MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI
Thursday, October 16, 2014
Add Comment
A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Ekonomi Yang Bermoral
Manusia yang lahir ke bumi dibekali dengan kekuatan jasmani dan
rohani serta dilengkapi perasaan, akal, dan naluri. Kedua komponen jasmani dan
rohani ini memerlukan kebutuhan yang harus dipenuhi. Komponen jasmani memerlukan
kebutuhan jasmani atau kebutuhan tubuh yang berwujud, seperti makan, minum,
pakaian, rumah, dan sebagainya. Begitu pula komponen rohani memerlukan kebutuhan
berupa ketenangan, kesenangan, dan kenikmatan, seperti pendidikan, agama,
siraman rohani, dan rekreasi. Kebutuhan jasmani dan rohani tersebut harus
dipenuhi agar hidup manusia dapat berlangsung dengan baik.
Setiap manusia berusaha memenuhi kebutuhannya, namun tidak semua
kebutuhan dapat dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tergantung dari kemampuan dan
usaha masingmasing dan faktor lainnya yang mempengaruhi keinginan manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Keinginan berbeda dengan kebutuhan. Keinginan merupakan
hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik, sedang kebutuhan merupakan keinginan
atas barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan untuk kelangsungan hidup.
Hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut
manusia sebagai makhluk ekonomi. Dengan hasrat itu, manusia terus berusaha
dengan berbagai cara dan upaya agar terpenuhi kebutuhannya. Dalam memenuhi
kebutuhan, manusia tidak dapat melakukannya sendiri, namun memerlukan bantuan
orang lain. Hasrat manusia memerlukan bantuan orang lain disebut manusia sebagai
makhluk sosial.
Sifat manusia yang selalu ingin meningkatkan kehidupannya merupakan
kenyataan bahwa manusia itu sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Homo
= manusia, economicus = yang hidup menurut kepentingan diri sendiri. Manusia
sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) berarti manusia dalam usahanya
mencari dan memperoleh kemakmuran selalu ingin melepaskan diri dari moral dan bertindak
sebagai makhluk ekonomi saja. Namun perlu diperhatikan dan dihayati bahwa
manusia tidak hidup sendirian, melainkan masih ada manusia lain di
sekelilingnya yang sama-sama ingin memenuhi kebutuhannya. Selain itu manusia
tidak akan mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya tanpa dibantu atau
berinteraksi dengan manusia yang lain.
Manusia meskipun tidak memiliki kesempurnaan dalam segala
tindakannya, namun sebagai makhluk ekonomi, dalam bertindak ekonomi setidaknya
memiliki empat aspek berikut.
1. Rasionalitas (akal sehat)
Rasionalitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk berpikir baik dan berlatih mengambil keputusan yang tepat.
Manusia memiliki beberapa kendala, tetapi dengan akal sehat yang dijalankan,
akan dapat mengatasi kendala tersebut. Pemenuhan kebutuhan dengan menggunakan akal
sehat dapat membandingkan jumlah biaya yang akan dikeluarkan dengan jumlah
barang dan jasa yang akan diperoleh. Selain itu, dengan akal sehat dapat membedakan
kebutuhan apa yang harus didahulukan dan apa yang dapat ditunda.
2. Kepentingan pribadi
Manusia sebagai homo economicus memiliki kepentingan pribadi yang melekat kental pada dirinya masing-masing. Kepentingan
pribadi sebenarnya tidak menguasai secara penuh diri manusia, tetapi masih ada
kepentingan lain yang bersifat sosial atau ingin membantu orang lain. Manusia
bersaing karena keterbatasan sumber daya ekonomi. Jika sumber daya ekonomi
banyak dan melimpah maka tidak terjadi persaingan dan tidak ada yang mendahulukan
kepentingan pribadi.
3. Moral
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya, harus mempertimbangkan
aspek-aspek moral. Aspek moral dan akhlak sangat diperlukan saat manusia
menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Penggunaan
moral dan akhlak akan dapat menghindarkan Terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan
menghalalkan segala cara, merugikan orang lain, atau dengan jalan yang tidak baik.
Bersikap Jujur dalam kehidupan adalah kunci utamanya.
4. Informasi
Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik, dibutuhkan informasi yang benar dan lengkap agar pilihan
yang ditetapkan mempunyai nilai guna yang besar sehingga manfaatnya juga besar.
Dengan adanya informasi, manusia melakukan pilihan-pilihan yang
tepat dari sekian banyak informasi. Semakin lengkap informasi, semakin besar
kemungkinan memilih yang terbaik. Misalnya, selembar baju kemeja dijual dari tiga
toko, Toko A, B, Dan C. Harga di Toko A Rp 125.000,00, Di Toko B Rp 140.000,00,
Dan di Toko C Rp 155.000,00. Untuk belanja di Toko A harus naik kendaraan
dengan Membayar Rp 30.000,00, di Toko B hanya jalan kaki, dan Di Toko C Dapat diantarkan
serta mendapat diskon senilai Rp 15.000,00. Dengan informasi ini, pembeli akan memutuskan toko mana yang paling murah dengan nilai kepuasan
yang sama besarnya.
Kebutuhan manusia mungkin sama, tetapi keinginan berbeda.
Misalnya, setiap manusia memerlukan kebutuhan primer (bisa makanan pokok),
namun keinginan untuk memenuhi kebutuhan primer berbeda. Orang Amerika memenuhi
kebutuhan pokoknya dengan roti, orang Indonesia Memenuhi kebutuhan pokoknya dengan
nasi. Berarti keinginan orang Amerika dengan orang Indonesia berbeda, namun kebutuhan
pokoknya sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan manusia dalam memenuhi
kebutuhan adalah sebagai berikut.
1. Tempat tinggal
Tempat tinggal manusia mempengaruhi keinginan manusia dalam
memenuhi kebutuhan. Manusia yang bertempat tinggal di daerah tropis, dengan dua
perubahan musim (musim hujan dan musim kemarau), umumnya membutuhkan makanan
yang berkalori tinggi, pakaian yang lebih tipis, dan perumahan yang
berventilasi lebar. Hal ini tentu saja berbeda dengan kebutuhan manusia yang
bertempat tinggal di daerah dengan empat perubahan musim. Informasi terkait pilihan-pilihan yang akan dilakukan.
2. Pendidikan
Manusia yang berpendidikan tinggi, seperti sarjana, berbeda
keinginannya dalam memenuhi kebutuhan dengan yang berpendidikan sekolah
lanjutan pertama. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin besar dan bervariasi
keinginan dalam memenuhi kebutuhan.
3. Usia
Manusia yang berusia dewasa memiliki keinginan yang berbeda
dengan yang masih berusia remaja atau anak-anak. Semakin Tinggi usia seseorang maka
semakin bervariasi keinginannya dalam memenuhi kebutuhan.
4. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia
Manusia yang memiliki sumber daya alam yang banyak atau melimpah, keinginan memenuhi kebutuhannya lebih
besar dibanding dengan yang kurang sumber daya alamnya. Sumber daya manusia
yang mampu, dalam arti semakin tinggi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimiliki, memiliki keinginan dan peluang untuk memenuhi kebutuhannya lebih
besar dibanding manusia yang kurang mampu.
B. Perilaku Manusia Dalam Bkerjasama Untuk Memenuhi Kebutuhan
Hidupnya
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia sebagai makhluk
ekonomi tidak bisa lepas dari peran manusia lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Kondisi tersebut secara tidak langsung menggambarkan bahwa manusia pada dasarnya
juga makhluk sosial. Manusia sebagai individu dalam kehidupan sehari-harinya
selalu berinteraksi atau berhubungan dengan individu yang lain. Hubungan
tersebut secara alami akan mendorong setiap individu untuk melakukan kerjasama.
Untuk mewujudkan perilaku manusia yang bekerjasama secara harmonis dalam
memenuhi kebutuhan, maka perlu adanya kepedulian dari setiap diri manusia
mewujudkan keselarasan antara fungsi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk
ekonomi.
Beberapa bentuk kepedulian dari setiap diri manusia mewujudkan
keselarasan antara fungsi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi
antara lain sebagai berikut.
1. Saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing dalam melakukan kerjasama.
2. Saling berbagi ilmu dan pengetahuan untuk kemajuan bersama.
3. Saling tolong-menolong dan bahu-membahu dalam kegiatan sehari-hari.
4. Menjaga dan memupuk harga diri setiap pihak dalam melakukan kerjasama.
5. Bahu-membahu untuk mencapai tujuan bersama tanpa mengesampingkan norma-norma yang berlaku.
Perbedaan kemampuan setiap manusia menyebabkan manusia dapat lepas dari manusia yang lain. Perbedaan kemampuan
setiap manusia ini, menyebabkan pula perbedaan hubungan perilaku kerjasama.
Hubungan perilaku kerjasama biasanya didasarkan pada maksud dan tujuan yang
diinginkan, yaitu sebagai berikut.
1. Kerjasama yang saling menguntungkan
Manusia tidak memiliki kemampuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya, tidak setiap orang memiliki kemampuan untuk
menjadi seorang koki atau menjadi seorang pengusaha mebel. Misalnya, Pak Anwar
adalah seorang pengusaha mebel yang ingin membuka sebuah rumah makan. Namun, ia
tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan usahanya itu. Sebaliknya, Pak
Darwin saudaranya, ahli dalam masakan Padang yang ingin membuka rumah makan Padang,
namun tidak memiliki dana. Kemudian Pak Darwin menawarkan jasanya kepada Pak
Anwar untuk mengelola rumah makan tersebut. Karena dirasa menguntungkan, Pak
Anwar menerima tawaran tersebut.
Dari kerjasama ini, Pak Anwar dapat menikmati hasil rumah makan
Padang yang dijalankan Pak Darwin, sedangkan Pak Darwin memperoleh penghasilan
dari rumah makan yang dijalankannya. Kerjasama antara Pak Anwar dengan Pak
Darwin adalah contoh kerjasama yang saling menguntungkan, karena keduanya
sama-sama memperoleh keuntungan.
2. Kerjasama untuk kepentingan bersama
Kerjasama untuk kepentingan bersama banyak kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, misalnya adanya
gotong-royong kegiatan kebersihan lingkungan atau kegiatan penghijauan. Dalam kehidupan
ekonomi, misalnya sebuah perusahaan besar berperan sebagai bapak angkat bagi usaha
kecil menengah (UKM). Perusahaan besar memberikan bimbingan, pengarahan dalam kegiatan
produksi dan pemasaran, serta bantuan modal kepada UKM agar bisa berkembang
besar dan akhirnya mampu berdiri sendiri. Sebaliknya, perusahaan kecil dapat mendukung perusahaan
besar dengan memasarkan hasil produksi perusahaan besar.
3. Kerjasama yang saling menghormati
Pada awalnya, manusia berpikir dan berusaha bagaimana cara
memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun, setelah mereka menyadari bahwa kebutuhan
tersebut tidak hanya dibutuhkan sendiri, maka manusia juga berusaha bagaimana
ia dapat memenuhi kebutuhan orang lain. Manusia Dalam memenuhi kebutuuhan hidupnya
selalu dibatasi oleh norma-norma yang berlaku.
Bentuk kerjasama yang paling baik dalam memenuhi kebutuhan adalah
kerjasama yang saling menghormati. Manusia harus menggunakan akal dan
pikirannya dalam berusaha dan bertindak. Karena hanya dengan akal dan pikiran yang
sehat akan membuat kita dapat memahami kebutuhan sendiri dan kebutuhan orang
lain. Misalnya, saat musim kemarau, masyarakat desa kesulitan akan air bersih.
Air bersih yang tersedia hanya terbatas pada air pancuran yang mengalir dari
pegunungan. Oleh karena air bersih sangat terbatas, maka masyarakat sepakat
untuk mengadakan antrian secara bergiliran agar semua masyarakat desa
mendapatkan air bersih. Kerjasama yang saling menghormati ini penting dilakukan
agar tidak terjadi perselisihan antar warga masyarakat.
C. Perilaku Manusia Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi Untuk
Memenuhi Kebutuhan
Sumber daya ekonomi dapat dikelompokkan ke dalam sumber daya
alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan sumber daya keahlian
(kewirausahaan). Sumber daya ekonomi sangat terbatas jumlahnya bila
dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan manusia. Kondisi seperti ini
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan inilah yang disebut
kelangkaan (scarcity).
Sumber daya alam ada yang dapat diperbarui dan ada yang tidak
dapat diperbarui. Misalnya, minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui, maka pemanfaatannya harus dihemat. Semua sumber daya alam Yang
tidak dapat diperbarui harus digunakan seefisien dan seefektif mungkin untuk
menjaga ketersediaannya dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya
alam saja yang banyak tanpa dikelola oleh sumber daya manusia yang mampu, akan
terpendam tanpa dapat dimanfaatkan dengan baik.
Sumber daya manusia berperan menentukan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta besar kecilnya kebutuhan. Semakin tinggi
tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki, semakin besar keinginan
memenuhi kebutuhan dan lebih berpeluang memperolehnya. Pemanfaatan sumber daya manusia
selayaknya dididik untuk lebih mengenal dan memahami pengelolaan alam dan
lingkungan.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan usaha dan
hubungan dengan manusia lain. Usaha yang dijalankan dapat menghasilkan
kesuksesan atau kegagalan. Masalah kesuksesan dan kegagalan merupakan persoalan
yang selalu harus diatasi untuk berusaha selanjutnya. Usaha yang dilakukan
individu, keluarga, atau masyarakat merupakan kegiatan ekonomi yang mengandung
makna menghasilkan (memproduksi), memakai (mengkonsumsi), dan menyebarkan (distribusi).
