KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
Thursday, October 16, 2014
Add Comment
A. Interaksi sebagai Proses Sosial
Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan
kehidupan manusia, misalnya hidup sendiri di tengah hutan belantara untuk
selamanya, dipastikan tidak pernah mengadakan interaksi sosial. Padahal
interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Artinya, tidak ada
kehidupan bersama bagi orang tersebut, sekaligus tidak pernah ada proses
sosial. Seandainya ada yang demikian, itu sifatnya kasuistis, sebab pada
dasarnya orang tidak dapat hidup sendirian tanpa bekerjasama dengan orang lain.
Semenjak manusia lahir, sudah memerlukan bantuan orang lain. Kemudian selama
perkembangan dalam kehidupannya, juga memerlukan bantuan orang lain.
Untuk mencukupi kebutuhannya, seseorang tidak akan menanam padi
sendiri, menuai sendiri, menggiling sendiri, menanak nasi sendiri, membuat periuk
sendiri, menggali sumur sendiri, atau mencari ikan untuk diasinkan sendiri.
Bahkan setelah meninggalpun, setiap orang masih memerlukan bantuan orang lain.
Manusia dalam kehidupan bersama, baik individuindividu, kelompok-kelompok,
maupun individu-kelompok, senantiasa terdapat interaksi sosial. Jika suatu
ketika gurumu meminta tolong padamu untuk menghapus papan tulis, berarti telah terjadi
interaksi sosial antara gurumu dengan kamu. Interaksi sosial ini berlangsung
antara individu dengan individu yang lain. Ketika kamu mendapatkan pelajaran
dari gurumu, kegiatan tersebut merupakan contoh interaksi sosial antara individu
dengan kelompok. Dan Ketika suatu klub bola voli bertanding melawan klub bola voli
lain, kegiatan tersebut merupakan contoh interaksi sosial antara kelompok
dengan kelompok.
Interaksi sosial
adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok dalam bentuk kerjasama, serta persaingan atau pertikaian.
Interaksi sosial tersebut menimbulkan proses sosial. Proses sosial
erat kaitannya dengan konsep keragaman kehidupan sosial budaya masyarakat.
Proses sosial yang terjadi, berupa kerjasama, bahkan persaingan
maupun pertikaian, karena adanya interaksi sosial. Adanya pertemuan sekelompok
orang, adanya pergaulan hidup, saling berbicara, saling berpandangan, berjabat
tangan, kemudian saling kerjasama dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan para
individu maupun kelompok yang saling bertemu, kemudian terjadi
perubahanperubahan yang mampu menggoyahkan cara-cara hidup yang telah ada.
Pergaulan dan hubungan yang terjadi di antara mereka memerlukan waktu untuk
menyelesaikan sebuah proses.
Proses interaksi sosial baru akan berlaku apabila menghasilkan
reaksi yang berbentuk hal-hal berikut.
1. Imitasi
Imitasi adalah meniru sesuatu
yang dilakukan orang lain. Misalnya, meniru cara
berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, dan perilaku lainnya. Meniru bisa
berdampak baik atau sebaliknya. Meniru menjadi buruk jika sesuatu yang kita
tiru merugikan diri sendiri dan tidak sesuai dengan kesopanan lingkungan.
Meniru berlaku baik jika peniruan tersebut bermanfaat bagi kehidupan kita dan masyarakat
menerimanya.
2. Sugesti
Sugesti adalah reaksi
seseorang terhadap sesuatu secara langsung dan tanpa dipikir terlebih dahulu. Jika seorang artis
yang menggunakan handphone terbaru kemudian diikuti oleh para siswa SMP,
itu merupakan contoh sugesti. Sugesti bukan merupakan proses belajar, melainkan
proses meningkatkan suatu reaksi yang sudah ada pada dirinya. Sugesti Terjadi karena
pihak yang menerima anjuran itu tergugah secara emosional tanpa dipikir terlebih
dahulu.
3. Simpati
Pada saat terjadi musibah bencana banjir di Jakarta, tanah longsor di berbagai daerah, dan kesedihan para korban
gempa, kita turut merasakan kesedihan, itulah yang disebut simpati.
