MACAM-MACAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN
Monday, July 29, 2013
Add Comment
MACAM-MACAM INFEKSI
SALURAN PERNAPASAN
I.
PENDAHULUAN
Pernapasan pada manusia dilakukan
melalui saluran yang terdiri dari hidung, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trankea), cabang batang tenggorokan (bronkus), dan paru-paru (pulmo).
Hidung merupakan bagian paling atas
dari saluran pernapasan dan merupakan
alat pernapasan paling awal yang dilalui udara. Di hidung terdapat
saraf-saraf penciuman. Lubang hidung terdiri terbagi menjadi dua, sebelah kanan
dan sebelah kiri yang dibatasi oleh sekat hidung.
Manusia bernapas secara tidak
langsung, artinya udara tidak berdifusi langsung masuk ke dalam sel tubuh
melalui seluruh permukaan kulit. Udara masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan. Berikut ini akan kami jelaskan megenai saluran pernapasan yang
terdiri dari alat-alat pernapasan serta mekanisme pernapasan.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. System
Pernapasan
B. Macam-Macam
Infeksi Saluran Pernapasan
III.
PEMBAHASAN
A. System Pernapasan
System pernapasan adalah berlangsungnya
kegiatan inspirasi, yaitu pemasukan gas O2 dan udara atmosfer ke paru-paru, serta kegiatan ekspirasi yaitu
pengeluaran gas CO2 dan uap air dari paru-paru keluar tubuh. Setiap
menit kita melakukan ekspirasi sebanyak 15 kali sampai 18 kali. Bernapas adalah
proses pengambilan udara pernapasan dari luar untuk dibawa masuk ke dalam
paru-paru dan proses pengeluaran gas sisa ke udara bebas. Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses
pernapasan, pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi 5[1]:
a.
Pernapasan Dada
Pada pernapasan dada, otot yang berperan
aktif adalah otot antar tulang rusuk (interkostal).
Otot ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot antar tulang rusuk luar (interkostal eksternal) yang berperan
mengangkat tulang-tulang rusuk, dan otot antar tulang rusuk dalam (interkostal internal) yang berperan
menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.
Bila otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi, tulang rusuk terangkat hingga volume rongga dada bertambah besar.
Menyebabkan tekanan udara rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan udara
rongga paru-paru, sehingga mendorong paru-paru mengembang dan mengubah
tekanannya menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara bebas. Dari semua proses
ini, selanjutnya akan terjadi aliran udara dari luar kedalam rongga paru-paru
melalui rongga hidung, batang tenggorokan, bronkus, dan alveolus. Proses ini
disebut inspirasi.
Bila otot antar tulang dalam
berkontraksi, tulang rusuk akan tertarik ke posisi semula sehingga mendesak
dinding paru-paru. Akibatnya, rongga paru-paru mengecil dan menyebabkan tekanan
udara didalamnya meningkat. Hal ini menyebabkan udara dalam rongga paru-paru
terdorong keluar. Proses ini disebut ekspirasi.
b.
Pernapasan Perut
Pada pernapasan perut, otot yang
berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot
diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal ini menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar, sehingga tekanan udara didalamnya mengecil.
Penurunan tekanan udara akan diikuti mengembangya paru-paru. Hal ini menyebab
terjadinya aliran udara ke paru-paru (inspirasi).
Bila otot diafragma berelaksasi dan
otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut akan terdesak ke arah
diafragma, sehingga posisi diafragma
akan cekung ke arah rongga dada. Hal ini menyebabkan volume rongga dada
mengecil dan tekanannya meningkat, sehingga menyebabkan isi rongga paru-paru
terdorong keluar dan terjadilah ekspirasi.
c.
Pernapasan Sel
Gas O2 oleh sel jaringan
dipergunakan untuk pernapasan sel, yaitu untuk mengoksidasi zat makanan (glukosa), sehingga pada reaksi oksidasi tersebut
menghasilkan energi, gas CO2, dan uap air. Energi yang terbentuk
adalah energi kimia yang panas.
Reaksi oksidasi glukosa adalah sebagai berikut.
C6H12O6 +
6O2 6CO2 + 6H2O + E
d.
Volume Udara Pernapasan
Secara garis besar, volume udara
pernapsan dapat dibedakan menjadi enam, yaitu sebagai berikut :
1.
Volume tidal
(tidal volume), yaitu volume udara
pernapasan (inspirasi) biasa, yang
besarnya lebih kurang 500 cc (cm³ ) atau 500 ml.
2.
Volume cadangan
inspirasi (inspiratory reserve volume)
atau udara komplementer, yaitu volume udara yang masih dapat dimasukan secara
maksial setelah bernapas (inspirasi)
biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc (cm³ ) atau
1.500 ml.
3.
Volume cadangan
ekspirasi (expiratory reserve volume)
atau udara suplementer, yaitu volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
maksimal setelah mengeluarkan napas (ekspirasi)
biasa, ysng besarnya lebih kurang 1.500
cc (cm³ ) atu 1.500 ml.
4.
Volume sisa
/ residu (residu volume), yaitu
volume udara yang masih tersisa di dalam
paru-paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi)
maksimal, yang besarnya lebih kurang
1.000 cc (cm³ ) atau 1.000 ml.
5.
Kapasitas vital
(vital capacity), yaitu volume udara
yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi
semaksimal mungkin juga, yang besarnya lebih kurang 3.500cc (cm³ ) atau 3.500 ml. jadi kapasitas vital adalah jumlah dari volume
tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan ekspirasi.
6.
Volume total
paru-paru (total lung volume), yaitu
volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya
lebih kurang 4.500 cc (cm³ ) atau 4.500 ml. jadi volume total paru-paru adalah jumlah volume
sisa + kapasitas vital.
e.
Frekuensi Pernapasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat
pernapasan di otak, sedangkan aktifitas saraf pernapasan dirangsang oleh
stimulus (rangsangan) dari karbon dioksida (CO2). Pada umumnya,
manusia mampu bernapas antara 15-18 kali setiap menit. Cepat atau lambatnya
dalam bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut.
1) Umur, Bertambahnya
umur seseorang, semakin rendah frekuensi pernapasannya
2)
Jenis kelamin, Pada umumnya laki-laki lebih banyak
bergerak sehingga energi yang dibutuhkan juga lebih banyak dibandingkan dengan
wanita. Oleh sebab itu, kebutuhan O2 dan
produksi CO2 pada pria juga
lebih tinggi.
3)
Suhu
tubuh, Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal
ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme tubuh.
4)
Posisi
tubuh, Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada
tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan tenaga
untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan banyak O2 diproduksi
banyak CO2. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya
meningkat. Posisi tubuh duduk atau tiduran, beban berat tubuh disangga oleh
sebagian besar tubuh sehingga tejadi penyebaran beban. Hal ini mengakibatkan
jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh tidak terlalu besar
sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah.
5)
Kegiatan
tubuh, Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak energi,
dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan (santai/tidur). Oleh
karena itu, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen untuk oksidasi biologi dan
lebih banyak memproduksi zat sisa. Untuk menjalankan ini semua tubuh perlu
meningkatkan frekuensi pernapasannya.
B. Macam-Macam
Infeksi Saluran Pernapasan
Manusia memiliki alat pernapasan
utama berupa paru-paru dan alat-alat pernapasan lain berupa rongga hidung,
faring, laring dan trakea.
Peran alat-alat pernapasan pada
manusia dijelaskan seperti berikut.[2]
a)
Hidung
Hidung terdiri dari bagian lubang hidung, rongga hidung,
dan ujung rongga hidung. Rongga hidung memiliki rambut, banyak kapiler darah,
dan selalu lembap dengan adanya lender yang dihasilkan oleh selaput mukosa.
Selain sebagai alat pernapasan, hidung berfungsi juga sebagai indra pembau.
Di dalam rongga hidung, udara akan
mengalami penyaringan dan penghangatan.
1)
Penyaringan diperuntukkan
bagi benda-benda asing yangntidak berbentuk gas, misalnya debu. Benda-benda ini
dihalangi oleh rambut-rambut rongga hidung. Adanya indra pembau memungkinkan
tubuh untuk menghindari gas-gas yang berbau tidak enak masuk dalam saluran
pernapasan.
2)
Penghangatan yaitu
mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Bila udara yang masuk
suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, darah kapiler akan melepaskan energinya
ke rongga hidung sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Adanya lendir
menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembap.
b)
Faring,
Faring adalah ruang dibelakang rongga hidung. Ruang ini
merupakan jalan udara maupun makanan. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas mengatur
pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.
c)
Laring,
Laring atau pangkal batang tenggorokan
atau disebut juga kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis (tulang
rawan penutup), dan tulang rawan krikoid (cincin tempel) yang letaknya paling
bawah. Pita suara terletak di dinding dalam laring.
d)
Trakea
Trakea (batang tenggorokan), merupakan pipa yang tersusun atas otot polos dan
tulang rawan yang berbentuk huruf C pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea
tersusun atas tiga lapisan, lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan
tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, sedangkan lapisan
terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Jaringan epitel ini
menghasilkan banyak lendir, yang berguna menangkap dan mengembalikan
benda-benda asing ke hulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama
udara pernapasan.
e)
Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju
ke paru-paru kanan dan yang satu menuju ke paru-paru kiri. Dinding bronkus
tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos dan cincin tulang rawan, serta lapisan jaringan epitel.
Kedudukan bronkus yang ke kiri labih mendatar daripada yang ke kanan. Hal ini
merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang
penyakit.
f)
Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya
lebih tipis,dan saluran lebih kecil. Cincin tulang
rawan yang menyusunnya semakin tipis, dan lingkarannya tidak sempurna, serta
sel-sel epitel bersilia berubah menjadi sisik epitel. Bronkiolus
bercabang-cabang menjadi saluran halus.
g)
Alveolus
Alveolus merupakan
saluran akhir dari alat pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara.
Dinding alveolus tipis, setebal selapis sel, lembap,dan berlekatan erat dengan
kapiler-kapiler darat. Dinding alveolus yang tipis dan lembap ini mempermudah
udara pernapasan untuk melaluinya. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada
bagian alveolus inilah, pertukaran gas O2 dari udara bebas ke
sel-sel darah dan CO2 dari sel-sel darah ke udara bebas terjadi.
h)
Paru-Paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada,
dibatasi oleh tulang rusuk dan otot dada, bagian bawah dibatasioleh otot diafragma
yang kuat. Paru-paru
merupakan himpunan dari bronkiolus, saccus alveolan dan alveolus. Paru-paru
dan rongga dada berselaput tipis yang disebut pleura. Pleura mempunyai struktur rangkap dua yang merupakan
kantong tertutup. Pleura yang melekat langsung pada paru-paru disebut pleura visceralis. Di antara selaput dan
paru-paru terdapat cairan limfa yang
berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu mengembang dan
mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan adanya perubahan
tekanan dalam rongga dada.
Kelainan
dan penyakit pada sistem pernapasan
Bebrapa
jenis kelainan dan jenis penyakit pada sistem pernafasan sebagai berikut :
1. Asfiksi, yaitu kelainan / gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau
gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak di
paru-paru, di pembuluh darah atau dalam jaringan tubuh. Misalnya : sesseorang
yang tenggelam, alveolusnya terisi air;orang yang menderita pneumonia,
alveolusnya tersisi cairan limpa;serta orang yang keracunan karbon monoksida
dan asam sianida, Hb nya tercermar oleh zat racun tersebut. Keracunan karbon
monoksida dan asam sianida karena kedua zat ini memliki afinitias terhadap
hemoglobin lebih besar dari pada afinitas hemogloben terhadap oksida.
2. Penyempitan atau Penyumbatan
Salurqan Napas, dapat di sebabkan oleh pembengkakan oleh kelenjar limpa,
misalnya : polip (di hidung) dan amandel (di tekak), yang menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan sehingga menimbulkan kesan wajah bodoh dan
sering disebut wajah adenoid. Penyempitan
ini dapat pula terjadi karena saluran pernapasannya yang menyempit akibat
alergi misanya : pada asma bronkliali.
3. Antrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh masuknya debu tambang. Jika yang masuk debu silikat disebut
silicosis.
4. Bronkitis, terjadi karena peradangan bronkus.
5. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karena pleura
mengalami penambahan cairan intrapleura, akibatnya timbul rasa nyeri saat
bernafas.
6. Tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit paru-paru karena
mycobacterium tubercolosis, tandanya berbentuk bintik-bintik kecil pada dinding
alveolus.
7. Pneunomia atau logensteking,
yitu penyakit radang paru yang disebabkan Diplococcus
Pneumoniae.
8. Pertussis atau Kinkahoest,
yaitu penyakit yang disebabkan oleh kuman Heamophylus
Pertuisis, tandanya penderita batuk terus-menerus.
9. Penyakit diphteri, misalnya diphteri tekak, tewnggorokan, dan diphteri hidung.
Penyakit biasannya menyerang saluran pernafasan anak bagian atas. Pada
penderita dhipteriakut, saluran pernafasannya mengalami penyumbatan. Oleh
karena itu, pada penderita dhipteri dibuatkan lubang pernafasan bantuan pada
trakea yang disbut trakeotomi.
10. Faringitis, yaitu infeksi pada faring oleh bakteri dan
virus. Gejalanya adalah yatiu di kerongkongan terasa nyeri disaat menelan.
11. Tonsilitis, yaitu
radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya yaitu
tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.
12. Kanker paru-paru, biasanya diderita oleh laki-laki perokok. Kanker ini disebabkan
oleh adanya tumor ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiale.
13. Asma, yaitu gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh
kontraksinya otot polos pada trakea. Hal ini akan mengakibatkan penderita sukar
bernapas.
14. Influenza, disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang
pada selaput mukosa di saluran pernapasan.
15. Emfisema, yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan (abnormalitas)
susunan dan fungsi alveolus, terjadi inefisiensi pengikatan O2 sehingga
pernapasan menjadi sulit.
Bila
terjadi gangguan pada saluran pernapasan, perlu diberikan pertolongan segera.
Pertolongan tersebut harus disesuaikan dengan jenis penyebabnya seperti uraian
berikut:
1) Pada penderita
pernapasan yang disebabkan infeksi, perlu diberikan antibiotika. Tujuannya
adalah mematikan kuman penyebab infeksi.
2) Bila bagian-bagian
paru-paru ada yang terluka, maka paru-paru tersebut harus diistirahatkan dengan
cara mengisi udara steril pada celah antarpleura.
3) Pada penderita
gangguan pernapasan akibat tenggelam atau shock karena sengatan arus listrik,
pusat pernapasannya sering terhenti sementara sering terhenti untuk sementara
waktu. Untuk mengatasinya, perlu diberikan pernapasan buatan. Alat yang
digunakan untuk memberikan pernapasan buatan disebut pulmotor. Dalam keadaan
darurat, pernapasan buatan sering diberikan tanpa bantuan pulmotor, jadi dengan
bantuan mulut. Cara seperti ini disebut cara sylvester.
IV.
KESIMPULAN
System pernapasan pada manusia dapat dibedakan
menjadi 5 :
a. Pernapasan Dada
b.
Pernapasan Perut
c.
Pernapasan Sel
d.
Volume
Udara Pernapasan
e.
Frekuensi Pernapasan
Manusia memiliki alat
pernapasan utama berupa paru-paru dan alat-alat pernapasan lain berupa rongga
hidung, faring, laring dan trakea.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat di tulis oleh penyusun dengan sebaik-baik nya, semoga
makalah ini dapat menambah ilmu penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Kami
sadar dalam makalah jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, Sains, Klaten : PT
Intan Pariwara, 2003
Aryulina, Diah, Biologi 2 untuk kelas 2 SMA, Jakarta
0 Response to "MACAM-MACAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN"
Post a Comment