Kegiatan ekonomi itu mempunyai beberapa pilihan yang dapat dilakukan manusia
(individu, keluarga, dan masyarakat). Pada pilihan mengharuskan manusia mengambil
keputusan mana yang paling baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan melalui pilihan dimulai dari kebutuhan yang
dirasakan paling penting kemudian yang penting selanjutnya yang kurang
penting. Manusia tidak pernah merasa puas karena kebutuhannya tidak
terbatas. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia selalu bertambah dan ada
yang dirasakan baru, adanya pertambahan penduduk, adanya kemajuan teknologi,
dan adanya peningkatan kebudayaan dan taraf hidup yang semakin baik. Sehingga
dalam pemenuhan kebutuhan dengan sumber daya yang terbatas, manusia sebagai
makhluk ekonomi dan sosial, didalam pemanfaatan sumber daya yang ada harus
melakukan penghematan (mengekang untuk melakukan pemborosan) dan memperhatikan
aturan, norma, hukum, agama, adat istiadat, dan keberadaan sumber daya ekonomi
tersebut.
D. Ilmu Ekonomi
Manusia dalam mengarungi hidupnya selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya baik berupa barang maupun jasa. Ilmu ekonomi timbul sebagai akibat
adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedang alat pemuas kebutuhan (sumber
daya ekonomi) terbatas, adanya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya, serta
adanya alternatif penggunaan sumber daya ekonomi dengan berbagai tujuan
tertentu.
Sumber daya ekonomi yang tersedia dan terbatas jumlahnya ada
yang disediakan secara gratis oleh alam, dan ada yang perlu diolah lebih
lanjut. Untuk mengolah memerlukan sumber daya produksi atau faktor-faktor
produksi, yaitu alam, manusia, modal, dan kewirausahaan.
Manusia dengan tindakan memilihnya berusaha memenuhi
kebutuhan pokoknya terlebih dahulu. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, berusaha
lagi memenuhi kebutuhan lainnya. Namun muncul lagi kebutuhan baru. Terpenuhi
kebutuhan yang baru, muncul lagi kebutuhan yang lebih baru. Begitu seterusnya,
manusia berusaha memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas. Akibatnya manusia
harus melakukan pilihan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya yang langka.
Agar pilihan yang dilakukan benar-benar dapat memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan
bantuan ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan studi tentang bagaimana manusia
memilih dan memanfaatkan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan.
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani oikonomia, yaitu
dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos
berarti mengatur. Jadi, oikonomia adalah mengatur rumah tangga.
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka pengertian ekonomi juga
berkembang bukan saja mengatur rumah tangga dalam arti sempit, tetapi rumah tangga
dalam arti luas, seperti rumah tangga perusahaan, masyarakat, negara, bahkan
dunia.
Di bawah ini terdapat beberapa definisi tentang ilmu ekonomi.
1. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana menentukan pilihan dalam memanfaatkan sumber daya yang
terbatas.
3. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha Manusia
untuk mencapai kemakmuran.
4. Ilmu ekonomi merupakan studi tentang uang, suku bunga, modal,
dan kekayaan.
5. Paul A. Samuelson: Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai
individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa penggunaan uang,
dengan menggunakan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang atau
masa akan datang kepada individu atau masyarakat.
Definisi-definisi di atas menekankan beberapa hal berikut.
- Dalam ilmu ekonomi terdapat masalah penentuan dan pembuatan
pilihan dalam sumber-sumber daya ekonomi atau faktor produksi.
- Sumber-sumber daya ekonomi tersebut terbatas (langka), sehingga
perlu penggunaan alternatif.
- Untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat, perlu
dilakukan produksi, distribusi, dan konsumsi.
- Bagaimana menentukan pilihan dalam memanfaatkan sumber daya
yang terbatas.
- Bertujuan memecahkan masalah ekonomi untuk mencapai
kemakmuran.
- Kegiatan dan perilaku manusia dalam rangka produksi, konsumsi,
distribusi, dan transaksi yang terjadi pada masyarakat dengan menggunakan uang
atau tanpa menggunakan uang atau dengan sumber daya yang tersedia untuk
konsumsi masa sekarang dan masa yang akan datang.
0 Response to "MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI"
Post a Comment