PERAN TAUHID DALAM KEHIDUPAN SOSIAL ( TAUHID SEBAGAI FALSAFAH HIDUP )
Wednesday, March 12, 2014
1 Comment
I. PENDAHULUAN
Sejak dalam alam penciptaannya, seorang manusia
(sesungguhnya) telah memiliki rasa ingin tahu terhadap apa dan mengapa telah
tercipta segala yang ada di depannya. Dalam naluri mereka mulai bertanya “
dari mana semua ini berasal dan akan kemana itu berakhir? Pertanyaan itulah
yang kemudian tercatat dalam al-Quran, yang pada akhirnya membawa Nabi Ibrahim
as. ke jalan untuk menemukan Rabbnya. Ayat
tersebut ialah surat al-An’am ayat 76-80 yang artinya:
“Ketika
malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘inilah
Tuhanku’, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, ‘Saya tidak suka
kepada yang tenggelam’,. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata,
‘Inilah Tuanku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang
sesat’. Kemudian tatkala dia melihat matahari, Dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’
inilah yang lebih besar’. Maka tatkala matahari terbenam, Dia berkata, ‘Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan
bumi, dengan cendrung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan’. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia
berkata ‘apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah
telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari)
sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali dikala Tuhanku
menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka, apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (dari padanya)?
Ayat di atas menjadi sebuah bukti bahwasanya Tauhid merupakan
sebuah misi risalah yang hendak dicapai oleh Nabi Ibrahim as sehingga pada
akhirnya dia beriman kepada Allah yang Esa, dan meyakini bahwa tidak ada Tuhan
selain-Nya. Misi risalah itulah yang juga diemban oleh Nabi Muhammad saw dan
juga para Nabi lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anbiya ayat 25
: “Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau (Muhammad)
melainkan kami wahyukan kepadanya ‘Bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Aku, Maka sembahlah Aku”.
Betapa pentingnya Tauhid bagi kehidupan manusia, sehingga
ditempatkan pada bagian yang pertama dan utama oleh semua agama khususnya agama
samawi. oleh karenanya, sangat penting sekali untuk diketahui tentang “apa
sebenarnya peran atau manfaat ilmu Tauhid bagi kehidupan manusia?” sehingga
dijadikan sebuah tujuan utama dari diutusnya para nabi dan Rasul.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara singgkat
tentang peran tauhid tersebut dalam kehidupan umat manusia, dengan harapan bisa
bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca makalah ini.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Pengertian Ilmu Tauhid
B. Peran Tauhid Dalam Kehidupan Sosial
C.
Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Tauhid
Perkataan
tauhid berasal dari bahasa arab Wahhada-Yuhawwidu yang secara etimologis
berarti ke-Esaan, sehingga istilah mentauhidkan berarti, “Mengesakan”.
Sementara para ulama medefesikan tauhid berbeda, tetapi perbedaan itu hanyalah
pada redaksi atau kalimat yang digunakan, sedangkan substansinya sama. Seperti Syekh
Muhammad Abduh mengatakan bahwa “Tauhid ialah suatu ilmu yang membahas
tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat-sifat yang
boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib
dilenyapkan dari pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Alah, meyakinkan
kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan) kepada mereka, dan
apa yang terlarang menghubungkan kepada mereka.”[1]
Sementara
Affandi al-Jasr mengatakan, ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas
hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan dalil-dalil yang meyakinkan. Selain itu Prof. M. Thahir A. Muin
memberikan difinisi : Tauhid ialah ilmu yang menyelidiki dan membahas soal
yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan bagi sekalian utusan-utusan-Nya,
juga mengupas dalil-dalil yang mungkin cocok dengan akal pikiran sebagai alat
untuk membuktikan ada-Nya zat yang mewujudkan.[2]
Disamping
itu, masih banyak difenisi lain yang dikemukakan para ahli tentang ilmu tauhid
tersebut. Hal itulah yang memberi sebuah gambaran bahwa nampaknya belum ada
kesepakatan di antara para ahli mengenai difenisi dari ilmu tauhid. Akan
tetapi, dari difenisi-difenisi yang diberikan para ahli tersebut, setidaknya
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ilmu tauhid ialah ilmu yang berghubungan
dengan masalah ketuhanan (Allah), rasul atau nabi, dan masalah-masalah yang
berkaitan dengannya.
