Strategi Pembelajaran Talkng Stick Berbantuan CD Pembelajaran
Sunday, March 16, 2014
Add Comment
1. Strategi Pembelajaran
Talking Stick
Strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa (1985) seperti yang
dikutip oleh Rustaman (2003: 3) merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan
yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil
belajar peserta didik yang diinginkan. Sedangkan
menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik
menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih
dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran,
yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan
belajar.
Talking Stick (tongkat
berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak
semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Talking
Stick (tongkat berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak.
Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang
mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas
masalah, ia harus memegang tongkat. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila
ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan
berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan
pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu
dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara
(berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
Dalam sebuah
jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a method used
by native Americans, to let everyone speak their mind during a council meeting,
a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the
stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their
ancestors to guide them in making good decisions. The stick ensured that all
members, who wished to speak, had their ideas heard. All members of the circle
were valued equally”.
Talking
Stick termasuk salah satu model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang
memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta
didik mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat
cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih
berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan
membuat peserta didik aktif.
Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta
didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan
penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan
bantuan stick (tongkat) yang bergulir peserta didik dituntun untuk
merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara
menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib
menjawab pertanyaan (talking).
Kelebihan pada strategi ini diantaranya adalah :
a.
menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b.
melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c.
memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu
sebelum pelajaran dimulai)
d.
Peserta didik berani mengemukakan pendapat
Sedangkan kelemahan strategi ini diantaranya membuat senam jantung, membuat
peserta didik tegang, ketakutan akan
pertanyaan yang akan diberikan
oleh guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah:
a.
guru menyiapkan sebuah tongkat.
b.
guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi
pada pegangan/paketnya.
c.
setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru
mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya.
d.
guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah
itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e.
guru memberikan kesimpulan.
f.
evaluasi.
g.
penutup.
2. Compact Disc (CD) Pembelajaran
Fikih
merupakan pemahaman mengenai hukum-hukum dalam kehidupan sehari-hari.
Peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi disekitar kita merupakan gambaran dasar
dari pembelajaran Fikih.
Oleh karena itu, perlu adanya stimulus belajar yang tepat agar pemahaman
peserta didik dapat dimaksimalkan. Salah satu stimulus yang bisa digunakan
adalah sebuah media pembelajaran yang berbentuk CD Pembelajaran yang disajikan
dengan aspek penglihatan (visual) maupun pendengaran (audio).
CD (compact disc) sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa
bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti
misalnya ceritera): bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
CD (compact disc) yaitu penyimpanan informasi gambar dan
suara pada piringan (disc).Sedangkan CD pembelajaran yaitu gambar bergerak yang disertai dengan unsur
suara yang ditayangkan sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Kegunaan CD pembelajaran antara lain:
a.
dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.
dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
c.
dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta
didik dan lingkungannya dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri.
Compact Disk
(CD) juga merupakan media berbasis (image atau perumpamaan) memegang
peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat peserta didik dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi
efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta
didik harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan
terjadinya proses informasi.
Dalam penelitian ini,
sesuai dengan uraian di atas, CD pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu
piringan optikal yang menyimpan uraian materi, konsep, dan soal latihan materi
pokok getaran dan gelombang yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran.
Sehingga diharapkan dengan media CD pembelajaran ini mampu memotivasi belajar peserta
didik sesuai dengan kemampuannya dan mengorganisasi materi menjadi suatu pola
yang bermakna serta menciptakan iklim belajar yang efektif bagi peserta didik
yang lambat dan memacu efektivitas belajar bagi peserta didik.
0 Response to "Strategi Pembelajaran Talkng Stick Berbantuan CD Pembelajaran"
Post a Comment