SASTRA DAN STUDI SASTRA
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
SASTRA DAN STUDI SASTRA
A. Pengertian Teori Sastra
Secara umum, yang
dimaksudkan dengan teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang
menetapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep atau
uraian tentang hukum-hukum
umum suatu objek ilmu pengetahuan dari sudut pandang tertentu.
Menurut
Rene Wellek dan Austin (1993: 37-46)
dalam
wilayah
sastra perlu terlebih dahulu ditarik
perbedaan antara sastra di satu pihak dengan
teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra di
pihak lain. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif. Sedangkan teori sastra, kritik sastra, dan
sejarah sastra merupakan cabang ilmu
sastra. Teori sastra
adalah studi prinsip,
kategori, kriteria yang dapat diacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang
sastra.
Jan van Luxemburg dkk. (1986) menggunakan istilah ilmu sastra dengan pengertian yang mirip dengan pandangan Wellek &
Warren mengenai teori sastra. Menurut mereka, ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-teks sastra secara sistematis sesuai
dengan fungsinya di dalam masyarakat. Tugas ilmu sastra adalah meneliti dan merumuskan sastra secara umum dan sistematis. Teori sastra merumuskan kaidah-kaidah dan konvensi-konvensi kesusastraan umum.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan, sedangkan ruang lingkup
studi
sastra
(literary
studies)
adalah
ilmu dengan sastra sebagai objeknya. Sastra, dengan demikian
berfokus
pada
kreativitas,
sedangkan
studi sastra berfokus pada ilmu. Pertanggungjawaban studi sastra adalah logika ilmiah. Karena
ruang
lingkup
sastra
adalah
kreativitas
penciptaan,
maka
karya sastra
(puisi, drama, novel, cerpen)
adalah
sastra.
Namun,
karena
kritik
sastra
juga merupakan kreativitas dalam
menanggapi
karya
sastra
dan
masalah
kreativitas penciptaan lain
dalam
sastra,
maka
kritik
sastra
dalam
bentuk
esai
tidak
lain adalah sastra juga.
Kritik
sastra
yang
benar
bukanlah
kritik
sastra
yang
asal- asalan, tetapi berlandaskan pada logika yang dapat dipertanggungjawabkan.
C. Cabang Studi Sastra
Dalam
studi sastra
ada tiga cabang, yaitu
teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Teori sastra adalah kaidah-kaidah untuk diterapkan
dalam analisis karya sastra. Kritik
sastra adalah penerapan kaidah-kaidah tertentu dalam analisis karya
sastra.
Sejarah
sastra
adalah
sejarah
perkembangan
sastra.
Tiga cabang tersebut
saling
terkait
dan semuanya bersumber pada sastra,
khususnya
karya sastra sendiri.
Karya sastra adalah (karya) seni. Karena itu,
tiga cabang studi sastra itu bersifat
seni
pula.
Teori
sastra
adalah
teori yang
mengenai karya sastra yang bersifat seni sastra. Kritik sastra
adalah kritik terhadap
karya sastra yang bersifat seni sastra. Sejarah
sastra
adalah
sejarah
sastra
yang bersifat
seni sastra pula.
Sementara itu, teori sastra kadang-kadang pula dinamakan critical theory karena untuk melakukan kritik sastra dengan menerapkan teori sastra,
seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis.
D. Lima Cabang Studi Sastra
Kecuali tiga genre yang sudah disebutkan
tadi, studi sastra juga memiliki lima cabang sastra, yaitu:
1. Sastra umum
2. Sastra nasional
3. Sastra regional
4. Sastra dunia
5. Sastra bandingan
Lima pembagian studi sastra di atas mencakupi
tiga cabang studi
sastra, yakni teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Setiap macam studi sastra yang lima
tersebut dengan demikian
dapat dikaji dengan teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Atau dengan kata lain, teori sastra, kritik sastra, dan
sejarah sastra dapat diterapkan pada sastra umum, sastra nasional,
sastra regional, sastra
dunia, dan sastra bandingan.
a. Sastra
Umum
Sastra umum, dengan demikian, kadang-kadang juga
dinamakan
sastra
universal,
yaitu sastra yang
nilai-nilainya ada
dan dapat diterapkan di seluruh dunia. Sastra umum, sekali lagi, juga dapat bermakna poetics dan teori sastra.
Makna teori sastra sudah jelas,
yaitu kaidah-kaidah untuk diterapkan
dalam karya sastra. Poetics atau
puitika adalah ilmu mengenai:
(1) Keberhasilan sastrawan dalam menciptakan karya
sastra.
(2)
Keberhasilan pembaca dalam menghayati
karya sastra.
b. Sastra
Nasional
Yaitu sastra bangsa atau negara tertentu, misalnya sastra Indonesia, sastra Arab,
sastra
Inggris, sastra
Cina, sastra
Perancis, dan
lain-lain. Tempat
seorang sastrawan dalam konteks sastra nasional pada umumnya
tidak ditentukan oleh bahasa karya sastra sang sastrawan, tetapi oleh kewarganegaraannya.
c. Sastra
Regional
Sastra
dari
kawasan
geofrafi tertentu yang mencakup beberapa negara, baik yang mempergunakan bahasa yang sama maupun yang mempergunakan bahasa yang berbeda, seperti sastra
ASEAN
(sastra negara-negara anggota
ASEAN),
sastra
nusantara (sastra berbahasa melayu, Indonesia,
Malaysia, Singapura), sastra Arab (yang mencakupi negara-negara di kawasan teluk dan timur tengah).
d.
Sastra
Dunia
Sastra yang reputasi pada sastrawannya dan karya-karyanya diakui secara internasional. Sebuah
karya sastra dapat dianggap
sebagai
karya
sastra besar dan diakui secara
internasional
manakala
karya
sastra
itu ditulis dengan bahasa
yang baik, dan dengan matlamat
untuk menaikkan harkat
dan derajat manusia sebagai makhluk yang
paling mulia.
Istilah
sastra
dunia awalnya dipakai oleh Johann
Wolgang
von Goethe
(1749-1832), seorang sastrawan
dan pemikir Jerman.
Dia sangat menguasai karya-karya besar sastra dalam bahasa aslinya, khususnya bahasa Inggris, Perancis, dan Itali. Perhatiannya kepada dunia Timur juga
sangat besar, antara lain pada dunia Islam dan Cina.
e. Sastra Bandingan
Sastra bandingan pada awalnya datang dari
studi bandingan ilmu pengetahuan,
kemudian
diikuti
oleh lahirnya studi bandingan agama. Setelah studi bandingan agama lahir,
lahir pulalah sastra
bandingan. Karena itu, sastra
bandingan relatif masih muda, sebelum abad kesembilan
belas, tam tampak adanya sastra bandingan.
Istilah sastra bandingan
pertama kali muncul di
Eropa ketika batas berbagai negara
di
Eropa
mengalami perubahan, dan
karena itu menimbulkan pemikiran mengenai kebudayaan nasional dan
sastra nasional. Masalah
kebudayaan
nasional, jati diri bangsa, dan sastra nasional
juga muncul di negara-negara bekas jajahan.. Karena itu, tumbuhlah sastra bandingan yang
membandingkan karya-karya bekas jajahan dengan bekas penjajah dan
juga antara sesama negara yang pernah dijajah.
0 Response to "SASTRA DAN STUDI SASTRA"
Post a Comment