Sejalan
dengan perkembangan ruang lingkup pembahasan ilmu ini, maka terkadang ilmu
tauhid ini dinamai pula ilmu teologi, ilmu ushuluddin, ilmu aqaid, dan ilmu
ketuhanan. Dinamai ilmu teologi karena ilmu ini juga membahas tentang bagaimana
mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil dan
bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan yang
bertentangan dengan dalil. Selain itu, pada intinya ilmu teologi ini juga
berhubungan dengan masalah ketuhanan. Selanjutnya dinamai ilmu ushuluddin,
karena ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan yaitu keyakinan dan kepercayaan
kepada tuhan, dinamai ilmu aqa’id, karena dengan illmu ini seseorang diharapkan
agar meyakini dalam hatinya secara mendalam dan mengikatkan dirinya hanya pada
Allah sebagai Tuhan.
Dari
pembahasan di atas tampak bahwa, pada intinya ilmu tauhid ialah ilmu yang
berbicara tentang bagaimana seseorang meyakini, dan percaya bahwa hanya ada satu
tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, sehingga ilmu tauhid ini adalah sebuah
disiplin ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia khususnya bagi
umat beragama untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan baik di dunia maupun di
akhirat.
Adapun
yang menjadi objek kajian dari ilmu tauhid ini ialah aqidah yang diterangkan
dalil-dalilnya, yakni aqidah yang dimaksud ialah pendapat dan pikiran atau
anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi suatu bagian dari manusia
sendiri, dipertahankan dan di I’tikadkan bahwa hal itu adalah benar. Oleh
karenanya, akidah-akidah itu adalah merupakan akidah diniyah, adakalanya
merupakan aqidah adabiah, akidah khuluqiah, aqidah ilmiah, aqidah siyasiyah,
menurut corak dan warna masing-masing walaupun satu sama lain mempunyai
hubungan yang erat.
B. Peran Tauhid Dalam Kehidupan Sosial
Tauhid
mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat muslim. Diantara peranan tauhid
dalam kehidupan sosial muslim di era modern adalah:
a.
Membebaskan manusia dari perbudakan
mental dan penyembahan kepada semua makhluk.
Sampai
sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti
tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang
menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya pikir
kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan
bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka
akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.[3]
Firman
Allah SWT SWT :
tPöqtƒ Ü=¯=s)è? öNßgèdqã_ãr ’Îû Í‘$¨Z9$# tbqä9qà)tƒ !$uZoKø‹n=»tƒ $oY÷èsÛr& ©!$# $uZ÷èsÛr&ur hwqß™§9$# ÇÏÏÈ (#qä9$s%ur !$oY/u‘ !$¯RÎ) $uZ÷èsÛr& $uZs?yŠ$y™ $tRuä!#uŽy9ä.ur $tRq=|Êr'sù gŸx‹Î6¡¡9$# ÇÏÐÈ
“Pada hari ketika muka mereka
dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata
kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka
berkata:
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan (
yang benar ). ". ( QS. Al- Ahzaab : 66 - 67)
Fungsi ini
dirujukkan pada kalimat “Laailaahaillallah ” ( tidak ada Tuhan selain
Allah ). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan
mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah” berarti seorang muslim
telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya. Dan
sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min
‘ibadatil ‘ibad ila ‘ibadatillahi ” atau membebaskan manusia
dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.
b. Mengajarkan emansipasi manusia dari
nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-
kesenangan sensual belaka[4]
Suatu
kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan
kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran jernih.
Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.
|M÷ƒuäu‘r& Ç`tB x‹sƒªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd |MRr'sùr& ãbqä3s? Ïmø‹n=tã ¸x‹Å2ur ÇÍÌÈ ÷Pr& Ü=|¡øtrB ¨br& öNèduŽsYò2r& šcqãèyJó¡o„ ÷rr& šcqè=É)÷ètƒ 4 ÷bÎ) öNèd žwÎ) ÄN»yè÷RF{$%x. ( ö@t/ öNèd ‘@|Êr& ¸x‹Î6y™ ÇÍÍÈ
“Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah
seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)”. ( QS. Al- Furqon : 43 - 44).
c.
Sebagai frame of thought
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Maksudnya
ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran
mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak,
potensial, maupun yang konkret. Namun, kenyataannya umat muslim sekarang berada dalam
suatu ironi
( keterbalikan)
dimana kemiskinan, kelaparan dan kebodohan belum juga teratasi, jarak antara si
kaya dengan si miskin semakin tajam, keadilan dan kejujuran semakin langka, serta
kebenaran semakin mudah direkayasa di tengah – tengah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada tujuan
ilmu pengetahuan dan teknologi justru demi upaya pembebasan dan memudahkan
manusia ( umat muslim khususnya) dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
hidup mereka.
d. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia
Apabila
tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan islam tumbuh
sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani wilayah - wilayah
peradaban lokal menjadi peradaban mondial karena tauhid merupakan paradigma
dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai
bukti banyak ilmuan kelas dunia yang lahir dari dunia islam dan karya- karyanya
telah menjadi landasan bagi kelahiran ilmu pengetahuan dan peradaban barat
modern.
e. Sebagai pondasi keimanan yang juga
menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika
seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten[5]
Dengan
menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah
yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak
terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki
kekuatan maupun kekuasaan selain Illahirabbi.
f.
Mengajarkan kepada umat islam supaya
menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka
Dengan
kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian yang terjadi
merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna
oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala
hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang
tampak, Dia lah Tuhan yang patut untuk
disembah dan tiada Tuhan selain Dia.
C. Manfaat Mempelajari Ilmu Tauhid
Ilmu
tauhid merupakan sebuah disiplin ilmu Islam yang amat dikenal baik oleh
kalangan akademis ataupun oleh masyarakat pada umumnya. Hal itu terlihat dari
keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di
masyarakat. Karena keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam kehidupannya
seringkali dilihat dari sisi tauhid (teologi). Hal itulah yang menjadikan ilmu
ini menarik untuk dikaji, dan diketahui oleh setiap umat islam, sehingga bisa
mengambil manfaat dari ilmu ini untuk mencapai sebuah tujuan hakiki dari
kehidupan ini. Akan tetapi, bukan berarti disiplin ilmu ini adalah ilmu
satu-satunya yang harus dipelajari, karena sebagaimana dikatakan oleh Harun
Nasution bahwa untuk mengetahui dan memahami tentang agama Islam,
diharuskan islam ini dipelajari dari berbagai disiplin ilmu (persepektif).[6]
Perlu
diketahui, bahwa pada hakikatnya tauhid ini bukan hanya sekedar diketahui dan
dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari itu, ia harus dihayati dengan baik
dan benar, karena apabila tauhid telah dimiliki, dimengerti, dan dihayati
dengan baik dan benar, maka kesadaran seseorang akan tugas dan kewajibannya
sebagai hamba Allah akan muncul dengan sendirinya. Inilah salah satu manfaat
dari ilmu tauhid.
Selain
itu, tauhid juga berfungsi sebagai pembimbimbing umat manusia untuk menemukan
kembali jalan yang lurus seperti yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul,
karena jika di ibaratkan sebuah pohon, tauhid adalah pokok akar untuk menemukan
kembali jalan Allah, yang dapat membawa umat manusia kepada puncak segala
kebaikan. Begitu juga dengan kayakinan (tauhid) akan eksistensi
tuhan yang maha esa (Allah) akan melahirkan keyakinan bahwa semua yang ada di
ala mini adalah ciptaan tuhan, semuanya akan kembali kepada tuhan, dan segala
sesuatu berada dalam urusan yang maha esa itu. Dengan demikian segala
perbuatan, sikap, tingkah laku, dan perkataan seseorang selalu berpokok pada
modus ini. Sebagai mana firman Allah dalam al-Quran yang artinya :
$tBur
àMø)n=yz
£`Ågø:$#
}§RM}$#ur žwÎ)
Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
“Dan Aku tidak
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku”(al-Dzariyat:56)
x‚$ƒÎ) ߉ç7÷ètR
y‚$ƒÎ)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ
“Hanya engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada engkaulah
kami mohon pertolongan”(al-Fatihah:5)
ö@è%
uqèd
ª!$#
î‰ymr&
ÇÊÈ ª!$#
߉yJ¢Á9$# ÇËÈ
“Katakanlah, “Dialah Allah yang maha Esa. Allah adalah tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu..”(al-Ikhlas:1-2)
Dari
ayat diatas dapat diketahui bahwa ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal
batin, tetapi juga meliputi sikap tingkah laku, perkataan, dan perbuatan
seseorang. Oleh karena itu, orang-orang yang telah mampu memahami dan
menghayati tauhid dengan dan dan benar akan membawa kepada kebahagiaan baik itu
segi lahir ataupun batin.
Sehingga
jelas bagi seseorang, bahwa tauhid tidak cukup untuk dimiliki dan dihayati,
karena jika hanya demikian hanya akan menghasilkan keahlian dalam seluk beluk
ketuhanan, namun tidak berpengaruh apa-apa terhadap seseorang tersebut,
sehingga dirinya akan berada diluar ketauhidan yang sebenarnya, bahkan mungkin
bisa sampai keluar dari keislamannya, karena maksud dan tujuan tauhid bukan
sekedar diakui dan diketahui saja, tetapi lebih dari itu tauhid mengadung
hal-hal yang beramanfaat bagi kehidupan manusia yaitu :
1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan
2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong
mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;
3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan
kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin[7]
Dari
empat poin yang diatas dapat dipahami bahwa tauhid selain bermanfaat bagi
hal-hal batin, juga bermanfaat bagi hal-hal lahir. Sehingga dari poin tersebut
sangat jelas manfaatnya bagi kehidupan manusia.
IV. KESIMPULAN
Peran
tauhid
a. Membebaskan manusia dari perbudakan
mental dan penyembahan kepada semua makhluk.
b. Mengajarkan emansipasi manusia dari
nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan-
kesenangan sensual belaka
c. Sebagai frame of thought
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia
e. Sebagai pondasi keimanan yang juga
menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika
seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten
f.
Mengajarkan kepada umat islam supaya
menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka
Manfaat
mempelajari tauhid
1. Sebagai sumber dan mutivator perbuatan kebajikan dan keutamaan
2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong
mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan;
3. Mengerluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan
kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan
4. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin
V. PENUTUP
Demikian
makalah ini kami sampaikan, sebagai pemakalah kami menyadari bahwa penyusunan,
penulisan dan penyampaian pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Kritik dan saran yang membangun sangat sangat kami harapkan, guna memperbaiki
proses penyusunan makalah di kesempatan berikutnya.
Membaca tulisan ini sungguh sangat menarik karena tinjauan dalam tulisan diambil dari sudut yang berbeda. Sangat jarang orang menulis tauhid dalam konteks sosial yg mudah dimengerti dan sederhana. Sebagai suatu falsafah hidup ilmu tauhid merupakan inti dari hubungan sosial yang egaliter dan membebaskan manusia menuju keridloaan Allah swt
ReplyDelete