Tujuan Qashash Al-Qur’an
Monday, July 29, 2013
Add Comment
Tujuan Qashash Al-Qur’an
Adanya kisah dalam al-Qur’an menjadi bukti yang kuat bagi umat manusia bahwa al-Qur’an sangat sesuai dengan kondisi mereka. Karena sejak kecil sampai dewasa dan tua bangka tak ada orang yang tak suka pada kisah, apalagi bila kisah itu mempunyai tujuan ganda, yakni sebagai pelajaran dan pendidikan, juga berfungsi sebagai hiburan. al-Qur’an sebagai kitab hidayah mencakup kedua aspek itu; bahkan disamping tujuan yang mulia itu, kisah-kisah tersebut diungkapkan dalam bahasa yang sangat indah dan menarik, sehingga tidak ada orang yang bosan mendengar dan membacanya. Sejak dulu sampai sekarang telah berlalu lebih dari empat belas abad, kisah-kisah al-Qur’an yang diungkapkan dalam bahasa Arab itu masih up to date, mendapat tempat dan hidup di hati ummat; padahal bahasa-bahasa lain sudah banyak yang masuk museum, dan tidak terpakai lagi dalam berkomunikasi seperti bahasa Ibrani, Latin, dan lain-lain.
Kisah-kisah dalam al-Qur’an secara umum bertujuan kebenaran dan semata-mata tujuan keagamaan. Jika dilihat dari keseluruhan kisah yang ada, maka tujuan-tujuan tersebut dirinci sebagai berikut:
1. Menetapkan adanya wahyu dan kerasulan. Dalam
al-Qur’an tujuan ini diterangkan dengan jelas di antaranya dalam Q.S. Yusuf
(12): 2-3 dan Q.S. Al- Qashash (28): 3. sebelum mengutarakan cerita nabi Musa
lebih dahulu al-Qur’an menegaskan, “Kami membacakan kepadamu sebagian dari
cerita Musa dan Firaun dengan sebenarnya untuk kau yang beriman”. Dalam Q.S. Ali Imran (3): 44 pada permulaan cerita Maryam
disebutkan, itulah berita yang ghaib, yang kami wahyukan kepadamu.
2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa nabi Nuh sampai dengan nabi Muhammad saw; bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu ummat; bahwa Allah yang maha Esa adalah Tuhan bagi senuanya”. (Q.S. Al-Anbiyaa’ (21): 51 – 92 .
3. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh Nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa. (Q.S. Hud).
4. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw, dengan agama Nabi Ibrahim, secara khusus dengan agama-agama bangsa Israel pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungan itu lebih erat daripada hubungan yang umum antara semua agama. Keterangan ini berulang-ulang disebutkan dalam cerita Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa.
4. Faedah Mempelajari Qashash Al-Qur’an
a. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi: “Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku”. (Al-Anbiya (21): 25).
b. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati ummat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebathilan dan para pembelanya.
c. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
e. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya. As-Syeikh Muhammad Abduh (Pelopor visi dan paradigma rasional (kompromi antara Islam dengan peradaban barat) berpendapat bahwa tidak perlu memadukan antara cerita-cerita yang ada dalam Al-Qur’an dengan isi kitab bani Israil atau kitab-kitab sejarah kuno. Menurutnya Al-Qur’an bukanlah catatan sejarah, juga bukan kisah/dongeng akan tetapi merupakan petunjuk dan peringatan sehingga hal-hal yang diungkapkan dalam Al-Qur’an diharapkan menjadi pelajaran dan menjelaskan sunnah-sunnah kemasyarakatan.
f. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Firman Allah: Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS. Yusuf (12): 111).
Melihat manfaat yang ada, tentunya kita dapat memahami bahwasanya kisah yang terkandung dalam Al-Qur’an dapat memberikan pemahaman kepada kita tentang arti pentingnya pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran.
2. Menerangkan bahwa agama semuanya dari Allah, dari masa nabi Nuh sampai dengan nabi Muhammad saw; bahwa kaum muslimin semuanya merupakan satu ummat; bahwa Allah yang maha Esa adalah Tuhan bagi senuanya”. (Q.S. Al-Anbiyaa’ (21): 51 – 92 .
3. Menerangkan bahwa cara yang ditempuh oleh Nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan sambutan kaum mereka terhadap dakwahnya itu juga serupa. (Q.S. Hud).
4. Menerangkan dasar yang sama antara agama yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw, dengan agama Nabi Ibrahim, secara khusus dengan agama-agama bangsa Israel pada umumnya dan menerangkan bahwa hubungan itu lebih erat daripada hubungan yang umum antara semua agama. Keterangan ini berulang-ulang disebutkan dalam cerita Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa.
4. Faedah Mempelajari Qashash Al-Qur’an
a. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi: “Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian Aku”. (Al-Anbiya (21): 25).
b. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati ummat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya serta hancurnya kebathilan dan para pembelanya.
c. Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
e. Menyibak kebohongan para ahli kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan dan menentang mereka sebelum kitab itu diubahnya. As-Syeikh Muhammad Abduh (Pelopor visi dan paradigma rasional (kompromi antara Islam dengan peradaban barat) berpendapat bahwa tidak perlu memadukan antara cerita-cerita yang ada dalam Al-Qur’an dengan isi kitab bani Israil atau kitab-kitab sejarah kuno. Menurutnya Al-Qur’an bukanlah catatan sejarah, juga bukan kisah/dongeng akan tetapi merupakan petunjuk dan peringatan sehingga hal-hal yang diungkapkan dalam Al-Qur’an diharapkan menjadi pelajaran dan menjelaskan sunnah-sunnah kemasyarakatan.
f. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam jiwa. Firman Allah: Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. (QS. Yusuf (12): 111).
Melihat manfaat yang ada, tentunya kita dapat memahami bahwasanya kisah yang terkandung dalam Al-Qur’an dapat memberikan pemahaman kepada kita tentang arti pentingnya pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran.
0 Response to "Tujuan Qashash Al-Qur’an"
Post a Comment