Simpati dapat berupa kasih sayang, merasa tertarik, dan bersedia
untuk mengadakan kerjasama. Simpati merupakan kemampuan untuk merasakan
diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan,
dialami, atau diderita orang lain.
4. Identifikasi
Seseorang yang merasakan menjadi korban bencana merupakan bentuk identifikasi. Identifikasi lebih
dalam daripada simpati. Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya terhadap
orang lain pada umumnya akan meniru, terkena sugesti, dan merasa simpati. Lain
halnya dengan imitasi, sugesti, dan simpati tidak perlu disertai identifikasi.
Identifikasi adalah
kecenderungan atau keinginan Dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak
lain. Umumnya yang menjadi objek dari proses identifikasi adalah “sang idola”.
Interaksi sosial hanya akan terjadi antar manusia, tidak terhadap
benda mati. Meja atau kursi yang dipukul sekeras apapun, tidak akan bereaksi
karena memang tidak dapat merasakan sakit dan sebagainya. Rusaknya meja atau
kursi sebagai akibat dari pukulan yang keras, tidak akan menimbulkan reaksi
darinya. Seandainya patah atau rusak, bukan karena reaksi dari benda mati itu.
Interaksi antara manusia dengan binatang, tidak dapat dilakukan dengan sempurna
karena hubungan timbal balik mereka tidak menggunakan bahasa yang saling
dipahami. Mereka hanya menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan suara atau bunyi-bunyian
tertentu saja, dan bukan merupakan sebuah interaksi sosial.
Berbagai permasalahan masyarakat, konflik yang terjadi antarsuku
bangsa, dapat dipecahkan dengan mempelajari bentuk-bentuk interaksi sosial yang
terjadi, kemudian mengetahui dan memahami kondisi-kondisi yang dapat
menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut. Akhirnya
Pengetahuan tentang interaksi sosial, dapat disumbangkan untuk memecahkan permasalahan
yang terjadi.
B. Sosialisasi sebagai
Proses Pembentukan Kepribadian
Sejak diciptakan, manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk mengendalikan
seluruh perilaku dan potensi dalam dirinya. Oleh karena itu, manusia perlu
mengembangkan potensi dalam dirinya melalui belajar. Selama dalam proses belajar
itulah seorang individu tumbuh menjadi seorang pribadi. Kepribadian merupakan
sifat dan watak seseorang yang konsisten, yang mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat
lain yang khas dimiliki seseorang.
Kepribadian seorang individu akan berkembang jika berhubungan
dengan orang lain. Semakin dewasa seseorang maka akan lebih aktif mengembangkan
kemampuannya. Upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuannya ini dilakukan
melalui proses sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses seseorang
mempelajari cara hidup masyarakat untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan
nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran masyarakat menghantarkan
warganya masuk ke dalam kebudayaan. Sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan
masyarakat ketika individu belajar dan mengajar untuk memahirkan diri dalam peranan
sosial sesuai dengan potensinya.
Pengertian sosialisasi dilihat dari prosesnya dapat dibedakan
menjadi sosialisai primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer,
yaitu awal sosialisasi seorang individu memasuki keanggotaan masyarakat.
Sosialisasi ini diawali oleh sikap hormat-menghormati, tolong-menolong,
toleransi, jujur, dan kasih sayang. Sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi
di luar lingkungan keluarga yang merupakan kelanjutan dan perluasan sosialisasi
primer.
Kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap proses
sosialisasi seseorang. Dia akan menerima atau menolak proses sosialisasi sesuai
dengan kadar kepribadian yang dimilikinya. Misalnya, seorang siswa akan menolak
jika diajak oleh temannya bermain game pada jam sekolah.
Beberapa tahapan sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
seseorang sebagai berikut.
1. Sosialisasi dalam keluarga
Di dalam keluarga terjadi interaksi dan disiplin pertama dalam kehidupan sosial untuk membentuk suatu kepribadian.
Orang tua berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Orang tua
menanamkan nilai-nilai hidup Dalam keluarga. Oleh karena itu, kepribadian
seorang anak sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya.
2. Sosialisasi dengan teman sepermainan
Pada tahap ini seseorang akan belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat/sebaya umurnya. Seseorang
akan mempelajari aturan-aturan yang ada pada kelompok itu. Dalam kelompok teman
sepermainan, seseorang mulai mempelajari nilai-nilai keadilan, tetapi pemikirannya
masih bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain.
