analisis cerpen, novel dan puisi
Thursday, July 18, 2013
Add Comment
Analisis Puisi
a. IDENTITAS PUISI
Kepada
Seorang Ayah yang berbahagia
Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu
Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.
Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu
DeKalb, June 10, 1999
Pengarang
: Ida at DeKalb
Tahun
Pembuatan : 10 Juni 1999
b. ANALISIS PUISI
Puisi di atas
menceritakan tentang kepedulian dan kesedihan seorang anak terhadap kerja keras
seorang ayah. Dia meresa sangat kehilangan karena sang ayah telah dipanggil
oleh oleh yang maha kuasa, dia seakan masih merasa dan belum bisa menerima
bahwa orang tuanya tersebut telah tidak ada di dunia ini tapi dia seakan merasa
bahwa ayahnya tersebut masih berada di dunia ini, dia sangat berduka dan sangat
terpukul, tapi dia tidak putus asa karena dia sadar bahwa apapun yang terjadi
di dunia ini adalah sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa, dia hanya bisa menuliskan
dan menuangkan beberapa kalimat untung mengantar sang ayah menuju singgasana
abadi dan memenuhi panggilan yang maha kuasa, kekal abadi selamanya.
Dilihat darisudut
pandang penokohan, di puisi tersebut terdapat dua tokoh utama, yaitu seorang
anak dan seorang ayahnya, sang anak merupakan tokoh utama yang di gambarkan
berbakti kepada ayahnya tersebut, bahkan dia selalu berdoa untuk ayahnya
tersebut, yang di dalam puisi tersebut di gambarkan sang ayah telah “di
panggil” Sang Maha Kuasa, tkoh anak disini tergolong tokoh yang utama,
sementara tokoh sang ayah merupakan tokoh sekunder, walaupun keduanya tidak di
jelaskan mengenai identitas atau yang berhubungan dengan keduanya, tapi disini
sang ayah digambarkan sudah tiada, jadi sang ayah berposisi sebagai tokoh
sekunder yang bersifat pasif dan statis.
Analisis Novel
a. IDENTITAS NOVEL
|
b. ANALISIS NOVEL
Sebelum membahas mengenai penokohan dari novel ini,
gambaran umum mengenai novel ini adalah novel fiksi yang di dalamnya
menceritakan seorang perempuan yang mengarungi hidupnya dengan penuh warna,
hitam dan putihnya kehidupan pernah ia lalui, disini sikisahkan seorang
perempuan yang bernama lastri, yang notabene adalah gadis kumal, dekil dan
berasal dari keluarga kurang mampu, tapi itu seakan berubah 180 derajat setelah
dia menikah dengan seorang duda beranak satu, jarot namanya, hidup serba ada,
bahkan melakukan hal-hal di luar akal sehatpun pernah dia alamai, mulai dari
“selingkuh” dengan anak tirinya sendiri, dengan gigolo, pelanggan salon
kecantikanya, dan lain-lain.
Di lihat dari sudut pandang “penokohan”, dalam novel
ini terdapat bermacam-macam tokoh, baik yang bersifat utama, tokoh tambahan,
tokoh statis dan yang lainya.
Sebelum membahas satu persatu, diantara tokoh yang ada
pada novel ini antara lain : Lastri, Jarot, Priyono, Bambang, Dadang, Rini,
Ida, Nina, dan mbak Yul.
Dari beberapa tokoh diatas satu persatu akan
dijelaskan disini,
1. Lastri
Lastri gadis kumal kering, miskin dan berperawakan
kecil pada saat kecil (SLTP) berubah drastis ketika orang tuanya menjodohkanya
dengan seorang yang paling kaya raya di daerahnya, dia berubah menjadi
perempuan cantik gemulai dan terawat, karena kebaikan pak jarot (orang terkaya
di daerahnya) yang selalu membantu masyarakat di desanya tersebut maka tak
sungkan bila keluarga lastri menjodohkanya dengan orang tersebut, Lastri pun
tak keberatan, hidupnya baru dia rasakan ketika sudah berkeluarga, berselisih
tiga kali lipat dari usianya dia tidak canggung dengan keberadaan suaminya,
pengalaman hidupnya sangat berarti ketika sang suami sudah mulai pikun dan
termakan usia, sedang dia baru beranjak ke usia dimana seorang perempuan
seharusnya pada proses matang-matangnya, kebutuhan orang dewasa yang sangat
diinginkan membuatnya gelap mata, putra tirinya, pelanggan salon, bahkan gigolo
pun pernah dikencaninya, memang agak menyedihkan sekaligus memuakkan melihat
melihat tokoh Lastri.
Dia disini berposisi sebagai tokoh utama, dimana dia
merupakan “nyawa” dari novel ini, dia selalu ada dalam setiap lekuk dan alur
dalam cerita dalam novel ini, jadi dia berposisi sebagai tokoh primer atau
tokoh utama.
2. Jarot
Jarot merupakan suami dari Lastri, dia tergolong “tua”
karena usianya dengan Lastri terpaut tiga puluh tahun, dia merupakan
konglomerat yang ternama di daerahnya, dia menikahi Lastri sejak lastri lulus
dari SLTP, melihat kesederhanaan Lastri dan melihat kondisi ekonomi keluarga
Lastri, Jarot pun meminang Lastri sebagai istrinya, walaupun status duda ada
padanya, dia merupakan pria berwatak baik, pada pertengahan cerita dia diceritakan
terkena berbagai macam penyakit, terutama stroke yang sering menimpa pria
tersebut, sehingga tidak salah kalau Lastri yang masih muda suka mencari
“pengganti” sementaranya.
Jarot merupakan tokoh sederhana dalam cerita ini,
walaupun banyak dibahas di beberapa alur cerita, tapi dia relatif statis, tidak
banyak di ikutkan dan cenderung pasif.
3. Priyono
Priyono merupakan tokoh penting kedua setelah Lastri,
dia merupakan putra tunggal dari Jarot, dia yang merupakan pengisi beberapa
alur cerita selain Lastri, anak tiri yang juga “selingkuhan” Lastri ini banuak
berperan dalam beberapa alur dan plot dalam cerita ini, dia berkali-kali
“bermain” dengan lastri yang notabene adalah ibunya sendiri walaupun hanya
sebagai ibu tiri, dan usianyapun terbilang lebih mud Lastri dari pada Priyono itu sendiri.
Priyono merupakan tokoh berkembang dalam cerita ini,
dia selalu mengikuti peristiwa, alur dan plot yang berjalan dalam cerita ini.
4. Bambang
Bambang merupakan salah satu pelanggan tetap yang
senantiasa datang ke salon kecantikan milik Lastri, dia tidak banyak berperan
dalam cerita ini walaupun beberapa alur selalu mengikutkan dia, bambang adalah
salah satu tokoh yang juga pernah “bermain” dengan lastri, karena melihat
keseharian lastri yang ditinggal sakit suaminya di rumah sakit, sedang dia
menjaga salonya sendirian.
Bambang merupakan tokoh statis, dia tidak banyak
mengikuti alur cerita, dan juga tidak banyak mengikuti peristiwa yang ada pada
cerita ini.
5. Dadang
Dadang merupakan seorang mahasiswa yang ngekos di
rumah Lastri, dia juga salah satu orang yang juga pernah “bermain” dengan
Lastri, dia juga sekaligus tokoh antagonis disini, dia merupakan pemakai ganja
dan juga seorang gigolo. Dadang juga statis, karena dia juga tidak banyak ikut
dalam plot dan alur dalam cerita ini.
6. Rini dan Ida
Merupakan tokoh pelengkap dari cerita yang ada pada
novel ini, mereka hanya sebagai tokoh tambahan, karena mereka hanya berperan
sebagai tetangga dekat Lastri, yang kadang-kadang muncul kadang-kadang tidak,
dan tidak mempengaruhi jalanya cerita.
7. Nina
Nina juga merupakan tokoh tambahan, dia berperan
sebagai pekerja salon kecantikan milik Lastri, dia juga kadang-kadang keluar
kadang-kadang tidak, dan tidak mengikuti alur yang ada pada cerita.
8. Mbak Yuli
Mbak yuli juga demikian, dia juga tokoh pelengkap, tidak
banyak berperan dalam alur cerita, dia diceritakan juga sebagai pelanggan tetap
salon kecantikan milik Lastri selain Bambang.
Analisis Cerpen
A. IDENTITAS CERPEN
|
B. ANALISIS CERPEN
Dalam buku ini termuat bermacam-macam cerita, dan begitu
pula dengan tokohnya pasti sangat banyak sekali, disini saya ambil satu cerita
yang berjudul “Ibu Guru Anakku”, mengisahkan tentang seorang perempuan muda
bernama Rahayu, yang sedang mencari pekerjaan sebagai operator hotel, tapi dia
malah sedang dalam profesinya sebagai guru TK di Bali, yang notabene bukan
tujuan utamanya.
Dalam cerita pendek ini terdapat beberapa tokoh
antara lain : Rahayu, Siswi Tk, Ayah siswi TK, Istri Ayah.
1. Rahayu
Rahayu
merupakan tokoh sentral sekaligus tokoh utama dalam cerita pendek ini, dia
pelaku utama yang selalu ikut dalam alur dan jalan cerita, dia dikisahkan
sebagai perempuan yang sedang mencari kerja di Bali, dia berasal dari
Purwokerto, Jawa tengah, lulusan SMA, kuliah di IKIP tapi tidak sampai lulus,
dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, dan dia merupakan anak ke delapan
di keluarganya, dia sedang mencari pekerjaan sebagai operator di hotel, akan
tetapi dia tidak memperoleh pekerjaan tersebut, melainkan menjadi guru TK yang
ada di Bali, di akhir kisah dia keluar dari prifesinya menjadi guru, karena dia
tetap bersikukuh ingin menjadi operator di hotel, akan tetapi kini ia menuju
Lombok, tempat yang ia tuju.
Rahayu
merupakan tokoh utama yang bertabiat baik, tapi juga ambisius, walaupun sudah
mendapatkan apa yang ia cari, tapi dia tetap ingin mencari yang lebih dari itu.
2. Siswi TK
Siswi TK
disini adalah putri dari sang ayah, disini siswi tidak disebutkan namanya, atau
anonim, dia sebagai tokoh tambahan sekaligus tokoh statis, dia juga ikut dalam
alur plot dan jalanya cerita, dia bertipikal baik, dan sering disebutkan kalau
siswi ini sangat cerdas.
3. Ayah Siswi TK
Ayah disini
adalah ayah dari siswi TK, disini sang ayah lebih sekedar jadi tokoh
protagonis, dia bertipikal baik hati dan penyayang, disebutkan dalam cerita bahwa
sang ayah siswi TK ini meminjamkan sejumlah uang untuk membantu Rahayu, guna
dikirimkan ke orang tuanya yang sedang sakit di rumah.
4. Istri sang Ayah/ Ibu Siswi TK
Disini sang
ibu lebih sekedar pelengkap saja, karena tidak diketahui apa-apa yang bersangkutan
denganya, tidak masuk di alur cerita dan bersifat statis.
0 Response to "analisis cerpen, novel dan puisi"
Post a Comment