MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
I.     PENDAHULUAN
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacau pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model belajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu siwa untuk mendapatkan atau mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.selain itu mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model pembelajaran mengacu pendekatan pembelajran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menetukan material atau perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media computer dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
II.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarakan uraian diatas, maka masalah pemakah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Terpadu?
2.      Bagaiamana Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu?
3.      Bagaimana Langkah-Langkah Pembelajaran Terpadu?

III.     PEMBAHASAN
A.    Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Terpadu
Sekitar empat puluh tahun yang lalu, pembelajaran terpadu mulai mendapat perhatian yang luas dari para penulis, maupun penyusun kurikulum khususnya dalam pembelajaran IPA (baca : Sains). Pada tahun 1968, diadakan konferensi internasioanal tentang tentang Pembelajaran Terpadu untuk Sains yang pertama di Varna (Bulgaria). Hingga tahun 1978, telah diakan konferensi serupa sebanyak lima kali. Berbagai kurkulum pembelajaran terpadu dikembangkan di seluruh dunia, tetapi tampaknya pengertian pembelajaraan terpadu masih banyak variasi.
Model pembelajaran terpadu kembali memperoleh proposinya ketika diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan kemasan lain yang juga dikenal dengan nama model pembelajaran tematik.
Menurut Joni, T. R, pembelajarn terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara invididual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secar holistic, bermakna dan otentik. Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi topic atau tema yang menjadi pengendali didalam kegiatan pembelajran. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema atau peristiwa tersebut siswa belajar sekaligus proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak.
Senada dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto, pembelajaran terpadu adalah pembelajarana yang diawali dengan suatu pokokl bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncangakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Apabila dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan dan menyesuaiakan pemberian konsep sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pendekatan berangkat dari teori pembelajaran yang menolak Driil-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektuan anak.
Adapun menurut ujang Sukandi, dkk, pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.
Pembelajara terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna pada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkan  dengan konseplain yang mereka pahami.
Pembelajaran terpadu akan terjadi jika kejadian yang wajar atau eksplorasi suatu topik merupakan inti dalam pengembangan kurikulum. Dengan berperan secara aktif di dalam eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu semangat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik disangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam tema.
1.    Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Menurut Ujang Sukandi, dkk, pembelajran terpadu memiliki satu tema actual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitanya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran.
Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, meteri-meteri yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi pengayaan dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam kurikulum. Tetapi ingat, penyajian materi pengayaan seperti itu perlu dibatasi dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
Pengajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pengajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dipadukan tidak perlu terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Secara umum ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu, yaitu:
a.      Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (focus) dalam pembelajaran terpadu. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan tidak keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran. Dengan demikian dalam penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan, yaitu :
1)      Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat di gunakan untuk memadukan banyak tema mata pelajaran
2)      Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagiu siswa untuk belajar selanjutnya
3)       Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi anak
4)      Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak
5)      Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
6)      Tema yang di pilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi)
7)      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b.      Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Menurut Prabowo mengatakan bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya guru dapat berlaku sebagai berikut:
Ø  Guru hendaknya jangan menjadi single aktor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar pengajar.
Ø  Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.
Ø  Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.       Prinsip Evaluasi
Evaluasi dasarnya menjadi focus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi. Dalam hal ini untuk melaksanakan evalausi dalam pembelajran terpadu,maka diperlukan beberara langkah-langkah positif antara lain:
Ø  Memberi kesempatan kepada siswa untuk meakukan evaluasi diri (self evaluation or self assessment) di samping bentuk evaluasi lainya.
Ø   Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria  keberhasilan pencapaian tujuan yang akan di capai
d.      Prinsip Reaksi
Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru alam KBM. Karean itu guru di tuntut agar mampu merencanakan dan melaksankan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarhkan aspek yang sempit melainkan kesuatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Pembelajrana terpadu memungkinkan hal ini dan guru hendaknya menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan hal-hal  yang dicapai melalui  dampak pengiring.
2.    Penting Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain:
  1. Dunia Anak adalah Dunia Nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejmlah konsep atau materi beberapa mat pelajaran. Misalnya, saat mereka berbelanja di pasar, mereka akan di hadapkan dengan suatu perhitungan (matematika), aneka ragam makanan sehat (IPA),  dialog tawar menawar (Bahasa Indonesia),  harga yang naik turun (IPS) dan beberapa materi pelajaran lain.
  1.  Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek  sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang di sajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan  yang sudah di milikinya.
  1. Pembelajaran akan lebih bermakna
Pembelajaran akan lebih mermakna apabila pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. Pembelajaran terpadu sangat berpeluang untuk memanfaatkan pengetahuan sebelumnya.
  1. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah), ketrampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan) dan ranah kognitif (pengetahuan)
  1. Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.
  1. Efesiensi Waktu
Guru dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.
Pembelajaran terpadu dalam kenyataan memiliki beberapa kelebihan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembanganya.
b.      Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
c.       Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
d.       Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu
e.       Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak
f.       Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial antara lain adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasilyang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
B.     Karakteristik  Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud, pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu : Holistik, bermakna, otentik dan aktif.
  1. Holistik
Suatu gejala taua fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus,  tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak
Pembelajran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segal sisi. Pada gilirannya nanti hal ini kan membuat siswa menjadi lebih baik dan bijak didalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
  1. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut schemata. Hal ini kan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang di pelajari.
Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitanya dengan konsep-konsep lainya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari. Selanjutnya ini akan mengakibatkan pembelajaran yang fungsional. Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah  yang muncul di dalam kehidupan.
  1. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru.  Informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya jadi lebih otentik. Misalnya hukum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan. Guru memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secar fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapai hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotovasi untuk terus menerus belajar. Dengan demikian  pembelajaran terpadu bukan semata-mata merangrang aktivitas-aktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. Pembelajaran terpadu bisa saja dikembangkan dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang bisa dipelajari secara bersama melalui pengembangan tema tersebut.
C.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu
Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) pembelajran terpadu memiliki tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Berkaitan dengan itu maka sintaks model pembelajaran seperti model pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), maupun pembelajran berdasarkan masalah (problem based instruction)
Dengan demikain sintaks pembelajaran terpadu dapat bersifat luwes dan fleksible. Artinya, bahwa sintaks dalam pembelajaran terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran terkenal dengan istilah setting atau merekonstruksi.
Sedangkan menurut Hadisubroto, dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat ha;l yang perlu diperhatikan sebgai berikut : Menentukan Tujuan, Menentukan Media/ Materi, Menyusun Skenario KBM,  Menentukan Evaluasi.
1.    Tahap Perancanaan
a.    Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis ketrampilan yang dipadukan
Karakteritik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal ini. Seperti contoh yang diberikan oleh Fogarty, untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir (thinking skill) dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b.    Memilih kajian materi standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilandari masing-masing keterampilan yang dapat di integrasikan dalam suatu unit pembelajaran
c.    Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum ketrampilan-ketrampilan yang harus dikuasai meliputi ketrampilan berpikir, sosial, dan ketrampilan mengorganisasi, yang masing-masing terdiri atas sub-sub ketrampilan.
d.   Merumuskan indikator hasil belajar
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi:  audience, behavior, condition and degree.
e.    Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang telah dipilh pada setiap langkah pembelajaran
2.    Tahap Pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi :
Pertama : guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pembelajaran mandiri.
Kedua : pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
Ketiga : guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Muchlas, tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran.
3.    Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Departemen Pendidikan Nasional, hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
Sementara itu menurut Prabowo, langkah-langkah (sintaks) pembelajaran terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sediktit perbedaan yakni sebagai berikut :
a.    Tahap Perancanaan
·      Menentukan kompetensi dasar
·      Menentukan indicator dan hasil belajar
b.    Langkah yang ditempuh guru
·      Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
·      Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa
·      Menyampaikan ketrampilan proses yang akan dikembangkan
·      Menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan
·      Menyampaikan pertanyaan kunci
c.    Tahap pelaksanaan
·      Pengelolaan kelas, dimana kelas di bagi kedalam beberapa kelompok
·      Kegiatan proses
·      Kegiatan pencatatan data
·      diskusi
d.   Evaluasi
1)   Evaluasi proses
·      Ketepan hasil pengamatan
·      Kecepatan menyusun alat dan bahan
·      Ketepatan menganalisa data
2)   Evaluasi hasil
·      Penguasaan konsep-konsep sesuai indikator yang telah di tetapkan
3)   Evaluasi psikomotorik
·      Penguasaan penggunaan alat ukur
Sintaks ini di kembangkan dengan mengadopsi sintaks model pembelajaran langsung yang diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran langsung terlihat dari fase-fase yang digunakan maupun langkah-langkah yang ditempuh guru.
IV.     Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, model pebelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan fungsinya bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri terebut adalah :
  1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai
Akhirnya, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat meteri dari sistem saraf banyak konsep dan informasi–informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping itu, banyak kegiatan pengamatan. Tujuan akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses)  dari kegiatan pemahaman.
V.     PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang mendukung sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga apa yang penulis sampaikan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Arends, R, 1997 “ Classroom Instructional Management”. New York : The Mc Graw- Hill Company.
Depdikbud 2000 “Pembelajaran Terpadu D-II PDSD dan S-2 Pendidikan Dasar . Jakarta : Depdikbud.
Depdikbud 1996 “Pembelajaran Terpadu D-II PDSD. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas 2002 “ Kurikulum Berbasis Kompetensi : Jakarta . Depdiknas.
Prabowo 2000 “ Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Vol. 24, No. 6.
Prihantono, L. Wirasasmiat “IPA TERPADU” Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.

0 Response to "MODEL PEMBELAJARAN TERPADU"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel