MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA LISAN I
Wednesday, March 12, 2014
Add Comment
I.
PENDAHULUAN
Mata kuliah ini berfokus
pada strategi pengajaran bahasa di kelas-kelas tinggi MI kelas 3 – 6.
Topik-topik yang dibahas meliputi cara meningkatkan perkembangan bahasa lisan
dan tertulispada murid-murid MI kelas 3 – 6. Prasyarat yang harus dipenuhi
untuk mengikuti perkuliahan ini, anda terlebih dahulu menguasai materi yang
berkenaan dengan peningkatan keterampilan Berbahasa Indonesia dan Pendidikan
Bahasa Indonesia di Kelas-Kelas Rendah.
Strategi dalam modul
iniakan mengarahkan guru kelas tinggi 3 - 6 MI dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran bahasa Indonesia secara terpadu. Baik keterpaduan antara aspek
pembelajaran keterampilan berbahasa yakni: menyimak, berbicara, membaca dan
menulis: apresiasi sastra dan aspek kebahasaan maupun keterpaduan dengan bidang
studi lain seperti Matematika, Kesenian, IPA, dan IPS.
Strategi ini ditempuh
sebagai salah satu cara mengatasi hasil pembelajaran yang selama ini dinilai
belum memuaskan. Masalah klasik, yakni guru terlalu banyak memberikan
pengetahuan bahasa dibanding kemampuan Berbahasa. Hal itu terungkap pula dari
hasil observasi Samsuri (1988) yang menyatakan bahwa sebagian besar
pembelajaran bahasa itu berlangsung dengan strategi yang tidak tepat, yakni interaksi guru-buku
teks bukan interaksi guru-siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai sesuai
dengan urutan yang terdapat dalam buku teks tanpa pengolahan terlebih dahulu
sehingga tidak heran jika masih terlalu banyak siswa yang belum terampil
berbahasa, baik lisan maupun tulis.
Maupun secara alamiah
siswa telah mampu berbahasa lisa dan
tulis, namun kemampuan tersebut belum memadai jika dikonfirmasikan tujuan yang
ingin dicapai oleh kurikulum, apalagi dengan tuntutan kehidupan dewasa ini yang
semakin kompleks.
Seseorang dapat disebut
terampilmembaca manakala dia telah mampu membeda-bedakan sifat dan tuntutan
wacana. Cara membaca buku teks teks tenrunya berbeda dengan cara membaca puisi
dan berbeda juga dari membaca novel. Demikian pula untuk terampil menyimak,
berbicara, dan menulis.
II.
TUJUAN
PEMBELAJARAN KHUSUS
A.
Meningkatkan
menyimak dan berbicara dengan kegiatan bercerita kreatif.
B.
Penyusunan
bahan pembelajaran menyimak dan berbicara.
III.
URAIAN
MATERI
A.
Meningkatkan
Menyimak dan Berbicara Dengan Kegiatan Bercerita Kreatif.
Kata “Bercerita” dan
“Kreatif” sudah sangat terkenal. Bercerita merupakan salah satu jenis kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia. Kreatif merupakan salah satu sifat yang
dimiliki oleh manmusia. Sifat ini telah mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan dalam berbagai aspek. Kreativitas manusia telah menjadikan
dunia ini indah dan menyenangkan.
Menyimak dan berbicara
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang dilakukan secara langsung (face
to face communication) antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang
sangat erat, Dawson dalam Tarigan dan Tarigan menjelaskan sebagai berikut.
a.
Ujaran
(speech) dipelajari memalui menyimak dan meniru (imitasi); oleh karena itu,
model atau contoh yang disimak atau yang direkam anak sangat penting dalam penguasaan
serta kecakapan berbicara.
b.
Kata-kata
yang dipelajari kemudian dipakai anak ditentukan stimuli yang ditemuinya dalam
kehidupan.
c.
Ujaran anak
mencerminkan pemakaian bahasa dirumah dan tempat masyarakatnnya hidup;
misalnya: ucapan, intonasi, kosakata, penggunaaan kata, dan pola-pola kalimat.
d.
Anak yang
lebih kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat panjang daripada
kalimat-kalimat yang diucapkannya.
e.
Meningkatkan
keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
f.
Suara merupakan
faktor penting dalam meningkatkan penggunaan kata anak; oleh karena itu akan
tertolong kalau anak menyimak ujaran yang baik dari para guru, rekaman-rekaman
yang bermutu, cerita-cerita yang bermutu tinggi, dan lain-lain.
g.
Berbicara
dengan bantuan alat peraga akan menghasilkan pemahaman informasi yang lebih
baikbagi penyimak. Umumnya anak menggunakan bahasa yang didengarnya atau
disimaknya.
Kaitannya dengan
kegiatan menyimak di kelas-kelas tinggi SD/MI, maka jenis kegiatan menyimak
harus beragam. Beragam baik dari segi penyajiannya maupun bahan yang dijadikan
padanannya. Sebagaimana diungkapkan Nambiar dalam Sarumpaet (1998) bahwa
pengajaran bahasa yang menggunakan berbagai sumber bacan dan bahan pelajaran
lebih berhasil daripada yang hanya menggunakan satu atau dua bahan (dalam
bentuk yang sama).
Tuntutan yang berkenaan
dengan kemampuan menyimak dan berbicara bagi siswa SD/MI di kelas-kelas tinggi
ini diantaranya:
1.
Siswa mampu
menerima informasi dan memberi tanggapan dengan tepat tentang berbagai hal secara
lisan.
2.
Siswa mampu
menyerap pengungkapan perasaan orang lain secara lisan dan tertulis serta
memberi tanggapan secara tepat.
3.
Siswa
mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang lain dari berbagai sumber.
4.
Siswa
memperoleh kenikmatan dan manfaat mendengarkan.
5.
Siswa mampu
memanfaatkan unsur2 kebahasaan karya sastra dalam berbicara dan menulis.
Untuk mencapai tujuan
tersebut Kurikulum 1994 telah memberikan rambu-rambu, yakni pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis. Pelaksanaannya di
kelas pembelajaran harus terintegrasi antara komponen kebahasaan, pemahaman dan penggunaan, dengan
memfokuskan pada salah satu komponen dan memperhatikan prinsip-prinsip
pengajaran antara lain mudah-sukar, dekat-jauh, sederhana-rumit, konkret menuju
abstrak.
Keempat aspek
keterampilan berbahasa harus mendapat porsi yang seimbang, misalnya:










Konteks atau tema
digunakan untuk pengembangan dan perluasan pembendaharaan kata serta pemersatu
kegiatan berbahasa. Selanjutnya pembelajaran kosakata dilakukan dalam konteks
wacana yang dipadukan dengan dengan kegiatan pembelajaran, baik pada
keterampilan berbahasa maupun sastra. Pembelajaran sastra diarahkan untuk
mempertajam perasaan penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap
masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup.
Rambu-rambu tersebut
hendaknya dijadikan landasan untuk meningkatkan perkembangan bahasa lisan –
menyimak dan berbicara – di kelas-kelas tinggi SD/MI. Usaha yang dapat
dilakukan. Diantaranya:
1.
Bercerita
Becerita harus
dibedakan dengan pembacaan cerita (Sarumpaet,1988:132). Bercerita jangan
menggunakan buku. Bercerita berarti menciptakan kembali cerita yang pernah
dibaca. Jalinan antara keterampilan membaca dan bercerita tercermin dalam kegiatan
ini.
Aplikasi kegiatan
bercerita ini dapat dikembangkan lebih dengan bahan atau wacana yang berlainan.
Pembelajaran menyimak berbicara ini erat kaitanya dengan pengajaran wacana
karena tuturan yang dijadikan masukan maupun keluaran itu tidak lain adalah wacana.
2.
Percakapan
terbimbing
Salah satu bentuk
pembelajaran bahasa lisan ini adalah percakapan. Butir pembelajaran ini
sebenarnya dapat menggunakan teknik percakapan terbimbing dan bebas. Namun,
sampai saat ini percakapan bebas belum diangkat menjadi butir pembelajaran
karena masih terdapatnya kekhawatiran guru akan pengaruh negatif percakapan
tersebut pada siswa (lihat syamsudin AR, 1989:19).
Percakapan terbimbing
bukan berarti siswa diarahkan untuk menghafal teks melainkan dibimbing dengan
sebuah kerangka ptunjukdan kerangka pola bahasa.
a.
Kerangka
petunjuk
Pihak A
|
Pihak B
|
Menegur/menyapa
|
Menjawab
dan menanyakan berita
|
Menjawab
dan menceritakan sesuatu (sesuai dengan tema pembelajaran)
|
Tertarik
dan menanyakan lebih lanjut tentang sesuatu (mungkin tempat, waktu,
cara,dsb.)
|
Menjelaskan
dan mengajak
|
Tertarik
dan akan ikut serta
|
Menanyakan
|
Menjawab
|
dst*
|
dst*
|
Salam
|
Salam
|
(dikutip dari Syamsudin AR (1989 :
19-20) dengan sedikit perubahan).
Untuk kelas 5 dan 6 bisa diisi dengan diskusi kecil yang diangkatdari
tema.*
b.
Kerangka pola
bahasa
percakapan jenis inibermuara
pada penggunaan dan penguasaan jenis-jenis bahasa. Pada Kurikulum 1994 Madrasah
Ibtidaiyah terdapat butir pembelajaran yang berhubungan dengan penggunaan kata
tanya seperti apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan; butir pembelajaran
pengembangan kosakata (disesuaikan dengan tema), seperti, kosakatabidang
lingkungan, olah raga, kesehatan, pendidikan, kesenian, dan lain-lain; butir
pembelajaran struktur, seperti penggunan kalimat majemuk dan sebagainya.
Contoh:
PIHAK
A
|
PIHAK
B
|
Menanyakan
sesuatu dengan
Bagaimanakah .........
|
Menjawab
dan menyodorkankemungkinan dengan pertanyaan
Bagaiman
dengan ..........
|
Setuju ..........
Tetapi ..........
|
Setuju
juga ..........
Namun
sebaliknya ............
|
Sepakat
dan mengakhiri percakapan
|
Mengakhiri
percakapan
|
B.
penyusunan
Bahan Pembelajaran Menyimak dan Berbicara.
Pada modul sebelumnya
telah dibahas hal-hal yang berkenaan oleh strategi pengembangan kemampuan
menyimak dan berbicara di kelas tinggi MI. Pada bagian ini akan dibahas model
pembelajarannya. Pembelajaran ini mengacu pada pendekatan intregatif. Oleh
karena itu merancang bahan pembelajaran prinsip tersebut harus senantiasa
menjadi patokan.
Sesuai dengan pokok
bahasan ini, fokus pembelajaran kali ini yaitu menyimak. Dengan demikian, waktu
yang banyak diberikan adalah pada bagian menyimak, selanjutnya kegiatan
menyimak ini dapat dipadukan dengan kegiatan menulis, berbicara, dan membaca,
serta aspek kebahasaan. Sebuah contoh diangkat model pembelajaran
menyimak di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah.
Siswa
mampu memahami gagsan yang didengar secara langhsung atau media elektronik.
|
Selanjutnya, carilah
butir-butir pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Pada
tiap semester terdapat sejumlah butir pembelajaran yang dapat dipilih dan
diolah guru sebagai bahan pembelajaran di kelas. Butir pembelajaran pada
semester 1 yang sesuai dengan tujuan tersebut adalah
Menceritakan
kembali secara lisan atau tertulis cerita rakyat dari daerah sendiri atau
daerah lain yang telah dibaca atau didengar, kemudian membicarakannya.
|
Berdasarkan butir
pembelajaran ini, dapat ditentukan perilaku-perilaku yang diharapkan dapat
ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran, seperti kegiatan mendengar,
menjawab pertanyaan, menceritakan kembali, dan membicarakan atau mendiskusikan
cerita yang didengar. Kegiatan-kegiatan tersebut melandasi penyusunan tujuan
pembelajaran khusus.
IV.
KESIMPULAN
Kata “Bercerita” dan
“Kreatif” sudah sangat terkenal. Bercerita merupakan salah satu jenis kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia. Kreatif merupakan salah satu sifat yang
dimiliki oleh manmusia. Sifat ini telah mendorong manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan dalam berbagai aspek. Kreativitas manusia telah menjadikan
dunia ini indah dan menyenangkan.
Menyimak dan berbicara
merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang dilakukan secara langsung (face
to face communication) antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang
sangat erat, Dawson dalam Tarigan dan Tarigan menjelaskan sebagai berikut.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah ini kami susun,kami menyadari bahwa makah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa
mendatang, semoga makalah iani bermanfaat bagi pembaca sekalian.
0 Response to "MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA LISAN I"
Post a Comment