KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA


A. Interaksi sebagai Proses Sosial
Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan kehidupan manusia, misalnya hidup sendiri di tengah hutan belantara untuk selamanya, dipastikan tidak pernah mengadakan interaksi sosial. Padahal interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Artinya, tidak ada kehidupan bersama bagi orang tersebut, sekaligus tidak pernah ada proses sosial. Seandainya ada yang demikian, itu sifatnya kasuistis, sebab pada dasarnya orang tidak dapat hidup sendirian tanpa bekerjasama dengan orang lain. Semenjak manusia lahir, sudah memerlukan bantuan orang lain. Kemudian selama perkembangan dalam kehidupannya, juga memerlukan bantuan orang lain.
Untuk mencukupi kebutuhannya, seseorang tidak akan menanam padi sendiri, menuai sendiri, menggiling sendiri, menanak nasi sendiri, membuat periuk sendiri, menggali sumur sendiri, atau mencari ikan untuk diasinkan sendiri. Bahkan setelah meninggalpun, setiap orang masih memerlukan bantuan orang lain.
Manusia dalam kehidupan bersama, baik individuindividu, kelompok-kelompok, maupun individu-kelompok, senantiasa terdapat interaksi sosial. Jika suatu ketika gurumu meminta tolong padamu untuk menghapus papan tulis, berarti telah terjadi interaksi sosial antara gurumu dengan kamu. Interaksi sosial ini berlangsung antara individu dengan individu yang lain. Ketika kamu mendapatkan pelajaran dari gurumu, kegiatan tersebut merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Dan Ketika suatu klub bola voli bertanding melawan klub bola voli lain, kegiatan tersebut merupakan contoh interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerjasama, serta persaingan atau pertikaian.
Interaksi sosial tersebut menimbulkan proses sosial. Proses sosial erat kaitannya dengan konsep keragaman kehidupan sosial budaya masyarakat.
Proses sosial yang terjadi, berupa kerjasama, bahkan persaingan maupun pertikaian, karena adanya interaksi sosial. Adanya pertemuan sekelompok orang, adanya pergaulan hidup, saling berbicara, saling berpandangan, berjabat tangan, kemudian saling kerjasama dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan para individu maupun kelompok yang saling bertemu, kemudian terjadi perubahanperubahan yang mampu menggoyahkan cara-cara hidup yang telah ada. Pergaulan dan hubungan yang terjadi di antara mereka memerlukan waktu untuk menyelesaikan sebuah proses.
Proses interaksi sosial baru akan berlaku apabila menghasilkan reaksi yang berbentuk hal-hal berikut.
1. Imitasi
Imitasi adalah meniru sesuatu yang dilakukan orang lain. Misalnya, meniru cara berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, dan perilaku lainnya. Meniru bisa berdampak baik atau sebaliknya. Meniru menjadi buruk jika sesuatu yang kita tiru merugikan diri sendiri dan tidak sesuai dengan kesopanan lingkungan. Meniru berlaku baik jika peniruan tersebut bermanfaat bagi kehidupan kita dan masyarakat menerimanya.
2. Sugesti
Sugesti adalah reaksi seseorang terhadap sesuatu secara langsung dan tanpa dipikir terlebih dahulu. Jika seorang artis yang menggunakan handphone terbaru kemudian diikuti oleh para siswa SMP, itu merupakan contoh sugesti. Sugesti bukan merupakan proses belajar, melainkan proses meningkatkan suatu reaksi yang sudah ada pada dirinya. Sugesti Terjadi karena pihak yang menerima anjuran itu tergugah secara emosional tanpa dipikir terlebih dahulu.
3. Simpati
Pada saat terjadi musibah bencana banjir di Jakarta, tanah longsor di berbagai daerah, dan kesedihan para korban gempa, kita turut merasakan kesedihan, itulah yang disebut simpati.
Simpati dapat berupa kasih sayang, merasa tertarik, dan bersedia untuk mengadakan kerjasama. Simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain.
4. Identifikasi
Seseorang yang merasakan menjadi korban bencana merupakan bentuk identifikasi. Identifikasi lebih dalam daripada simpati. Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya terhadap orang lain pada umumnya akan meniru, terkena sugesti, dan merasa simpati. Lain halnya dengan imitasi, sugesti, dan simpati tidak perlu disertai identifikasi.
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan Dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Umumnya yang menjadi objek dari proses identifikasi adalah “sang idola”.
Interaksi sosial hanya akan terjadi antar manusia, tidak terhadap benda mati. Meja atau kursi yang dipukul sekeras apapun, tidak akan bereaksi karena memang tidak dapat merasakan sakit dan sebagainya. Rusaknya meja atau kursi sebagai akibat dari pukulan yang keras, tidak akan menimbulkan reaksi darinya. Seandainya patah atau rusak, bukan karena reaksi dari benda mati itu. Interaksi antara manusia dengan binatang, tidak dapat dilakukan dengan sempurna karena hubungan timbal balik mereka tidak menggunakan bahasa yang saling dipahami. Mereka hanya menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan suara atau bunyi-bunyian tertentu saja, dan bukan merupakan sebuah interaksi sosial.
Berbagai permasalahan masyarakat, konflik yang terjadi antarsuku bangsa, dapat dipecahkan dengan mempelajari bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi, kemudian mengetahui dan memahami kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tersebut. Akhirnya Pengetahuan tentang interaksi sosial, dapat disumbangkan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi.

B.  Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian
Sejak diciptakan, manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk mengendalikan seluruh perilaku dan potensi dalam dirinya. Oleh karena itu, manusia perlu mengembangkan potensi dalam dirinya melalui belajar. Selama dalam proses belajar itulah seorang individu tumbuh menjadi seorang pribadi. Kepribadian merupakan sifat dan watak seseorang yang konsisten, yang mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang.
Kepribadian seorang individu akan berkembang jika berhubungan dengan orang lain. Semakin dewasa seseorang maka akan lebih aktif mengembangkan kemampuannya. Upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuannya ini dilakukan melalui proses sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses seseorang mempelajari cara hidup masyarakat untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran masyarakat menghantarkan warganya masuk ke dalam kebudayaan. Sosialisasi merupakan seperangkat kegiatan masyarakat ketika individu belajar dan mengajar untuk memahirkan diri dalam peranan sosial sesuai dengan potensinya.
Pengertian sosialisasi dilihat dari prosesnya dapat dibedakan menjadi sosialisai primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer, yaitu awal sosialisasi seorang individu memasuki keanggotaan masyarakat. Sosialisasi ini diawali oleh sikap hormat-menghormati, tolong-menolong, toleransi, jujur, dan kasih sayang. Sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi di luar lingkungan keluarga yang merupakan kelanjutan dan perluasan sosialisasi primer.
Kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap proses sosialisasi seseorang. Dia akan menerima atau menolak proses sosialisasi sesuai dengan kadar kepribadian yang dimilikinya. Misalnya, seorang siswa akan menolak jika diajak oleh temannya bermain game pada jam sekolah.
Beberapa tahapan sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang sebagai berikut.
1. Sosialisasi dalam keluarga
Di dalam keluarga terjadi interaksi dan disiplin pertama dalam kehidupan sosial untuk membentuk suatu kepribadian. Orang tua berperan sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Orang tua menanamkan nilai-nilai hidup Dalam keluarga. Oleh karena itu, kepribadian seorang anak sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya.
2. Sosialisasi dengan teman sepermainan
Pada tahap ini seseorang akan belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat/sebaya umurnya. Seseorang akan mempelajari aturan-aturan yang ada pada kelompok itu. Dalam kelompok teman sepermainan, seseorang mulai mempelajari nilai-nilai keadilan, tetapi pemikirannya masih bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain.
Kelompok sepermainan sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian, misalnya tumbuhnya rasa aman, kemandirian, rasa simpati, dan membentuk sikap lebih dewasa. Semakin meningkat umur anak, semakin penting pula pengaruh kelompok teman sepermainan. Kadang-kadang terjadi konflik antara norma yang didapat dari keluarga dan norma yang diterimanya dalam pergaulan dengan teman sepermainan. Terutama pada masyarakat yang berkembang secara dinamis, akibatnya dapat menjurus pada tindakan yang bertentangan dengan norma yang tidak disukai masyarakat, misalnya, membentuk kelompok yang disebut “Geng”. Kelompok ini sering disamakan dengan kelompok yang suka membuat keonaran dan sering berperilaku menyimpang.
Sebagai pelajar kamu tentu mendapatkan banyak teman di sekolah. Ingatlah bahwa baik dan buruk perbuatan kita juga dipengaruhi oleh teman kita. Oleh karena itu, kamu harus pandai-pandai memilih teman yang baik.
3. Sosialisasi dengan lingkungan sekolah
Sekolah merupakan tempat kamu bertemu dengan teman lain yang berasal dari tempat dan keluarga yang berbeda. Mereka mempunyai cara hidup yang berbeda-beda. Oleh karena itu, teman-temanmu di sekolah banyak yang memiliki sifat dan sikap yang berbeda dengan lingkungan dan keluargamu.
Agar perbedaan yang ada tidak saling bertentangan Maka dibuat aturan sekolah. Aturan Yang ada di sekolah disesuaikan dengan tujuan sekolah. Setiap siswa sekolah wajib mematuhi aturan yang berlaku. Teguran dan hukuman yang dikeluarkan Sekolah merupakan bentuk sanksi yang diberikan jika tidak mengindahkan aturan yang berlaku. Sekolah membimbing siswa agar belajar disiplin dengan mentaati aturan sekolah. Jika kamu sudah terbiasa dengan mematuhi aturan maka kamu akan terbiasa mentaati aturan di luar sekolah.

C. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Setidaknya ada dua macam bentuk interaksi sosial sebagai wujud proses sosial dalam kehidupan masyarakat. Dua bentuk proses interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.
1. Proses asosiatif
Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu.
a. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya.
Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melakukan ulangan atau ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang lain di lingkunganmu?
Ada Beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan itu antara lain sebagai berikut.
1) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersamasama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan Kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.

b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi di antara orang-orang, yang berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi mempunyai tujuan sebagai berikut.
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsure paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2) Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
5) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
6) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
7) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
8) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah penyelesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai.

c. Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal proses sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbedaan budaya.
Proses Asimilasi bisa terjadi bila terdapat hal-hal berikut.
1) Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, persamaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatankesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.

2. Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antar individu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu, yang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai pada pertentangan atau pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewakan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
Interaksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya pertentangan atau pertikaian. Pertentangan Atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.


0 Response to "KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel