HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik secara sederhana dapat diartikan sebagai sumber daya manusia yang membutuhkan pendidikan. Makna membutuhkan disini tidak hanya diartikan bahwa seseorang tersebut memiliki pemahaman dan kesadaran untuk memperoleh pendidikan, namun setiap orang yang menurut konstitusi cultural, social, dan individual seharusnya memperoleh pendidikan. Dengan ini peserta didik tidak hanya diartikan bagi mereka yang masih muda, mereka yang secara biologis siap dan sedang berkembang tetapi, setiap orang yang belum dewasa baik secara fisik, jasmaniah maupun moral atau rohaniahnya.

2. Tugas dan Kewajiban Peserta Didik

Menurut Asma Hasan Fahmi, diantara tugas dan kewajibannya yang perlu dipenuhi peserta didik adalah:

Ø  Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.

Ø  Tugas belajar hendaknya ditujukan untuk menhiasi ruh dengan berbagai sifat keutamaan

Ø  Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai  tempat

Ø  Setiap peserta didik wajib menghormati pendidik

Ø  Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah dalam belajar.

3. Sifat-sifat Peserta Didik

Sebagaimana dikutip Fatahiyah Hasan Sulaiman, merumuskan sifat-sifat yang patut dan harus dimiliki peserta didik kepada 10 macam sifat, yaitu:

Ø  Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarub ila Allah

Ø  Mengurangi kecenderungan pada kehidupan duniawi di banding ukhrawi

Ø  Bersikap tawadhu’ (rendah hati)

Ø  Menjaga pikiran dari berbagai pertentangan yang timbul dari berbagai aliran

Ø  Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun agama

Ø  Belajar secara bertahap atau berjenjang dengan memulai pelajaran yang mudah (konkrit) menuju pelajaran yang sulit (abstrak); atau dari ilmu fardhu ‘ain menuju ilmu yang kifayah

Ø  Mempelajari ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih ke ilmu lainnya

Ø  Memahami nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang di pelajari

Ø  Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum dimasuki ilmu duniawi

Mengenal niai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, membahagiakan, mensejahterakan, serta member keselamatan hidup dunia maupun akhirat, baik untuk dirinya maupun manusia pada umumnya.

Share this post