Strategi Pembelajaran Talkng Stick Berbantuan CD Pembelajaran

1.    Strategi Pembelajaran Talking Stick
Strategi pembelajaran menurut Arthur L. Costa (1985) seperti yang dikutip oleh Rustaman (2003: 3) merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar peserta didik yang diinginkan. Sedangkan menurut Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik  menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Talking Stick (tongkat berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat. Tongkat akan pindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan rapat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
Dalam sebuah jurnal internasional dikemukakan bahwa “The Talking Stick was a method used by native Americans, to let everyone speak their mind during a council meeting, a type of tribal meeting. According to the indigenous American's tradition, the stick was imbued with spiritual qualities, that called up the spirit of their ancestors to guide them in making good decisions. The stick ensured that all members, who wished to speak, had their ideas heard. All members of the circle were valued equally”.

Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif.
Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang bergulir peserta didik dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking).
Kelebihan pada strategi ini diantaranya adalah :
a.    menguji kesiapan peserta didik dalam pembelajaran
b.   melatih peserta didik memahami materi dengan cepat
c.    memacu agar peserta didik lebih giat belajar (belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai)
d.   Peserta didik berani mengemukakan pendapat
Sedangkan kelemahan strategi ini diantaranya membuat senam jantung,  membuat  peserta didik  tegang,  ketakutan  akan  pertanyaan  yang akan diberikan oleh guru.
Adapun langkah-langkah pembelajaran Talking Stick adalah:
                   a.      guru menyiapkan sebuah tongkat.
                  b.      guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangan/paketnya.
                   c.      setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya, guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya.
                  d.      guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
                   e.      guru memberikan kesimpulan.
                   f.       evaluasi.
                  g.      penutup.

2.    Compact Disc (CD) Pembelajaran
Fikih merupakan pemahaman mengenai hukum-hukum dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi disekitar kita merupakan gambaran dasar dari pembelajaran Fikih. Oleh karena itu, perlu adanya stimulus belajar yang tepat agar pemahaman peserta didik dapat dimaksimalkan. Salah satu stimulus yang bisa digunakan adalah sebuah media pembelajaran yang berbentuk CD Pembelajaran yang disajikan dengan aspek penglihatan (visual) maupun pendengaran (audio).
CD (compact disc) sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera): bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
CD (compact disc) yaitu penyimpanan informasi gambar dan suara pada piringan (disc).Sedangkan CD pembelajaran yaitu gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara yang ditayangkan sebagai sarana untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Kegunaan CD pembelajaran antara lain:
a.    dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b.   dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
c.    dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri. 
Compact Disk (CD) juga merupakan media berbasis (image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat peserta didik dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan peserta didik harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Dalam penelitian ini, sesuai dengan uraian di atas, CD pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu piringan optikal yang menyimpan uraian materi, konsep, dan soal latihan materi pokok getaran dan gelombang yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan media CD pembelajaran ini mampu memotivasi belajar peserta didik sesuai dengan kemampuannya dan mengorganisasi materi menjadi suatu pola yang bermakna serta menciptakan iklim belajar yang efektif bagi peserta didik yang lambat dan memacu efektivitas belajar bagi peserta didik.

0 Response to "Strategi Pembelajaran Talkng Stick Berbantuan CD Pembelajaran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel