Membentuk Karakter Cara Islam
Friday, August 16, 2013
Add Comment
Membentuk Karakter Cara Islam
Anda pernah mendengar kata “split
personality”? atau kepribadian yang terpecah? Maka semua itu berhubungan dengan
proses pembentukan karakter dan moral seorang manusia. Karakter yang ada di
dalam dirinya. Maka buku ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan karakter
manusia dan proses pembentukannya, serta langkah-langkah apa yang harus
dilakukan untuk membentuk karakter cara islam.
Krisis Moral dan Kepribadian
Kita hidup dalam sebuah dunia yang gelap, dimana setiap orang meraba-raba, namun tidak menemukan denyut nurani, tidak merasakan sentuhan kasih, dan tidak melihat sorot mata persahabatan yang tulus, dalam hal ini masyarakat mungkin mengalami krisis moral. Krisis moral dapat ditandai oleh dua gejala yaitu tirani dan keterasingan. Tirani merupakan gejala dari rusaknya perilaku sosial, sedangkan keterasingan menandai rusaknya hubungan sosial.
Penyebab terjadinya krisis moral adalah :
1. Adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran
manusia yang menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika
2. Hilangnya model kepribadian yang integral, yang
memadukan kesalihan dengan kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan seterusnya
3. Munculnya antagonisme dalam pendidikan moral
4. Lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis
pendidikan moral
Krisis moral ini menimbulkan begitu
banyak ketidakseimbangan di dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat
masyarakat bahagia. Maka solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu
yaitu : Kembali menempuh jalan Allah , kembali kepada jalan
islam. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran
atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 38)
Akhlak
Dalam Semua Sisi Kehidupan
Akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural, dan refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka perintah beramal shalih pun mencakup semua sektor kehidupan manusia itu
Akhlak = Iman + Amal Shalih
Maka akhlak Laa Ilaaha Illallaah sebagai
kumpulan nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan memasuki individu manusia dan
merekonstruksi visi, membangun mentalitas, serta membentuk akhlak dan
karakternya. Demikianlah, Laa Ilaaha Illallaah sebagai kumpulan nilai
kebenaran, kebaikan, dan keindahan memasuki masyarakat manusia dan mereformasi
sistem, serta membangun budaya dan mengembangkan peradabannya.
Walaupun islam merinci satuan akhlak terpuji, namun dengan pengamatan mendalam, kita menemukan satuan tersebut sesungguhnya mengakar pada induk karakter tertentu. Sedangkan akhlak tercela seperti penyakit syubhat dan syahwat, sama bersumber dari kelemahan akal dan jiwa.
Pembentukan prilaku
Faktor-faktor pembentuk perilaku antara
lain
Faktor internal :
1. Instink biologis, seperti lapar, dorongan makan
yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat
itu akan menjadi perilaku tetapnya, dan seterusnya
2. Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri
3. Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikir seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya
2. Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri
3. Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikir seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya
Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidika
Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu :
1. fitriyah, yaitu sifat bawaan yang melekat dalam
fitrah seseorang yang dengannya ia diciptakan, baik sifat fisik maupun jiwa.
2. Muktasabah, yaitu sifat yang sebelumnya tidak ada
namun diperoleh melalui lingkungan alam dan sosial, pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman
Proses pembelajaran
Dalam konsep Islam, karakter tidak sekali terbentuk, lalu tertutup, tetapi terbuka bagi semua bentuk perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan, sebab sumber karakter perolehan ada dan bersifat tetap. Karenanya orang yang membawa sifat kasar bisa memperoleh sifat lembut, setelah melalui mekanisme latihan. Namun, sumber karakter itu hanya bisa bekerja efektif jika kesiapan dasar seseorang berpadu dengan kemauan kuat untuk berubah dan berkembang, dan latihan yang sistematis
Tahapan perkembangan perilaku
Tahap I (0 – 10 tahun)
Perilaku lahiriyah, metode pengembangannya adalah
pengarahan, pembiasaan, keteladanan, penguatan (imbalan) dan pelemahan
(hukuman), indoktrinasi
Tahap II ( 11 – 15 tahun)
Perilaku kesadaran, metode pengambangannya adalah
penanaman nilai melalui dialog, pembimbingan, dan pelibatan
Tahap III ( 15 tahun ke atas)
Kontrol internal atas perilaku, metode pengembangannya
adalah perumusan visi dan misi hidup, dan penguatan tanggung jawab kepada Allah
Ambivalensi Kejiwaan Manusia
Ambivalensi adalah dua garis jiwa yang berbeda bahkan berlawanan, namun saling berhadapan. Fungsinya :
1. Merekatkan sisi-sisi kepribadian manusia tetap utuh
2. Memperluas wilayah kepribadian manusia dengan tetap
menjaga pusat keseimbangannya
3. Menjaga dinamika perkembangan jiwa manusia
3. Menjaga dinamika perkembangan jiwa manusia
Seseorang akan memiliki tingkat
kesehatan mental yang baik, jika garis jiwa yang ambivalen berjalan dan
bergerak secara harmonis, seakan simfoni indah orkestra handal. Maka langkah
yang harus ditempuh agar simfoni tersebut mengalun indah dan harmonis adalah :
1. Atur posisi dan komposisi garis jiwa itu secara
benar, dan hilangkan semua kecenderungan jiwa yang salah
2. Berikan atau tentukan arah kecenderungan jiwa
secara benar dan natural.
3. Lihat ekspresinya dalam bentuk sikap dan perilaku kesehariannya
3. Lihat ekspresinya dalam bentuk sikap dan perilaku kesehariannya
Garis jiwa yang ambivalen ada dalam diri
manusia sejak ia lahir sampai ia mati, melekat, dan mewarnai semua sisi
kehidupannya. Walaupun demikian, tetap ada perbedaan mendasar tentang objek dan
alasan yang melahirkan garis jiwa menjadi perilaku, pada tahapan usia yang
berbeda pula.
Pembentukan Kepribadian
Pembentukan Kepribadian
Kepribadian terbentuk setelah melalui proses :
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai
sumber, mungkin agama, ideologi, dan sebagainya
2. Nilai membentuk pola pikir seseorang yang secara keseluruhan ke luar dalam bentuk rumusan visinya
3. Visi turun ke wilayah hati dan membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk mentalitas
2. Nilai membentuk pola pikir seseorang yang secara keseluruhan ke luar dalam bentuk rumusan visinya
3. Visi turun ke wilayah hati dan membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk mentalitas
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan
melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap
5. Sikap yang dominan dalam diri seseorang secara
kumulatif mencitrai dirinya adalah kepribadian
Tiga
langkah merubah karakter
1. Terapi kognitif
Cara yang paling efektif untuk
memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah dengan memperbaiki cara
berfikir
Langkah :
Pengosongan, berarti mengosongkan benak kita dari berbagai bentuk pemikiran yang salah, menyimpang, tidak berdasar, baik dari segi agama maupun akal yang lurus
Pengisian, berarti mengisi kembali benak kita dengan nilai-nilai baru dari sumber keagamaan kita, yang membentuk kesadaran baru, logika baru, arah baru, dan lensa baru dalam cara memandang berbagai masalah
Pengosongan, berarti mengosongkan benak kita dari berbagai bentuk pemikiran yang salah, menyimpang, tidak berdasar, baik dari segi agama maupun akal yang lurus
Pengisian, berarti mengisi kembali benak kita dengan nilai-nilai baru dari sumber keagamaan kita, yang membentuk kesadaran baru, logika baru, arah baru, dan lensa baru dalam cara memandang berbagai masalah
Kontrol, berarti kita harus mengontrol pikiran-pikiran baru
yang melintas dalam benak kita, sebelum berkembang menjadi gagasan yang utuh
Doa, berarti bahwa kita mengharapkan unsur pencerahan
Ilahi dalam cara berfikir kita
2. Terapi mental
2. Terapi mental
Warna perasaan kita adalah cermin bagi
tindakan kita. Tindakan yang harmonis akan mengukir lahir dari warna perasaan
yang kuat dan harmonis
Langkah :
Pengarahan, berarti perasaan-perasaan kita harus diberi arah yang jelas, yaitu arah yang akan menentukan motifnya. Setiap perasaan haruslah mempunyai alasan lahir yang jelas. Itu hanya mungkin jika perasaan dikaitkan secara kuat dengan pikiran kita
Penguatan, berarti kita harus menemukan sejumlah sumber tertentu yang akan menguatkan perasaan itu dalam jiwa kita. Ini secara langsung terkait dengan unsur keyakinan, kemauan, dan tekad yang dalam yang memenuhi jiwa, sebelum kita melakukan suatu tindakan.
Kontrol, berarti kita harus memunculkan kekuatan tertentu dalam diri yang berfungsi mengendalikan semua warna perasaan diri kita
Doa, berarti kita mengharapkan adanya dorongan Ilahiyah
yang berfungsi membantu semua proses pengarahan, penguatan, dan pengendalian
bagi mental kita
3. Perbaikan fisik
Sebagaimana ahli kesehatan mengatakan
bahwa dasar-dasar kesehatan itu tercipta melalui perpaduan yang baik antara
tiga unsur :
1. Gizi makanan yang baik dan mencukupi kebutuhan
2. Olahraga yang teratur dalam kadar yang cukup
3. Istirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan
relaksasi tubuh
Hadist riwayat Imam Ahmad :
Rasulullah berkata, “Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa dari
kalian yang paling kucintai dan akan duduk di majelis terdekat denganku di hari
kiamat?”Kemudian Rasul mengulanginya sampai tiga kali, dan sahabat menjawab “Iya, ya rasulullah !” Lalu rasul bersabda, “Orang yang paling baik akhlaknya.”
0 Response to "Membentuk Karakter Cara Islam"
Post a Comment