengajar
bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak
f. Keterampilan sosial anak
berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial antara lain
adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam
suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai
sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasilyang dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan anak.
B.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut
Depdikbud, pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
karakteristik atau cirri-ciri, yaitu : Holistik, bermakna, otentik dan aktif.
- Holistik
Suatu gejala
taua fenomena yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang
kajian sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak
Pembelajran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari
segal sisi. Pada gilirannya nanti hal ini kan membuat siswa menjadi lebih baik
dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
- Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut schemata. Hal ini kan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang di pelajari.
Rujukan yang
nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitanya dengan konsep-konsep
lainya akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya ini akan mengakibatkan
pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul
di dalam kehidupan.
- Otentik
Pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajarinya melalui kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil
belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya jadi lebih otentik. Misalnya hukum
pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih
banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak
sebagai aktor pencari informasi dan
pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan
fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
- Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan
keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secar fisik, mental, intelektual,
maupun emosional guna tercapai hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotovasi
untuk terus menerus belajar. Dengan demikian
pembelajaran terpadu bukan semata-mata merangrang aktivitas-aktivitas
dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu
bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik
aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan
tema tersebut.
C.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu
Pada
dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajran terpadu memiliki tahap-tahap yang
dilalui dalam setiap pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berkaitan dengan itu maka sintaks model pembelajaran seperti model
pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif
(cooperative learning), maupun pembelajran berdasarkan masalah (problem based
instruction)
Dengan demikain sintaks pembelajaran terpadu dapat bersifat luwes dan
fleksible. Artinya, bahwa sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi
dari berbagai model pembelajaran terkenal dengan istilah setting atau
merekonstruksi.
Sedangkan
menurut Hadisubroto, dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat ha;l
yang perlu diperhatikan sebgai berikut : Menentukan Tujuan, Menentukan Media/
Materi, Menyusun Skenario KBM,
Menentukan Evaluasi.
1. Tahap Perancanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis ketrampilan yang dipadukan
Karakteritik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini.
Seperti contoh yang diberikan oleh Fogarty, untuk jenis mata pelajaran sosial
dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan
keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat
dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b. Memilih kajian materi standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilandari
masing-masing keterampilan yang dapat di integrasikan dalam suatu unit pembelajaran
c. Menentukan sub keterampilan
yang dipadukan
Secara umum ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasai meliputi ketrampilan
berpikir, sosial, dan ketrampilan mengorganisasi, yang masing-masing terdiri atas sub-sub ketrampilan.
d. Merumuskan indikator hasil belajar
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan
indikator. Setiap indikator
dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behavior, condition and degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang
telah dipilh pada setiap langkah pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
Pertama : guru hendaknya tidak menjadi
single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajaran mandiri.
Kedua : pemberian tanggung jawab
individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja
sama kelompok.
Ketiga : guru perlu akomodatif
terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses
perencanaan.
Tahap pelaksanaan
pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Muchlas, tidak
ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran
terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional, hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
Sementara itu
menurut Prabowo, langkah-langkah (sintaks) pembelajaran terpadu secara khusus
dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sediktit
perbedaan yakni sebagai berikut :
a. Tahap Perancanaan
·
Menentukan kompetensi dasar
·
Menentukan indicator dan hasil belajar
b. Langkah yang ditempuh guru
·
Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
·
Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa
·
Menyampaikan ketrampilan proses yang akan dikembangkan
·
Menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan
·
Menyampaikan pertanyaan kunci
c. Tahap pelaksanaan
·
Pengelolaan kelas, dimana kelas di
bagi kedalam beberapa kelompok
·
Kegiatan proses
·
Kegiatan pencatatan data
·
diskusi
d. Evaluasi
1)
Evaluasi proses
·
Ketepan hasil pengamatan
·
Kecepatan menyusun alat dan bahan
·
Ketepatan menganalisa data
2)
Evaluasi hasil
·
Penguasaan konsep-konsep sesuai indikator yang telah di tetapkan
3)
Evaluasi psikomotorik
·
Penguasaan penggunaan alat ukur
Sintaks ini di kembangkan dengan mengadopsi sintaks model pembelajaran
langsung yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran langsung terlihat dari fase-fase yang digunakan maupun
langkah-langkah yang ditempuh guru.
IV.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, model pebelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan fungsinya bagi perancang pembelajaran dan para guru
dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus
yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri terebut
adalah :
- Rasional teoritik logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembang
- Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
- Tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil,
dan
- Lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
Akhirnya, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda
kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat
meteri dari sistem saraf banyak konsep dan
informasi–informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping itu, banyak kegiatan pengamatan. Tujuan akan dicapai meliputi aspek
kognitif (produk dan proses) dari
kegiatan pemahaman.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwa pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang mendukung sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga apa yang penulis sampaikan dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R, 1997 “ Classroom Instructional Management”.
New York : The Mc Graw- Hill Company.
Depdikbud 2000 “Pembelajaran Terpadu D-II PDSD dan S-2
Pendidikan Dasar . Jakarta : Depdikbud.
Depdikbud 1996 “Pembelajaran Terpadu D-II PDSD. Jakarta
: Depdikbud.
Depdiknas 2002 “ Kurikulum Berbasis Kompetensi : Jakarta
. Depdiknas.
Prabowo 2000 “ Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Vol.
24, No. 6.
Prihantono, L. Wirasasmiat “IPA TERPADU” Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.
0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN TERPADU"
Post a Comment