DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Dalam pengembangan kurikulum baik dalam lembaga pendidikan maupun diluar lembaga harus didasarkan pada beberapa hal, adapun beberapa hal yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum dari masing-masing ahli agak berbeda, tetapi lebih banyak kesamaannya, seperti berikut ini:

Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar pemikiran yang mendalam untuk menggambarkan dan menyatakan pandangan yang sistematis dan komprehensif tentang pendidikan, maka yang menjadi dasar di sini adalah meliputi dua hal yaitu, dasar falsafah Negara dan falsafah pendidikan, dengan falsafah tersebut maka materi pendidikan akan seimbang antara logika/ilmu, etika/nilai dan estetika/seni. Disamping itu dengan dasar filosofis tersebut, maka akan terumuskan tujuan pendidikan, siapa yang menjadi pendidik dan si terdidik, apa isi pendidikan dan pengajarannya dan bagaimana proses interaksi pendidikan berlangsung.
Sedangkan pada kurikulum pendidikan agama Islam, dasar filosofis dimaksudkan agar dalam menyusun rencana dan mengembangkan kurikulum hendaknya berpegang atau belandaskan nilai-nilai yang dijadikan pegangan dalam hidup dan kehidupan seseorang dan masyarakat. Nilai-nilai filosofis yang dimaksudkan bersuber pada ajaran agama Islam dan nilai-nilai budaya bangsa yang berkembang di masyarakat.

Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan dan norma yang ada dalam masyarakat, termasuk didalamnya ekonomi, politik, ketenaga kerjaan dan lain-lain. Disamping itu dasar sosiologis akan memberikan dasar tentang apa yang akan diajarkan atau dipelajari harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan ilmu dan teknologi.
Berpijak pada dasar tersebut, maka proses pendidikan harus membantu anak agar memiliki kesiapan untuk menjadi anggota masyarakat. Kesiapan tersebut antara lain anak-anak harus mengetahui nilai-nilai, norma, tata aturan yang berlaku dalam masyarakat, mereka juga perlu disiapkan dengan berbagai fungsi dan peran yang harus dilakukan setelah mereka terjun dimasyarakat.
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka pendidikan harus menjadikan masyarakat sebagai factor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, tetapi juga perlu adanya keseimbangan antara kepentingan anak sebagai individu dan kepentingan anak sebagai anggota masyarakat. Sehingga tidak terjadi adanya kurikulum yang semata-mata diarahkan kepada society-centered, tanpa memperhitungkan kepentingan individu anak.
Dasar sosiologis tersebut tidak hanya diperlukan semata-mata dalam pengembangan kurikulum secara umum pada tingkat nasional, akan tetapi juga pada pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam di tiap-tiap pendidikan bahkan ditingkat pengajaran oleh guru agama.

Dasar Organisatoris
Dasar organisatoris yaitu memberikan dasar pada bentuk bahan pelajaran itu disusun, bagaimana luas dan urutannya, atau dapat dikatakan sebagai dasar yang berkaitan dengan pola dan struktur kurikulum yang dikembangkan, apakah menggunakan organisasi kurikulum mata pelajaran dalam bentuk kurikulum yang mengkorelasikan mata pelajaran dalam bentuk bidang study, ataukah kurikulum yang terintegrasi.
Kurikulum yang menganut mata pelajaran terpisah, yang sering disebut dengan separated subject curriculum, yaitu kurikulum yang dituangkan dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, semakin menyempit serta tidak atau kurang dikaitkan dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga makin banyak jenis mata pelajaran yang harus dipelajari oleh anak. Seperti dalam pendidikan agama Islam bidang studi bahasa Arab, terbagi menjadi mata pelajaran Khat, Imla, Qiraat, Nahwu, Sharaf, dan sebagainya.
Kurikulum yang mengkorelasikan dalam bentuk bidang study, sering disebut dengan correlated curriculum, atau broad field, yaitu kurikulum yang menggabungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lain, sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas. Seperti contoh pada mata pelajaran Fiqh bisa dihubungkan dengan mata pelajaran Al Quran, Hadis. Misalnya pada saat mempelajari shalat bisa dihubungkan dengan pelajaran Al Quran, Hadis yang berhubungan dengan shalat dan seterusnya. Sehingga pelajaran agama keseluruhan yang terdiri dari Fiqh, Tauhid, Akhlak, Tarikh dan membaca Al Quran menjadi bidang study pendidika agama Islam (PAI).
Kurikulum yang mengintegrasikan, yang sering disebut dengan integrated curriculum, yaitu kurikulum yang mengintegrasikan semua mata pelajaran dalam satu masalah atau proyek atau unit.

Dasar Psikologis

Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan prinsip tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek serta caranya dalam belajar, agar bahan yang disediakan dapat dicerna dan dikuasai sesuai dengan taraf perkembangannnya. Namun psikologi yang digunakan sebagai dasar di sini secara khusus ada dua psikologi, yaitu Psikologi Belajar, yang berkaitan dengan teori belajar yang membicarakan proses mental dan intelektual perbuatan belajar, maka pengembangan kurikulum harus sejalan dengan proses belajar peserta didik. Dan yang kedua Psikologi Perkembangan, hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

0 Response to "DASAR-DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel