Filsafat Ilmu SARANA BERFIKIR ILMIAH
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
SARANA BERFIKIR ILMIAH
A.
Pengantar
Berpikir
merupakan ciri utama manusia. Dr. Mr. D.C. Mulder, mengatakan, "manusia
ialah makhluk yang berakal;, akallah yang merupakan perbedaan pokok di antara
manusia dan binatang; akallah yang menjadi dasar dari segala kebudayaan ".
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Dengan berpikir manusia dapat memenuhi kehidupannya dengan mudah. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya,
setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri
tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut,
fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai
terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah
kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang.
Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta
menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui ."
Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui ."
Dan
mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan
tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di
antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya ."
Banyak
yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang
perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah
ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh,
mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu
yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal, sebagaimana telah disebutkan di atas, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran " Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Padahal, sebagaimana telah disebutkan di atas, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran " Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Dalam
Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan dan
merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil pelajaran
yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka ."
Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah
Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan Allah dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Allah
B. Pembagian Berpikir
Berpikir
Merupakan Proses Bekerjanya Akal Imam Al Ghazali menempatkan akal pada posisi
yang mulia . Dalam kitabnya Ihya Ulumuddin beliau membuat suatu sub judul : Fi
Al Aqli wa Syarafihi dan mengutip sebuah hadis yang artinya sebagai berikut :
"Pertama kali yang diciptakan oleh Allah SWT. Adalah akal. Allah berkata
kepadanya : Menghadaplah engkau, maka menghadaplah ia. Kemudian Allah berkata :
Membelakangilah, maka ia pun membelakang. Selanjutnya Allah mengatakan,
"Demi kegagahan dan kemulian-Ku, "Aku tidak mnenciptakan makhluk yang
lebih mulia selain darimu. Denganmu aku mengambil dan denganmu aku memberi.
Denganmu aku memberikan pahala dan denganmu aku menyiksa .
Akal Merupakan Salah Satu Unsur Kejiwaan Di Samping Rasa . Berpikir dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah
Akal Merupakan Salah Satu Unsur Kejiwaan Di Samping Rasa . Berpikir dapat Dilihat Secara Alamiah Dan Ilmiah
1.
Berpikir Alamiah
Pola
Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya.
Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.
2. Berpikir Ilmiah
2. Berpikir Ilmiah
Pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat.
Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan .
C. Sarana Berpikir Ilmiah
Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan .
C. Sarana Berpikir Ilmiah
1.
Hakikat Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana
ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya
diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita
mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini seyogyanya kita telah menguasai
langkah-langkah dalam kegiatan langkah tersebut.
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh .
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh .
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :
a.
Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana
ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode
ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah
penggunaan induksi dan deduksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir
ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya.
Secara
lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri dalam
mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana berpikir ilmiah.
b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah .
Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain .
b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah .
Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain .
Dilihat
dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika
deduktif dan induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif ini sedangkan statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif.
Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode
penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk
menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang
baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula.
Salah
satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan
masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir
ilmiah.
2.
Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana
ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan
dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.
Sarana
berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk
mengembangkan materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga :
a.
Bahasa ilmiah : Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran seluruh proses berpikir ilmiah.
Yang
dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi
ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan,
syarat-syarat :
1) Bebas dari unsur emotif
1) Bebas dari unsur emotif
2)
Reproduktif
3)
Obyektif
4)
Eksplisit
Bahasa
pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana
komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan
kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa
adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya,
pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu,
kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan
bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang
kebudayaan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban modern sejalan
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya
perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan
kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit. Ciri-ciri cara berpikir
dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai
sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat
Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi keagamaan perlu pula ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus dibina dan
dikembangkan sedemikian' rupa sehingga ia memiliki kesanggupan menyatakan
dengan tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta
hubungan antara konsep-konsep itu satu sama lain. Untuk mencapai tujuan ini
harus dijaga agar senantiasa terdapat keseimbangan antara kesanggupan bahasa
Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah dan identitasnya sebagai
bahasa nasional Indonesia.
b. Matematika dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.
b. Matematika dan logika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya.
Matematika
adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat:
1)
Jelas, spesifik dan informatif
2)
Tidak menimbulkan konotasi emosional
3)
Kuantitatif
Menurut
Jujun, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat
”artifisial" yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan
kepadanya.
Kata Kant, pengetahuan yang sudah jelas ialah pengetahuan matematika. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Pengetahuan matematika itu niscaya dan pasti. Kebenaran matematika itu bersifat absolut dan niscaya, tidak dapat dibayangkan suatu ketika tidak benar.
Kata Kant, pengetahuan yang sudah jelas ialah pengetahuan matematika. Pengetahuan ini dapat diperoleh tidak melalui pengalaman, bebas dari pengalaman. Pengetahuan matematika itu niscaya dan pasti. Kebenaran matematika itu bersifat absolut dan niscaya, tidak dapat dibayangkan suatu ketika tidak benar.
Matematika
merupakan alat yang memungkinkan ditemukannya serta vdikomunikasikannya
kebenaran ilmiah lewat berbagai disiplin keilmuan. Matematika dan logika
sebagai sarana berpikir deduktif mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Logika lebih
sederhana penalarannya, sedang matematika sudah jauh lebih terperinci.
c.
Statistika : Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktifuntuk mencari konsep-konsep
yang berlaku umum.
Statistika
ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif sifat :
1.
Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian
2.
Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait
Statistika
merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara mendapatkan data, menganalisis dan
menyajikan data serta mendapatkan suatu kesimpulan yang sah secara ilmiah. Sedangkan
Sumantri berpendapat bahwa statistika digolongkan di luar ilmu tetapi merupakan
salah satu unsur dari empat sarana pengembangan ilmu, yaitu bahasa, logika,
matematika, serta statistika sendiri. Statistika merupakan sarana berpikir yang
didasari oleh logika berpikir induktif. Dalam perkembangannya, statistika mulai
berkembang pesat sejak tahun 1900-an ditandai dengan ditemukannya dasar teori
statistika secara matematis oleh R.A. Fisher.
Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian.
Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian. Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru. Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian.
Sejalan
dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan, persaingan dunia modern
ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Tak luput dalam
persaingan itu, Universitas Jember pun mempersiapkan diri menuju/menjadi
Research University. Riset telah menjadi (satu-satunya), kekuatan utama sebuah
perguruan tinggi. Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah
metodologis, data yang berkualitas dan ketajaman analisis
kuantitatif-kualitatif, serta penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang
hampir seluruhnya terangkum dalam statistika.
Pada
zaman sekarang ini patut dijadikan salah satu sarana berfikir ilmiah adalah
alat telekomunikasi seperti halnya komputer, karena didalam komputer semua
dapat diakses, dan semua dijawab dan semuanya ada, sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Jadi jika komputer dimasukan kedalam katregori ini maka wajar-wajar
saja.
0 Response to "Filsafat Ilmu SARANA BERFIKIR ILMIAH"
Post a Comment