Ulu al-Azmi
Tuesday, June 3, 2014
Add Comment
Ulu al-Azmi (Arab أولوالعذم) adalah gelar yang diberikan kepada
para rasul yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa
karena ketabahan
1. Nuh
Kualifikasi Nuh
sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat
hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga,
kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000
tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan
istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk
penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan
dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang
beriman.
2. Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua,
yang disebabkan oleh perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang
baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja
dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya
yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu
dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus
tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga
istrinya meminta ia menikahi seorang budak
berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya
Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail.
Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir
dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah.
Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah
lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru
beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih
adalah seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah
membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan,
menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
3. Musa
Musa termasuk orang sabar dalam
menghadapi dan mendakwahi Firaun, selain itu, dia juga mampu
untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan
menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri
menyeleweng dengan menyembah berhala Anak lembu emas. Harun
yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi niat
mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak dapat
bersabar ketika berguru kepada Khidir.
4. Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa
memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama,
ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan
seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir
dan dibunuh oleh kaum Bani Israil.
Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian
dari wol. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki
sambil menangis serta wajahnya tampak pucat karena kelaparan dan bibirnya
tampak kering karena kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani
Israil. Aku adalah seseorang yang meletakkan dunia
di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa bermaksud membanggakan
diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka menjawab: "Di mana
rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku adalah tempat ibadah,
wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar, pelitaku adalah bulan
di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di saat matahari terletak di Timur,
bungaku adalah tanaman-tanaman bumi,
pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia,
teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan
orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi
dan aku tidak mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu
sore dan aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang
jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?
5. Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa sulit. Pada
usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu
meringankan beban paman Abu Thalib yang
merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah
setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari
orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya
sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah
dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang
isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan
sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu
dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Siti Khadijah.
0 Response to "Ulu al-Azmi"
Post a Comment