Budidaya Ternak Lebah Sebagai Alternatif Produksi
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
Budidaya Ternak Lebah Sebagai
Alternatif Produksi
Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ternak lebah
dimulai dengan sejarah singkat ternak lebah, sentra budidaya ternak
lebah, jenis-jenis ternak lebah, manfaat ternak lebah, persyaratan lokasi
budidaya ternak lebah, pedoman teknis budidaya ternak lebah, hama dan
penyakit ternak lebah dan lain-lain.
1.
Sejarah Singkat
Lebah merupakan insekta penghasil
madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang
lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil
madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia
kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya
manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini
dengan sistem stup.
Di Indonesia lebah ini mempunyai
nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung, gambreng, di Sumatera barat
disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut
harinuan, di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya
tawon Odeng.
2.
Sentra Perikanan
Di Indonesia sentra perlebahan masih
ada di sekitar Jawa meliputi daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dengan
jumlah produksi sekitar 2000–2500 Ton untuk lebah budidaya. Kalimantan dan
Sumbawa merupakan sentra untuk madu dari perburuan lebah di hutan. Sedang untuk
sentra perlebahan dunia ada di CIS (Negara Pecahan Soviet), Jerman, Australia,
Jepang dan Italia.
3.
Jenis
Lebah termasuk hewan yang masuk
dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam,
yang banyak terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Jenis
unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis A. mellifera. Menurut asal-usulnya lebah
dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:
1.
Apis
cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina
maupun Jepang.
2.
Apis
mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan
Italia serta di daerah sekitar Mediterania.
3.
Apis
Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran sub tropis
dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di
Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
4.
Apis
Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India
sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon klanceng.
4.
Manfaat.
Produk yang dihasilkan madu adalah:
1.
Madu
sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan makanan yang sangat
berguna bagi pemeliharaan kesehatan, kosmetika dan farmasi.
2.
Royal
jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan penyakit, sebagai bahan
campuran kosmetika, bahan campuran obat-obatan.
3.
Pollen
(tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/ kepentingan
farmasi.
4.
Lilin
lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan kosmetika sebagai
pelengkap bahan campuran.
5.
Propolis
(perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit dan membunuh virus
influensa.
Keuntungan lain dari beternak lebah
madu adalah membantu dalam proses penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat
hasil yang lebih maksimal.
5.
Persyaratan Lokasi
Suhu ideal yang cocok bagi lebah
adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal.
Suhu di atas 10 derajat C lebah masih beraktifitas. Di lereng
pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C) seperti Malang dan
Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan. Lokasi yang disukai lebah adalah
tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.
6.
Pedoman Teknis Budidaya
Dalam pembudidayaan lebah madu yang
perlu dipersiapkan yaitu: Lokasi budidaya, kandang lebah modern (stup), pakaian
kerja dan peralatan Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya
lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah
jantan. Dalam satu koloni tidak boleh lebih dari satu ratu karena antar ratu
akan saling bunuh untuk memimpin koloni.
1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
A.
Perkandangan
1)
Suhu
Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
2)
Ketahanan Terhadap Iklim
Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan, panas, cuaca
yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur atau rusak.
3)
Konstruksi
Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.
Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak yang lengkap dengan framenya.
4)
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.
Peralatan yang digunakan dalam budidaya lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-alat kecil, peralatan berternak ratu dan lain-lain.
B.
Pembibitan
1.
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua
jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan
inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini
bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal. ratu A. cerana
mampu bertelur 500- 900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur
1500 butir per hari. Untuk mendapatkan bibit unggul ini sekarang tersedia tiga
paket pembelian bibit lebah:
a.
Paket
lebah ratu terdiri dari 1 ratu dengan 5 lebah pekerja.
b.
Paket
lebah terdiri dari 1 ratu dengan 10.000 lebah pekerja.
c.
Paket
keluarga inti terdiri dari 1 ratu dan 10.000 lebah pekerja lengkap dengan 3
sisiran sarang.
2.
Perawatan Bibit dan Calon Induk
Lebah yang baru dibeli dirawat khusus. Satu
hari setelah dibeli, ratu dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam stup yang telah
disiapkan. Selama 6 hari lebah-lebah tersebut tidak dapat diganggu karena masih
pada masa adaptasi sehingga lebih peka terhadap lingkungan yang tidak
menguntungkan. Setelah itu baru dapat dilaksanakan untuk perawatan dan
pemeliharaan rutin.
3.
Sistem Pemuliabiakan
Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan
ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Cara yang sudah umum dilaksanakan
adalah dengan pembuatan mangkokan buatan untuk calon ratu yang diletakkan dalam
sisiran. Tetapi sekarang ini sudah dikembangkan inseminasi buatan pada ratu
lebah untuk mendapatkan calon ratu dan lebah pekerja unggul. Pemuliabiakan
lebah ini telah berhasil dikembangkan oleh KUD Batu Kabupaten Malang.
4.
Reproduksi dan Perkawinan
Dalam setiap koloni terdapat tiga jenis
lebah masing-masing lebah ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Alat reproduksi
lebah pekerja berupa kelamin betina yang tidak berkembang sehingga tidak
berfungsi, sedangkan alat reproduksi berkembang lebah ratu sempurna dan
berfungsi untuk reproduksi. Proses Perkawinan terjadi diawali musim bunga.
Ratu lebah terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan
mengawininya. Perkawinan terjadi di udara, setelah perkawinan pejantan akan
mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca (kantung sperma) yang terdapat
pada ratu lebah kemudian ratu kembali ke sarang. Selama perkawinan lebah
pekerja menyiapkan sarang untuk ratu bertelur.
5.
Proses Penetasan
Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi
sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur
diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan diisi
madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan ditutup lapisan
tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni dewasa. Untuk mengeluarkan
sebutir telur diperlukan waktu sekitar 0,5 menit, setelah mengeluarkan 30 butir
telur, ratu akan istirahat 6 detik untuk makan. Jenis tabung sel dalam sisiran
adalah:
-
Sel calon
ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir
sarang.
-
Sel calon
pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat titik hitam di tengahnya.
-
Sel calon
pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak jumlahnya.
Lebah madu merupakan serangga dengan 4 tingkatan
kehidupan yaitu telur, larva, pupa dan serangga dewasa. Lama dalam setiap
tingkatan punya perbedaan waktu yang bervariasi. Rata-rata waktu perkembangan
lebah:
-
Lebah
ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, iatirahat
2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu
jadi lebah 15 hari.
-
Lebah
pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari,
iatirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari,
total waktu jadi lebah 21 hari.
-
Lebah
pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari,
iatirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari,
total waktu jadi lebah 24 hari. Selama dalam periode larva, larva-larva dalam
tabung akan makan madu dan tepung sari sebanyak-banyaknya. Periode ini disebut
masa aktif, kemudian larva menjadi kepompong (pupa). Pada masa kepompong lebah
tidak makan dan minum, di masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk
menjadi lebah sempurna. Setelah sempurna lebah akan keluar sel menjadi lebah
muda sesuai asal selnya.
C.
Pemeliharaan
1.
Sanitasi, Tindakan Preventif dan Perawatan
Pada pengelolaan lebah
secara modern lebah ditempatkan pada kandang berupa kotak yang biasa disebut
stup. Di dalam stup terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran. Dengan
sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa, menjaga dan membersihkan bagian-bagian
stup seperti membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah
semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup dan mencegah masuknya binatang
pengganggu.
2.
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan ini meliputi
menyingkirkan lebah dan sisiran sarang abnormal serta menjaga kebersihan stup.
3.
Pemberian Pakan
Cara pemberian pakan lebah
adalah dengan menggembala lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi
disesuaikan dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang perlu
diperhatikan adalah :
4.
Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah
tidak aktif.
5.
Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
6.
Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
7.
Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu
musim bunga.
Tujuan utama dari penggembalaan ini
adalah untuk menjaga kesinambungan produksi agar tidak menurun secara drastis.
Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi
kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat
penggeembalaan. Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya
berfungsi untuk mempertahankan kehidupan lebah. Pakan tambahan dapat dibuat
dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan adonan tepung dari campuran
bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan perbandingan 1:3:1 ditambah
madu secukupnya.
7.
Hama Dan Penyakit
a.
Penyakit
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:
Di daerah tropis penyakit lebah jarang terjadi dibandingkan dengan daerah sub tropis/daerah beriklim salju. Iklim tropis merupakan penghalang terjalarnya penyakit lebah. Kelalaian kebersihan mendatangkan penyakit. Beberapa penyakit pada lebah dan penyebabnya antara lain:
1.
Foul Brood
Ada dua macam penyakit ini yaitu American
Foul Brood disebabkan oleh Bacillus larva dan European Foul Brood. Penyebab:
Streptococcus pluton. Penyakit ini menyerang sisiran dan tempayak lebah.
2.
Chalk Brood
Penyebab: jamur Pericustis Apis. Jamur ini
tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati.
3.
Stone Brood
Penyebab: jamur Aspergillus flavus Link ex
Fr dan Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi
seperti batu yang keras.
4.
Addled Brood
Penyebab: telur ratu yang cacat dari dalam
dan kesalahan pada ratu.
5.
Acarine
Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
Penyebab: kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup dalam batang tenggorokkan lebah hingga lebah mengalami kesulitan terbang.
6.
Nosema dan Amoeba
Penyebab: Nosema Apis Zander yang hidup dalam perut lebah dan
parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup dalam pembuluh malpighi lebah
dan akan menuju usus.
dan akan menuju usus.
b.
Hama
Hama yang sering mengganggu lebah antara
lain:
1.
Burung,
sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan lebah sebagai salah satu
makanannya.
2.
Kadal dan
Katak, gangguan yang ditimbulkan sama dengan yang dilakukan oleh burung.
3.
Semut,
membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah.
4.
Kupu-kupu,
telur kupu-kupu yang menetas dalam sisiran menjadi ulat yang dapat merusak
sisiran.
5.
Tikus,
merampas madu dan merusak sisiran.
c.
Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama
Upaya mencegah serangan penyakit dan hama tindakan yang perlu
adalah:
1.
Pembersihan
stup setiap hari.
2.
Memperhatikan
abnormalitas tempayak, sisiran dan kondisi lebah.
3.
Kaki-kaki
stup harus diberi air untuk mencegah serangan semut.
4.
Pintu
masuk dibuat seukuran lebah.
8.
Panen
1.
Hasil Utama
Madu merupakan hasil utama dari lebah yang begitu banyak manfaatnya
dan bernilai ekonomi tinggi.
2.
Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang punya nilai dan manfaat adalah royal jelly (susu
ratu), pollen (tepungsari), lilin lebah (malam) dan propolis (perekat lebah).
3.
Pengambilan Madu
Panen madu dilaksanakan pada 1-2 minggu setelah musim bunga.
Ciri-ciri madu siap dipanen adalah sisiran telah tertutup oleh lapisan lilin
tipis. Sisiran yang akan dipanen dibersihkan dulu dari lebah yang masih
menempel kemudian lapisan penutup sisiran dikupas. Setelah itu sisiran
diekstraksi untuk diambil madunya.
Urutan proses panen:
a.
Mengambil
dan mencuci sisiran yang siap panen, lapisan penutup dikupas dengan pisau.
b.
Sisiran
yang telah dikupas diekstraksi dalam ekstraktor madu.
c.
Hasil
disaring dan dilakukan penyortiran.
d.
Disimpan
dalam suhu kamar untuk menghilangkan gelembung udara.
e.
Pengemasan
madu dalam botol.
9.
Analisis Ekonomi Budidaya
a.
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya lebah
madu dengan jumlah 100 koloni lebah dalam satu tahun pada tahun 1999 adalah
sebagai berikut:
No
|
Perincian
|
Jumlah (Rupiah)
|
|
1)
|
|
Biaya
Produksi
|
|
|
a.
|
Penyusutan
kamar madu 16 m2 (0,05xRp.1.600.000,-)
|
80.000
|
|
b
|
Penyusutan
rumah lebah 100 m2 (0,1xRp.2.500.000,-)
|
250.000
|
|
c
|
Paket lebah
100 buah @ Rp. 100.000,-
|
10.000.000
|
|
d
|
Penyusutan
ekstraktor 1 buah (0,1xRp. 225.000,-)
|
22.500
|
|
e
|
Penyusutan
pengasap 2 buah (0,5xRp. 50.000,-)
|
25.000
|
|
f
|
Penyusutan
stup 100 buah (0,2xRp.2.500.000,-)
|
500.000
|
|
g
|
Perawatan
bangunan (2%xRp.4.100.000,-)
|
82.000
|
|
h
|
Gaji 2 orang
@ Rp. 200.000,-x12
|
4.800.000
|
|
i
|
Pakaian,
sarung tangan, dll
|
250.000
|
|
j
|
Makanan
|
100.000
|
|
k
|
Botol dan
lain-lain
|
400.000
|
|
|
Jumlah biaya
produksi
|
16.509.500
|
2)
|
|
Pendapatan
|
|
|
Madu 1200 kg
@ Rp. 13.000,-
|
15.600.000
|
|
|
|
Paket lebah
30 buah @ Rp. 150.000,-
|
4.500.000
|
|
|
Jumlah
pendapatan Rp.
|
20.100.000
|
3)
|
Keuntungandalam
satu tahun
|
3.590.500
|
|
4)
|
Parameter
kelayakan usaha
|
|
|
|
a.
|
B/C ratio
|
1,22
|
|
|
|
|
b.
Gambaran Peluang Agribisnis
Beternak lebah madu memiliki prospek
sangat cerah, karena kebutuhan madu dalam negeri sampai saat ini masih belum
mencukupi. Harga dari produk lebah yang tinggi, biaya produksi yang relatif
murah, tatalaksana pemeliharaan yang mudah dan kondisi lingkungan yang
mendukung merupakan peluang emas yang perlu mendapat perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis beternak Lebah, Gitamedia
Press, Surabaya.
Sumoprastowo, RM, Suprapto Agus, R,. 1993, Beternak Lebah Madu
Modern, Bhratara, Jakarta.
0 Response to "Budidaya Ternak Lebah Sebagai Alternatif Produksi"
Post a Comment