Kelompok sepermainan sangat berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian, misalnya tumbuhnya rasa aman, kemandirian, rasa simpati, dan
membentuk sikap lebih dewasa. Semakin meningkat umur anak, semakin penting pula
pengaruh kelompok teman sepermainan. Kadang-kadang terjadi konflik antara norma
yang didapat dari keluarga dan norma yang diterimanya dalam pergaulan dengan
teman sepermainan. Terutama pada masyarakat yang berkembang secara dinamis, akibatnya
dapat menjurus pada tindakan yang bertentangan dengan norma yang tidak disukai
masyarakat, misalnya, membentuk kelompok yang
disebut “Geng”. Kelompok ini sering disamakan dengan kelompok yang suka membuat
keonaran dan sering berperilaku menyimpang.
Sebagai pelajar kamu tentu mendapatkan banyak teman di sekolah.
Ingatlah bahwa baik dan buruk perbuatan kita juga dipengaruhi oleh teman kita.
Oleh karena itu, kamu harus pandai-pandai memilih teman yang baik.
3. Sosialisasi dengan lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat kamu bertemu dengan teman lain yang berasal dari tempat dan keluarga yang berbeda.
Mereka mempunyai cara hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu, teman-temanmu
di sekolah banyak yang memiliki sifat dan sikap yang berbeda dengan lingkungan
dan keluargamu.
Agar perbedaan yang ada tidak saling bertentangan Maka dibuat aturan
sekolah. Aturan Yang ada di sekolah disesuaikan dengan tujuan sekolah. Setiap siswa
sekolah wajib mematuhi aturan yang berlaku. Teguran dan hukuman yang dikeluarkan Sekolah merupakan bentuk
sanksi yang diberikan jika tidak mengindahkan aturan yang berlaku. Sekolah membimbing
siswa agar belajar disiplin dengan mentaati aturan sekolah. Jika kamu sudah
terbiasa dengan mematuhi aturan maka kamu akan terbiasa
mentaati aturan di luar sekolah.
C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Setidaknya ada dua macam bentuk interaksi sosial sebagai wujud
proses sosial dalam kehidupan masyarakat. Dua bentuk proses interaksi sosial,
yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
1. Proses asosiatif
Proses asosiatif
adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas
antarindividu.
a. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama.
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama
ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya.
Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui
kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan
kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang
melakukan ulangan atau ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang
lain di lingkunganmu?
Ada Beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan itu
antara lain sebagai berikut.
1) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup
berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersamasama. Kerukunan
dapat ditunjukkan dari kegiatan Kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran
melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup
gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah
bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama
dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu
diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk
kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan.
Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah
bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture
diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan
lebih besar.
b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang menunjuk pada
suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada
suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi di antara
orang-orang, yang berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk
pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi mempunyai tujuan sebagai berikut.
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain sebagai
berikut.
1) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk
akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsure paksaan. Paksaan
merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2) Kompromi
Kompromi adalah bentuk
akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan
suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup
mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih
oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga
hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar
para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
5) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu tujuan bersama.
6) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi.
Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak
bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau
setidaknya berkurang.
7) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak
lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih
yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
8) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah
penyelesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua
belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian
sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal proses sosial,
asimilasi berkaitan dengan peleburan perbedaan budaya.
Proses Asimilasi bisa terjadi bila terdapat hal-hal berikut.
1) Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling
menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap
terbuka yang dimiliki para pemimpin, persamaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatankesempatan
yang seimbang di bidang ekonomi.
2. Proses disosiatif
Proses disosiatif
adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antar individu. Proses
disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial
dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum,
dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang ada, tanpa
menggunakan ancaman atau kekerasan.
Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi,
persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial
yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah
sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur
kebudayaan golongan tertentu, yang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak
sampai pada pertentangan atau pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi
penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, dan
mengecewakan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
Interaksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian
terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak
menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu
kekuatan, lalu timbul adanya pertentangan atau pertikaian. Pertentangan Atau pertikaian
tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.
0 Response to "KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA"
Post a Comment